Senin, 29 Juni 2009

pemikiran 4

oleh;yanto 

BAB I 

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 
  Implementasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tentang Standar Pendidikan Nasional membawa implikasi terhadap sistem penilaian, termasuk model dan teknik penilaian yang dilaksanakan di kelas. 
Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan merupakan penilaian internal (internal assessment), sedangkan penilaian yang diselenggarakan oleh pemerintah merupakan penilaian eksternal (external assessment). Penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pengendali mutu, seperti ujian nasional. 
  Penilaian kelas merupakan penilaian internal terhadap proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru di kelas atas nama sekolah untuk menilai kompetensi peserta didik pada tingkat tertentu pada saat dan akhir pembelajaran. Kurikulum berbasis kompetensi menuntut model dan teknik penilaian dengan Penilaian Kelas sehingga dapat diketahui perkembangan dan ketercapaian berbagai kompetensi peserta didik. Oleh karena itu, model penilaian kelas ini diperuntukkan khususnya bagi pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan. 

B. Tujuan 
Penyusunan model Penilaian Kelas ini bertujuan untuk:
1. Memberikan penjelasan mengenai orientasi baru dalam penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi.
2. Memberikan wawasan tentang konsep penilaian hasil belajar yang dilaksanakan pada tingkat kelas oleh pendidik.
3. Memberikan rambu-rambu penilaian pembelajaran.
4. Memberikan prinsip-prinsip pengolahan dan pelaporan hasil penilaian. 

C. Ruang lingkup 
Isi model penilaian kelas ini meliputi konsep dasar penilaian kelas, teknik penilaian, langkah-langkah pelaksanaan penilaian, pengelolaan hasil penilaian serta pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian. Dalam konsep penilaian, akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan penilaian, manfaat penilaian, fungsi penilaian dan rambu-rambu penilaian. Teknik penilaian akan menjelaskan berbagai cara dan alat penilaian. Langkah-langkah pelaksanaan penilaian memberikan arahan penetapan indikator, pemetaan kompetensi dan teknik penilaian yang sesuai serta contoh penilaiannya. Pengelolaan hasil penilaian memberikan arahan dalam menganalisis, menginterpretasi, dan menentukan nilai pada setiap proses dan hasil pembelajaran. Pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian mencakup pemanfaatan hasil, bentuk laporan hasil penilaian dan penentuan kenaikan kelas. 

D. Sasaran Pengguna Model Penilain Kelas 
Model Penilain kelas ini diperuntukkan bagi pihak-pihak berikut:
1. Para guru di sekolah untuk menyusun program penilaian di kelas masing-masing
2. Pengawas dan kepala sekolah untuk merancang program supervisi pendidikan di sekolah
3. Para penentu kebijakan di daerah untuk membuat kebijakan dalam penilaian kelas yang seharusnya dilakukan di sekolah.
 
BAB II
KONSEP DASAR PENILAIAN KELAS


A. Pengertian Penilaian Kelas
Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi.
Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian kelas lebih merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan, dalam hal ini nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri. 
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.

B. Manfaat Penilaian Kelas
Manfaat penilaian kelas antara lain sebagai berikut:
1. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi. 
2. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial. 
3. Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
4. Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar.
5. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan. 
6. Untuk memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah) dalam mempertimbagkan konsep penilaian kelas yang baik digunakan



C. Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas memiliki fungsi sebagai berikut: 
1. Menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan). 
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.  
5. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik.

D. Rambu-rambu Penilaian Kelas
1. Kriteria Penilaian Kelas
a. Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam menyusun soal sebagai alat penilaian perlu memperhatikan kompetensi yang diukur, dan menggunakan bahasa yang tidak mengandung makna ganda. Misal, dalam pelajaran bahasa Indonesia, guru ingin menilai kompetensi berbicara. Bentuk penilaian valid jika menggunakan tes lisan. Jika menggunakan tes tertulis penilaian tidak valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misalnya guru menilai dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan penskorannya harus jelas.
c. Terfokus pada kompetensi
Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan).
d. Keseluruhan/Komprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi peserta didik.
e. Objektivitas
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
f. Mendidik
Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.
2. Prinsip Penilaian Kelas
Dalam melaksanakan penilaian, guru sebaiknya:
a. Memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara terpadu.
b. Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri.
c. Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik.
d. Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.
e. Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik.
f. Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian kelas dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, dan pengamatan tingkah laku.
g. Melakukan Penilaian kelas secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Ulangan harian dapat dilakukan bila sudah menyelesaikan satu atau beberapa indikator atau satu kompetensi dasar. Pelaksanaan ulangan harian dapat dilakukan dengan penilaian tertulis, observasi atau lainnya. Ulangan tengah semester dilakukan bila telah menyelesaikan beberapa kompetensi dasar, sedangkan ulangan akhir semester dilakukan setelah menyelesaikan semua kompetensi dasar semester bersangkutan. Ulangan kenaikan kelas dilakukan pada akhir semester genap dengan menilai semua kompetensi dasar semester ganjil dan genap, dengan penekanan pada kompetensi dasar semester genap. Guru menetapkan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik berdasarkan hasil belajarnya pada kurun waktu tertentu (akhir semester atau akhir tahun).
 
Agar penilaian objektif, guru harus berupaya secara optimal untuk (1) memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja peserta didik dan tingkah laku dari sejumlah penilaian, (2) membuat keputusan yang adil tentang penguasaan kompetensi peserta didik dengan mempertimbangkan hasil kerja (karya)

3. Penilaian Hasil Belajar Masing-masing Kelompok Mata Pelajaran
a. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:
  1). Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik
  2). Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik
b. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai 
c. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik.
d. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,dan kesehatan dilakukan melalui: 
  1). Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik; dan
  2). Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.


E. Ranah Penilaian 
Kurikulum berbasis kompetensi tidak semata-mata meningkatkan pengetahuan peserta didik, tetapi kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dengan kata lain, kurikulum tersebut menuntut proses pembelajaran di sekolah berorientasi pada penguasaan kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan.
Kurikulum tersebut memuat sejumlah standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran. Satu standar kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, satu kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian hasil belajar. Indikator tersebut menjadi acuan dalam merancang penilaian.
 
BAB III
TEKNIK PENILAIAN


Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Berdasarkan indikator-indikator ini dapat ditentukan cara penilaian yang sesuai, apakah dengan tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok. Untuk itu, ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.  
 
A. Penilaian Unjuk Kerja  
  1. Pengertian
  Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek OR, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut
a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. 
b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati
  2. Teknik Penilaian Unjuk Kerja
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:
  a. Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar. 

 
Contoh Check list 
  Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris 

Nama peserta didik: ________ Kelas: _____

No. Aspek Yang Dinilai Baik Tidak baik
1. Organization ( Introduction, body, conclusion)  
2. Content ( depth of knowledge, logic)  
3. Fluency  
4. Language:  
 Pronunciation  
 Grammar  
 Vocabulary  
5. Performance ( eye contact, facial expression, gesture)  
Skor yang dicapai 
Skor maksimum 7
Keterangan
Baik mendapat skor 1
Tidak baik mendapat skor 0

b. Skala Penilaian (Rating Scale) 
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat. 

  
Contoh Rating Scale 

  Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris 

Nama Siswa: ________ Kelas: _____
No Aspek Yang Dinilai Nilai
  1 2 3 4
1. Organization ( Introduction, body, conclusion)  
2. Content ( depth of knowledge, logic)  
3. Fluency  
4. Language:  
 pronunciation  
 grammar  
 vocabulary  
5. Performance ( eye contact, facial expression, gesture)  
Jumlah  
Skor Maksimum 28



Keterangan penilaian:
1 = tidak kompeten
2 = cukup kompeten
3 = kompeten
4 = sangat kompeten

kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut
1). Jika seorang siswa memperoleh skor 26-28 dapat ditetapkan sangat kompeten
2). Jika seorang siswa memperoleh skor 21-25 dapat ditetapkan kompeten 
3). Jika seorang siswa memperoleh skor 16-20 dapat ditetapkan cukup kompeten
4). Jika seorang siswa memperoleh skor 0-15 dapat ditetapkan tidak kompeten

B. Penilaian Sikap
  1. Pengertian 
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. 
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.
• Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan. 
• Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
• Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.  
• Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Geografi. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri. 
• Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran. 

  2. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
  a. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.

  Contoh halaman sampul Buku Catatan Harian:



















  Contoh isi Buku Catatan Harian :

No. Hari/ Tanggal Nama peserta didik Kejadian 
   










Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negatif. Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan.
Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu. Berikut contoh format Penilaian Sikap.

Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktek IPA :


No. 
Nama Perilaku 
Nilai 
Keterangan
  Bekerja sama Berini-siatif Penuh Perha-tian Bekerja sistematis  
1. Ruri  
2. Tono  
3. ....  

  Catatan:
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
  1 = sangat kurang
  2 = kurang
  3 = sedang
  4 = baik
  5 = amat baik
b. Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku
c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut
  Nilai 18-20 berarti amat baik
  Nilai 14-17 berarti baik
  Nilai 10-13 berarti sedang
  Nilai 6-9 berarti kurang
  Nilai 0-5 berarti sangat kurang

  b. Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung atau wawancara tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai "Peningkatan Ketertiban".
Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
  c. Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya. 
 
Untuk menilai perubahan perilaku atau sikap peserta didik secara keseluruhan, khususnya kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan jasmani, semua catatan dapat dirangkum dengan menggunakan Lembar Pengamatan berikut.  

Contoh Lembar Pengamatan
(Kelompok Mata Pelajaran: Agama, Kewarganegaraan, Estetika, Jasmani)

   
  Perilaku/sikap yang diamati: ........................................

Nama peserta didik: ... kelas... semester...  
  
No Deskripsi perilaku awal Deskripsi perubahan Capaian
  Pertemuan ...Hari/Tgl... ST T R SR
1  
2  

Keterangan
a. Kolom capaian diisi dengan tanda centang sesuai perkembangan perilaku
  ST = perubahan sangat tinggi
  T = perubahan tinggi
  R = perubahan rendah
  SR = perubahan sangat rendah 
b. Informasi tentang deskripsi perilaku diperoleh dari:
  1). pertanyaan langsung
  2). Laporan pribadi
  3). Buku Catatan Harian 
 
C. Penilaian Tertulis 
  1. Pengertian 
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.
  2. Teknik Penilaian
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
  a. memilih jawaban, yang dibedakan menjadi:
1) pilihan ganda
2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
3) menjodohkan
4) sebab-akibat

b. mensuplai jawaban, dibedakan menjadi:  
1) isian atau melengkapi
2) jawaban singkat atau pendek 
3) uraian
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, menjodohkan dan sebab akibat merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami dengan cakupan materi yang luas. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari. Peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas.
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.
a) Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diuji;
b) materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum;
c) konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas;
d) bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.


  Contoh Penilaian Tertulis

  Mata Pelajaran : Geografi
  Kelas/Semester : X/1

  Mensuplai jawaban (Bentuk Uraian)
  1. Jelaskan proses terjadinya alam semesta menurut teori Big Bang
  2. ...

  Cara Penskoran: 
  Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.

D. Penilaian Proyek
  1. Pengertian 
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. 
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas. 
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: 
• Kemampuan pengelolaan 
  Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
• Relevansi
  Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
• Keaslian
  Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik. 

  2. Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. 
  Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek:
  a) penelitian sederhana tentang air di rumah;
  b) Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.

  Contoh Penilaian Proyek

  Mata Pelajaran : Sejarah
  Nama Proyek : Perkembangan Islam di Nusantara
  Alokasi Waktu : Satu Semester
Nama Siswa : ______________________ Kelas : XI/1
No Aspek * Skor (1 – 5)**
1. Perencanaan:
a. Persiapan 
b. Rumusan Judul  
2. Pelaksanaan
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data/Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan 
3. Laporan Proyek
a. Performans
b. Presentasi / Penguasaan 
 Total Skor  
  * Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa/sekolah
  ** Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.

E. Penilaian Produk
  1. Pengertian 
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
• Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
• Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik. 
• Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. 

  2. Teknik Penilaian Produk
  Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
a) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
b) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal. 

  Contoh Penilaian Produk

  Mata Pelajaran : IPA (Kimia) 
  Nama Proyek : Membuat Sabun
  Alokasi Waktu : 4 kali Pertemuan

Nama Siswa : ______________________ Kelas : XI/1
No Aspek * Skor (1 – 5)**
1. Perencanaan Bahan  
2. Proses Pembuatan
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keamanan, Keselamatan dan Kebersihan) 
3. Hasil Produk
a. Bentuk Fisik
b. Inovasi 
 Total Skor  
* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat
  ** Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
F. Penilaian Portofolio 
  1. Pengertian 
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. 
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dsb.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:
a. Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri. 
Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri.
b. Saling percaya antara guru dan peserta didik
Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik.
c. Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan
d. Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya.
e. Kepuasan 
Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
f. Kesesuaian 
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
g. Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik. 
h. Penilaian dan pembelajaran 
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.

  2. Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: 
a. Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri. 
b. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didik mengumpulkan gambar-gambar buatannya.
c. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah. 
d. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
e. Sebaiknya tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik sebelum mereka membuat karyanya . Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, Kriteria penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
f. Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
g. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
h. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.

  Contoh Penilaian Portofolio

  Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia 
  Alokasi Waktu : 1 Semester

Nama Siswa : _________________ Kelas : X/1

No Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar Periode Kriteria Keterangan
  Tata bahasa Kosa kata Kelengkapan gagasan Sistematika
penulisan 
1. Menulis karangan deskriptif 30/7  
  10/8  
  dst.  
2. Membuat resensi buku 1/9  
  30/9  
  10/10  
  Dst.  

Catatan:
Setiap karya siswa sesuai Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 0 - 10 atau 0 - 100. Semakin baik hasil yang terlihat dari tulisan peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan tulisan yang dinilai.


G. Penilaian Diri (self assessment)
  1. Pengertian
 Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
a. Penilaian kompetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian diri peserta didik didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
b. Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. 
c. Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain:
1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;
3) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian. 

  2. Teknik Penilaian
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
b) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
c) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.
d) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
e) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
f) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.




  Contoh Penilaian Diri

  Mata Pelajaran : Matematika 
  Aspek : Kognitif
  Alokasi Waktu : 1 Semester

Nama Siswa : _________________ Kelas : X/1

No S. Kompetensi / K. Dasar Tanggapan Keterangan
  1 0 
1. Aljabar
a. Menggunakan aturan pangkat
b. Menggunakan aturan akar
c. Menggunakan aturan logaritma
d. Memanipulasi aljabar 1 = Paham
0 = Tidak Paham
2. Dst  

  Catatan:
Guru menyarankan kepada peserta didikk untuk menyatakan secara jujur sesuai kemampuan yang dimilikinya, karena tidak berpengaruh terhadap nilai akhir. Hanya bertujuan untuk perbaikan proses pembelajaran.

Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.























BAB IV
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENILAIAN

A. Penetapan Indikator Pencapaian kompetensi

Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti: mengidentifikasi, menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan.
Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan peserta didik. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian kompetensi. Hal ini sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar yang terkait. Indikator pencapaian kompetensi, yang menjadi bagian dari silabus, dijadikan acuan dalam merancang penilaian. Berikut contoh penetapan indikator mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan tingkat SMA kelas X/1.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator pencapaian*
Mempraktikkan keterampilan rangkaian senam lantai dan nilai yang terkandung di dalamnya Mempraktikkan serangkaian senam lantai tanpa alat serta nilai percaya diri, kerjasama dan tanggung jawab 1. Melakukan 2 jenis rangkaian gerak senam lantai dengan percaya diri
2. Menjelaskan nilai yang terkandung dalam rangkaian gerakan senam
3. dst. 
* : dikembangkan oleh guru 

B. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator

Pemetaan standar kompetensi dilakukan untuk memudahkan guru dalam menentukan teknik penilaian. Berikut Contoh pemetaan untuk mata pelajaran bahasa Inggris

No 
Aspek Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Kriteria ketuntasan Teknik Penilaian
  Tes Perf Prod Proy Port
1 Mendengarkan Kemampuan memahami makna dalam teks percakapan, transaksional/ interpersonal, sangat sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat Merespon percakapan transaksional (to get things done) dan interpersonal untuk bersosialisasi lisan secara akurat, lancar dan bertema yang yang melibatkan tindak tutur mengapa yang belum/sudah dikenal, memperkenalkan diri sendiri/orang lain, memerintah atau melarang
  Merespon sapaan yang belum/sudah dikenal
 Merespon perkenalan diri sendiri/orang lain
 Merespon perintah/larangan 75%





  75%




  70% -





-




- v





v




v -





-




- -





-




-
 -





-




-

2 Berbicara Kemampuan mengungkapkan makna dalam teks lisan, fungsi-onal pendek, sangat sederhana secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat Mengungkapkan makna dalam bahasa lisan terutama dalam teks lisan, fungsional pendek (misal: berbagai instruksi, berbagai daftar benda, ucapan selamat, pengumuman) sangat sederhana dengan akurat, lancar dan berterima Memberi instruksi - v - - v
3 Membaca Kemampuan membaca nyaring bermakna dan mema-hami makna dalam teks tulis fungsio-nal pendek, sangat seder-hana berka-itan dengan lingkungan terdekat Membaca nyaring bermakna, kata frasa dan kalimat dengan ucapan tekanan dan intonasi yang berterima Membaca nyaring pengumuman 75% - V - - v
4 Menulis Kemampuan mengungkapkan makda dalam teks fungsional pendek sangat sederhana secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsi-onal pendek, misal, notices shopping list, kartu ucapan selamat, pengumuman, sangat sederhana secara akurat lancar dan berterima Menulis teks fungsional pendek berbentuk :
- notices
- Kartu uca
  pan
- pengu  
  muman
- shop- ping
  list V - V - v


C. Penetapan Teknik Penilaian

Dalam memilih teknik penilaian mempertimbangkan ciri indikator, contoh:
• Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya adalah unjuk kerja (performance).
• Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya adalah tertulis.
• Apabila tuntutan indikator memuat unsur penyelidikan, maka teknik penilaiannya adalah proyek.


D. Contoh Alat dan Penskoran Dalam Penilaian
Berikut contoh-contoh alat dan cara penskoran dalam penilaian untuk berbagai mata pelajaran. Contoh-contoh penilaian tersebut dapat diadaptasi atau dimodifikasi sesuai kebutuhan. 



 
Mata pelajaran : B. Inggris/SMA/MA
  Kelas/Semester : X/ 1


NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR ASPEK TEKNIK PENILAIAN CONTOH SOAL
1 Memahami makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal dalam konteks kehidupan sehari-hari Merespon makna yang terdapat dalam percakapan transaksional (to get things done) dan interpersonal (bersosialisasi resmi dan tak resmi yang menggunakan ragam bahasa lisan sederhana secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari dan melibatkan tindak tutur: mengungkapkan perasaan bahagia, menunjukkan perhatian, simpati, dan memberi instruksi.  Merespon tindak tutur ungkapan perasaan bahagia
 Merespon perhatian
 Merespon ungkapan simpati
 Memberi instruksi Mendengarkan Tes tertulis (pilihan ganda)

  Choose the right expression to respond the statement you are going to hear:

1. You will hear : “Great! You got a highest score, congratulation”
  You respond : “….……”
a. Oh, no.
b. I’m ashame.
c. Thanks a lot
d. Congratulation  
2. Your will hear : “It’s time for school honey, take care”
  You respond : “…………”
a. Thanks mom, you too!
b. No, problem
c. I’m sure
d. Really?
3. You will hear : “I’m very sorry for disaster happened in your home town”
  You respond : “………..”

NO
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR ASPEK TEKNIK PENILAIAN CONTOH SOAL
  a. That’s true!
b. Don’t mention it!
c. All right.
d. Thank you, God Blessed us none of us were injured.
2 Memahami makna teks tulis fungsional pendek dan esei sederhana berbentuk recount, narrative dan procedure dalam konteks kehidupan sehari-hari untuk mengakses ilmu pengetahuan Merespon makna dalam teks tulis fungsional pendek (mis: pengumuman, iklan, undangan) resmi dan tak resmi secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari untuk mengakses ilmu pengetahuan dalam teks berbentuk “ recount, narrative, procedure Mengidentifikasi informasi dalam teks berbentuk procedure Membaca Tes tertulis (answering questions) Procedure :
  The Hole Game
Materials needed:
- two players
- one marble each
- A hole in ground
- A line (distance) to start from.
Method :
1. First you must dub (click marbles together).
2. Then you must check that the marbles are in good condition and are nearly worth the same value.
3. next you must dig a hole in the ground and draw a line a far distance away from the hole.
4. the first player carefully throws his or her marble towards the hole.
5. then the second player tries to throw his or her marble closer to the hole than his or her opponent.

 

NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR ASPEK TEKNIK PENILAIAN CONTOH SOAL
  6. the player whose marble is closest to the hole tries to flick his or her marble into the hole. If successful, this player tries to flick his or her opponent’s marble into the hole.
7. The person flicking the last marble into the hole wins and gets to keep both marbles.
Question 
1. What is the writer telling us about ?
2. What are the materials needed?
3. How many step are there stated in the teks?
4. What must we do before we check the condition of marbles?
5. What must be done by the player in order to flick his marble into the hole?
3 Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek dan esei sederhana berbentuk recount, Mengungkapkan makna dalam bentuk teks tulis fungsional pendek (misal: pengumuman, iklan, undangan dll) resmi dan tak resmi dengan meng-gunakan ragam Menulis teks tulis fungsional pendek dalam bentuk
- pengumuman
- iklan
- undangan resmi Menulis Tes tertulis (esei) Write an invitation on a Wedding Party which contains some information abaut time, place, and dress code.

 

NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR ASPEK TEKNIK PENILAIAN CONTOH SOAL
 narrative, dan procedure dalam konteks kehidupan sehari-hari bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari Rubrik penilaian:

No Aspek yang dinilai Skor
  1 2 3 4
1 Tata bahasa  
2 Pemilihan kata  
3 Format  
4 Kesesuaian dengan topik  
 Total skor (maks) 16
Keterangan ;
1 : Tidak tepat Nilai siswa :
2 : Kurang tepat skor siswa
3 : Tepat x 10
4 : sangat tepat skor maksimum
4 Menggunakan makna dalam teks fungsional pendek dan monolog berbentuk recount, narrative sederhana dalam konteks kehidupan sehari-hari Mengungkapkan makna dalam teks monolog sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk: recount, narrative, dan procedure Menggungkapkan monolog sederhana dalam konteks kehidupan sehari-hari, dalam teks berbentuk recount Berbicara Unjuk kerja (mencerita-kan pengalaman pribadi) Tell your past experience abaout surprising moment in your life (sadness or happyness). Maximum periode is 5 minutes!

Format pengamatan dengan checklists :

Nama siswa : ….
No Deskripsi Ya tidak
1 Akurasi  
2 Kelancaran  
3 Ekspresi komunikatif  
4 Intonasi baik  
5 Ejaan baik  
6 Penyampaian gagasan jelas  
 Skor yang dicapai :
 Skor maksimum : 6


 
  Mata Pelajaran : Fisika / SMA/MA
  Kelas/Semester : X

1. Penilaian unjuk kerja dalam praktikum fisika

  Aspek : Kinerja Ilmiah 

  S K : Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
  perubahan energi 
  KD : Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
  Indikator : Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu suatu zat cair

  Judul : Pengaruh kalor terhadap zat cair
  Kegiatan : Melakukan percobaan untuk menentukan hubungan antara kalor yang diserap dan perubahan suhu zat cair 
  Masalah : Bagaimana hubungan kalor yang diserap zat cair dengan perubahan suhu 
  zat cair
  Hipotesis : …………….
  Variabel : Variabel bebas :…………..
  Variabel tetap :……………
  Variabel kontrol : …………..


 



Format Pengamatan Unjuk Kerja 

NO Aspek  
  Yang  
  Di nilai 

Nama 
Kelompok Mempersiapkan alat dan Bahan Pelaksanaan Menggunakan hasil pengukuran untuk menarik kesimpulan Total skor Nilai
  4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1  
1 Newton v v v 11 9,2
2 Bernoulli v v v 10 
3 Coulomb v v v 9 
4 Kirchoff v v v 10 

Rubrik:

Mempersiapkan alat dan bahan

skor 4 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas kimia,  
  statif, lampu spirtus, kaki tiga dan kasa, stop watch
skor 3 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas kimia, , lampu  
 spirtus, kaki tiga dan kasa, stop watch
skor 2 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas kimia, statif, lampu spirtus, kaki tiga dan kasa
skor 1 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas kimia, , lampu spirtus, kaki tiga.

Pelaksanaan

skor 4 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, menggunakan kasa, termometer digantung tidak menyentuh gelas kimia, lampu dekat spirtus (tidak menyentuh) kasa.
skor 3 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, mengunakan kasa, termometer digantung tidak menyentuh gelas kimia, lampu spirtus terlalu jauh atau menyentuh gelas kimia.  
skor 2 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, mengunakan kasa, termometer menyentuh gelas , lampu spirtus terlalu jauh atau menyentuh gelas kimia.  
skor 1 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, tidak mengunakan kasa, termometer menyentuh gelas , lampu spirtus terlalu jauh atau menyentuh gelas kimia.  

Menggunakan hasil pengukuran untuk menarik kesimpulan 

skor 4 jika menggunakan tabel, membuat grafik hubungan antara kalor yang diserap  
  (lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan dari bentuk grafik.
 skor 3 jika menggunakan tabel, tidak membuat grafik hubungan antara kalor yang diserap 
  (lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan dari data dalam tabel.
skor 2 jika tidak menggunakan tabel, membuat grafik hubungan antara kalor yang diserap  
  (lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan dari bentuk grafik.
skor 1 jika tidak menggunakan tabel, tidak membuat grafik hubungan antara kalor yang 
  diserap (lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan 



Skor total yang diperoleh siswa
  Konversi Nilai = ---------------------------------------- X 10  
skor maksimum  
  11
  = ------- x 10
  12
  = 9,16

Maka nilai kelompok Newton 9,2  





2. Penilaian sikap ilmiah

  Berikut lembar observasi untuk menilai sikap ilmiah saat melakukan praktikum:


No Indikator 
Sikap


  Nama Siswa Keterbukaan Objektif Teliti Kedisiplinan Kerjasama Kejujuran Tanggung Jawab Total Skor Nilai
1 Amanda 4 3 4 5 4 4 4 28 80
2 Nur 2 4 3 4 3 4 4 24 
3 Hafiz 3 4 4 4 5 3 3 26 
4 Faiz 4 3 4 5 3 4 4 27 
  
  Keterangan:
  1 = sangat kurang
  2 = kurang
  3 = cukup
  4 = baik
  5 = amat baik

  skor maksimum = 5 ( skor maks setiap indikator) X 7 ( indikator) = 35.  
  Skor total siswa
  Konversi Nilai = --------------------- X 100  
  skor maksimum 
   
 Jadi nilai Amanda 28
  ---- X 100 = 80
  35



3. Penilaian Tertulis (Pilihan Ganda)

SK. : Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan  
  berbagai produk teknologi.
KD. : Menggunakan alat ukur listrik
Indikator : Siswa dapat menentukan tegangan dan frekwensi sumber tegangan AC 
  dengan menggunakan Osiloskop.
Aspek : Pemahaman dan penerapan konsep
Soal : Sebuah Osiloskop saat dihubungkan dengan sumber tegangan AC 220 volt,  
  50 hertz tampilan pada layar seperti gambar:
  

  Jika Osiloskop dengan komposisi yang sama dihubungkan pada sumber tegangan lain tampilan layar menjadi ; 
 


  Besar tegangan dan frekwensi sumber tegangan yang terukur adalah ... .
a. 220 volt dan 50 hertz
b. 220 volt dan 40 hertz
c. 165 volt dan 50 hertz
d. 165 volt dan 40 hertz
e. 165 volt dan 60 hertz

Aspek : Pemahaman dan penerapan konsep

SK. : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika  
  benda titik
KD. : Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk 
  menyelesaikan masalah tumbukan
Indikator : Dapat menentukan arah gerak suatu benda dari kejadian tumbukan lenting 
  sempurna






A, B, dan C adalah tiga buah bola billiard identik yang terletak di suatu permukaan yang licin. Bola B dan C menyentuh satu sama lain. Jika bola A dipukul dengan perlahan maka ia akan bergerak lalu menumbuk bola B lenting sempurna sehingga akan didapati …
A. A berhenti, B terus bergerak
B. A terpantul balik, B berhenti dan C bergerak
C. A dan B berhenti, C terus bergerak 
D. A, B, dan C terus bergerak
E. A terpantul balik, B dan C terus bergerak
Aspek : Pemahaman dan penerapan konsep

SK. : Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai 
  penyelesaian masalah dan produk teknologi
KD. : Memformulasikan konsep induksi Faraday dan arus bolak- balik serta 
  Penerapannya
Indikator : Dapat memformulasikan hubungan antara tegangan dan lilitan dari tabel 
  kedalam bentuk grafik


  Tabel berikut adalah data percobaan suatu transformator

Kumparan primer Kumparan sekunder
Jumlah lilitan (Np) Tegangan (Vp) Jumlah lilitan (Ns) Tegangan (Vs)
10 2 V 5 1 V
10 2 V 10 2 V
10 2 V 15 3 V
10 2 V 20 4 V
10 2 V 25 5 V

Berdasarkan data di atas, grafik Vs terhadap Ns dapat digambarkan sebagai berikut …



A. B. C.



   





D. E. 
















  Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
  Kelas/Semester : X/ 1
  Waktu : 45 menit

1. Penilaian Tertulis (Uraian) 
Model penilaian ini dapat dilaksanakan selama proses pembelajaran, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas

Aspek : Mendengarkan
Standar Kompetensi : Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara 
  langsung /tidak langsung
Kompetensi Dasar : Menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik 
  (berita dan nonberita)  
Indikator : Menuliskan isi siaran radio/ televisi da¬lam beberapa kalimat 
  dengan urutan yang runtut dan mudah dipahami.

Instruksi: 
1. Dengarkan rekaman siaran berita berikut dengar saksama!
2. Tulislah isi siaran berita tersebut dalam beberapa kalimat dengan memperhatikan:
a. ketepatan isi
b. struktur kalimat
c. koherensi
d. ejaan, dan tanda baca 
  3. Bacakan hasil pekerjaan di depan kelas
Format Penilaian Tulisan
   

No. 
Nama Aspek yang dinilai 
Skor 
Nilai
  Ketepatan isi Struktur kalimat Koherensi Ejaan dan
tanda baca  
1. Akhmad 3 4 2 3 12 75
2. Bardi 4 4 4 4 16 
3. Dst.  

Keterangan:
1. tidak tepat
2. kurang tepat
3. tepat
4. sangat tepat

Nilai siswa: Skor perolehan
  ------------------- x 100  
  Skor maksimum  
 
  Nilai Akhmad : 12  
  ---- x 100 = 75
  16
Format Penilaian Sikap (selama proses pembelajaran) 


No. 
Nama Perilaku Skor Nilai Keterangan
  Mendengarkan berita Mengerjakan tugas Membacakan hasil pekerjaan Menghargai teman  
1. Akhmad 5 5 5 5 20 100 Sangat Baik
2. Bardi 4 5 4 4 17 85 Baik
3. Dst.  
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
  1 = sangat kurang
  2 = kurang
  3 = cukup
  4 = baik
  5 = amat baik
b. Keterangan diisi dengan kriteria berikut
1. Nilai = 10 – 29 Sangat Kurang
2. Nilai = 30 – 49 Kurang
3. Nilai = 50 – 69 Cukup
4. Nilai = 70 – 89 Baik 
5. Nilai = 90 – 100 Sangat Baik 

2. Penilaian Unjuk kerja (Performan)
  Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas.

  Aspek : Berbicara

Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui 
  kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan bercerita
  Kompetensi Dasar : Memperkenalkan diri dan orang lain di da¬lam forum resmi 
  dengan intonasi yang tepat
  Indikator : Mengucapkan kalimat perkenalan (misalnya, sebagai moderator 
  atau pembawa acara) dengan lancar dan intonasi yang tidak
  monoton
  Petunjuk 
1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas seorang moderator, seorang penulis, dan dua orang pembicara!
2. Berlakulah sebagai moderator secara bergantian dalam kelompok tersebut!
3. Tentukan tema pembicaraan dalam diskusi!
Soal:
Ungkapkan kalimat perkenalan dalam forum diskusi dengan memperhatikan:
a. kelancaran berbahasa 
b. ekspresi
c. intonasi 
d. struktur kalimat 
e. diksi 
  Format Penilaian Berbicara 

   
No. 
Nama Aspek yang dinilai 
Skor 
Nilai
  Kelancaran Ekspresi Intonasi Struktur Kalimat Diksi  
1. Ardiana 3 4 3 3 3 16 80
2. Dst.  
Keterangan:  
1. tidak baik
2. kurang baik
3. baik
4. sangat baik

Nilai Ardiana 16
  ----- x 100 = 80
  20 
  3. Penilaian Tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian)

  Model penilaian ini dapat dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas.

  Aspek : Membaca
  Standar Kompetensi : Memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan
  berbagai teknik membaca
  Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra dari 
  berbagai sumber melalui teknik membaca ekstensif
  Indikator : 1. Mengidentifikasi ide pokok tiap paragraf 
  2. Menuliskan kembali isi bacaan secara ringkas dalam 
  beberapa kalimat

 Petunjuk:
 Bacalah teks bacaan berikut dengan saksama!

Perkembangan teknologi dewasa ini sangat pesat. Hal ini ditandai oleh banyaknya barang elektronik yang beredar di masyarakat. Pemunculan barang tersebut sudah sampai di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Ada yang dikatagorikan barang mewah, ada pula yang dikatagorikan bukan barang mewah.
Di masyarakat perumahan dan perkampungan, dapat kita lihat hampir semua penduduk memiliki televisi. Televisi boleh dikatakan bukan barang mewah lagi. Peralatan canggih seperti komputer tidak dikeleompokkan lagi ke dalam barang mewah sehingga pembayaran pajak atau PPN barang tersebut tidak digolongkan pada pajak barang mewah.
Begitu pula dengan telepon genggam, sudah banyak masyarakat yang memilikinya. Bahkan, dalam sebuah keluarga, hampir semua anggota keluarganya memiliki telepon genggam. Di samping memang sudah merupakan kebutuhan, alat ini merupakan alat komunikasi yang mudah di bawa-bawa. Pengoperasian telepon ini tidak sulit dan harganya pun terjangkau. Ada kemungkinan perkembangan alat ini pesat sekali karena banyak muncul variasi bentuk, merek, dan model baru. Oleh karena itu, sekarang barang-barang tersebut sudah dianggap bukan barang mewah lagi.

  Soal: 
  1. Ide pokok paragraf pertama adalah ... .
a. pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini  
b. banyaknya peredaran barang elektronik
c. pemunculan barang elektronok di masyarakat
d. banyaknya barang mewah yang beredar
e. perkembangan barang elektronik yang mewah

  2. Tulislah isi bacaan secara ringkas dalam beberapa kalimat dengan memperhatikan:
a. ketepatan isi
b. struktur kalimat
c. koherensi
d. ejaan dan tanda baca

  Format Penilaian Karangan (soal no. 2)


No. 
Nama Aspek yang dinilai 
Skor 
Nilai
  Ketepatan isi Struktur kalimat Koherensi Ejaan dan
tanda baca  
1. Agus  
2. Budi  
3. Dst.  

Mata Pelajaran : Matematika / SMA/MA
  Kelas/Semester : X/ I

Kecakapan atau kemahiran yang diharapkan dalam pembelajaran matematika SMA dikelompokkan menjadi 3 aspek, yaitu:
1. Pemahaman konsep
2. Penalaran dan komunikasi
3. Pemecahan masalah.

Teknik penilaian yang paling sesuai untuk mengukur 3 aspek di atas adalah “penilaian tertulis”. Bentuk pilihan ganda sesuai untuk pemahaman konsep, sedangkan bentuk uraian sesuai untuk pemecahan masalah.

1. Pemahaman konsep
 

  Standar Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
  Kompetensi Dasar : Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma.
  Indikator : Mengubah bentuk pangkat negatif ke pangkat positif dan sebaliknya.

  Soal: Bentuk dapat disederhanakan menjadi bentuk ….
a.  
b.  
c.  
d.  
e.  
 
  Nilai =  

2. Penalaran dan Komunikasi


  Standar Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
  Kompetensi Dasar : Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma.
  Indikator : Melakukan operasi aljabar pada bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
  Soal : Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan:

   



  Penilaian:

  Jika untuk soal ini diberi bobot 10 maka skor sampai pada langkah tertentu secara komulatif diberi nilai sebagai berikut:

Jawaban Skor

 
  ………………..
  ……………………………..
 ……………………………..
 ………………………………….
  ………………………………...
   
  …………………………………..
 



2

4

6

8
9



10


  
 3. Pemecahan masalah:


  Standar Kompetens : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
  Kompetensi Dasar : Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang melibatkan pangkat, akar, dan logaritma.
  Indikator : Menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar, dan logaritma

  Soal : Suatu segitiga siku-siku mempunyai sisi terpanjang 3 kali panjangnya dari panjang sisi terpendek. Jika luasnya adalah , hitunglah keliling segitiga itu.

  Penilaian:

  Jika untuk soal ini diberi bobot 20 maka skor sampai pada langkah tertentu secara komulatif diberi nilai sebagai berikut:


Jawaban Skor

Misalkan sisi terpendeknya adalah a, sisi terpanjangnya adalah b dan sisi lainnya adalah c, maka b = 3a …………………………….. 

  Teorema Pythagoras:  
  a2 + c2 = b2
  c2 = b2 – a2 
  c b = 3a = (3a)2 – a2 …….
  = 9a2 – a2 ……..
  = 8a2 ……..  
  a c = ……..
  c = 2a …….


Luas segitiga = 4 
  ………………………
  ………………………
  …………………………
  a = 2 …………………………
  b = 3a
  b = 6 …………..
  c = 2a  
  c = 4 …………………….

Keliling segitiga = a + b + c
  = 2 + 6 + 4 ………..
  = 8 + 4 …………….

 


1




2
3
4
5
6



8

10

12
14

16

18


19
20

 
  Mata Pelajaran : Sejarah
  Kelas/Semester : X / 1

  Contoh-contoh penilaian berikut dapat dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung sebagai tugas individu, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester.

No Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Aspek Teknik
Penilaian Contoh Soal
1 Memahami prinsip dasar ilmu sejarah *Menjelaskan pengertian  
  dan ruang lingkup ilmu 
  sejarah

*Mendeskripsikan tradisi 
  sejarah dalam  
  masyarakat Indonesia  
  masa pra-aksara dan 
  masa aksara

*Menggunakan prinsip-
  prinsip dasar penelitian 
  sejarah • Menjelaskan pegertian Sejarah
• Menjelaskan sejarah sebagai peristiwa
• Menyusun Periodisasi dan kronologi sejarah Indonesia pada masa pra-aksara
• Mendeskripsikan kegunaan sejarah sebagai edukatif dan rekreatif
• Menjelaskan pengertian sumber, bukti, dan fakta sejarah melalui kajian pustaka dan diskusi kelompok
• Menjelaskan pengertian sejarah social, local, politik, dan nasional
• Mendeskripsikan peristiwa, peninggalan sejarah, dan monument peringatan peristiwa bersejarah yang ada disekitarnya
• Menyusun kronologi sejarah Indonesia menggunakan ensiklopedi dan referensi relevan • Penguasaan konsep
• Kinerja Ilmiah
 Penilaian tertulis bentuk uraian, tugas individu berupa laporan tertulis, penilaian unjuk kerja untuk presentasi tugas. 
 Penilaian tertulis (uraian)
• Jelaskan apa yang dimaksud dengan sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai seni, dan sejarah sebagai pendidikan !
• Jelaskan apa yang dimaksud dengan masa pra-aksara !
• Bagaimana sejarah dapat dijadikan sebagai salah satu sumber ilmu, jelaskan?

Penilaian Unjuk Kerja (presentasi hasil kerja)

Nama Siswa: …….. Kelas: ……
No Aspek yang dinilai Baik T. Baik
1 Pengorganisasian  
2 Penguasaan materi  
3 Media penyajian  
4 Penyajian bahan:  
5 Penggunaan bahasa  
6 Ekspresi  
7 Pengungkapan materi  
8 Tampilan  
 Skor yang dicapai ...
 Skor Maksimum 8
Keterangan:
Baik mendapat skor: 1
Tidak baik mendapat skor: 0




No Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Aspek Teknik
Penilaian Contoh Soal
2. Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, colonial, pergerakan kebangsaan hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia *Menganalisis perkembangan negara tradisional (Hindu-Budha dan Islam) di Indonesia

*Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan pendudukan Jepang • Mendeskripsikan Hipotesis Waisya tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di kepulauan Indonesia.
• Menganalisis perkembangan tradisi Hindu-Budha dengan perubahan struktur social, perubahan pendidikan, teknologi, perubahan kesenian, dan kesenian masyarakat pada masa kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Budha melalui studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan presentasi
• Mengidentifikasi fakta-fakta tentang proses interaksi masyarakat di berbagai daerah dengan tradisi Hindu-Budha di bidang agama, social, dan arsitektur melalui stdi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas
• Mendeskripsikan keberlanjutan tradisi Hindu-Budha di dalam masyarakat di daerah-daerah tertentu setelah runtuhnya kerajaan Hindu-Budha 












 • Penguasaan konsep
• Kinerja Ilmiah Penilaian tertulis. Penilaian proyek, Tugas kelompok (LKS) 

 Penilaian tertulis (Pilihan Ganda) :
Akibat masuknya gama dan budaya Hindu-Budha terdapat perubahan pada tingkatan masayarakat Indonesia, yaitu …
a. Raja dibatasi kekuasaannya
b. Pendeta menjadi golongan yang terpandang selain raja*
c. Petani dapat memberikan pendapat pada pengambilan keputusan
d. Masyarakat pesisir menjadi gologan masyarakat terpandang
e. Golongan masyarakat dikelompokkan berdasarkan tempat tinggalnya.

  
 Penilaian Proyek:
Nama Kegiatan : Pengaruh Hindu-Budha dalam perkembangan budaya di Nusantara
Alokasi Waktu : 1 semester

 Nama Siswa : ………… Kelas : …..
No Aspek Penilaian Rentang Skor
  1 2 3 4 5
1


2






3


 Perencanaan
a. Pemilihan Materi
b. Pengajuan Judul
Pelaksanaan
a. Sistematika
b. Sumber data/informasi
c. Kuantitas sumber data
d. Teknik pengumpulan data
e. Analisa Data
f. Penarikan kesimpulan
Penyajian
a. Tampilan
b. Penguasaan Materi  
 Skor perolehan siswa ...
 Skor maksimum 50
Nilai: Skor perolehan = NA
  Skor maksimum

Penilaian Diri
Kompetensi Dasar : Jelas
Alokasi Waktu : 20 menit
Aspek : Afektif

Nama Siswa : …………… Kelas : …..
No Aspek Skor
  1 0
1


2


3



4


5 Dapatkah anda menyebutkan kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang ada di Indonesia
Apakah anda sudah mengerti sebab runtuhnya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha
Apakah anda mengetahui kebudayaan-kebudayaan yang ditinggalkan oleh tradisi Hindu-Budha
Apakah anda dapat menjelaskan kebudayaan Hindu-Budha yang masih bertahan sampai sekarang 
Dapatkah anda menjelaskan secara rinci proses penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia  

Skor 1 = paham
  0 = belum paham







 
  Mata Pelajaran : Seni dan Budaya (Seni Musik)
  Kelas/Semester : X / 1

No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Aspek Teknik Penilaian
  Tes Prod Proy Un kerja Porto Sikap
1. Mengapresiasi karya seni musik
 Menunjukkan nilai-nilai musikal dari hasil pengalaman musikal yang didapatkan melalui pertunjukan musik tradisional setempat Mendeskripsikan karakteristik/keunikan karya musik tradisional setempat

menyanyikan karya musik tradisional setempat dengan teknik yang benar.

Memainkan salah satu alat musik tradisional setempat dengan benar

 Seni Musik √  















√  


















Penilaian Tertulis
  Jelaskan karakteristik/keunikan salah satu lagu karya musik tradisional.

Penilaian Unjuk Kerja.
  Tugas: 
  1. Nyanyikanlah salah satu lagu karya musik tradisional dengan teknik yang benar.
  2. Mainkanlah salah satu alat musik tradisional setempat..

  Contoh format penilaian bernyanyi
No. Nama Siswa Penampilan Teknik bernyanyi  
Harmoni/Apresiasi
 Skor Nilai
  1 2 3 1 2 3 1 2 3  
1 Yuri ● ● ● 9 100
2 Refi ● ● ● 7 77
3 Dst.  

Catatan
a. Kriteria Penilaian.
Penampilan.
3. Penampilan, gaya dan mimik baik sesuai isi lagu  
2. Penampilan, gaya dan mimik baik tetapi masih kaku dan kurang luwes.
1. Penampilan, gaya dan mimik kurang baik dan sering membelakangi penonton.
  Teknik Bernyanyi.
3. Teknik bernyanyi dan pernapasan baik.
2. Bernyanyi baik tetapi teknik pernapasan masih kurang baik.
  Harmoni/Apresiasi. (karakteristik/keunikan karya musik tradisional)
3. Keserasian vokal dan musik sempurna serta apresiasi sesuai dengan 
  maksud dan tujuan dari lagu.
2. Keserasian nada vokal dan musik baik tetapi kadang-kadang masih fals  
  (sumbang), serta apresiasi sesuai dengan maksud dan tujuan dari lagu.
1. Keserasian nada vokal dan musik kurang sempurna, serta apresiasi masih 
  kurang sempurna. 

b. Skor maksimum : 9
  Nilai : Skor perolehan  
  ------------------ x 100  
  Skor maksimum
  Nilai Yuri untuk bernyanyi : 9
  --- x 100 = 100
  9

  Contoh format penilaian memainkan alat musik
No. Nama Siswa Penampilan Teknik bermain alat musik 
Harmonisasi
 Skor Nilai
  1 2 3 1 2 3 1 2 3  
1 Yuri ● ● ● 8 88
2 Refi ● ● ● 7 77
3 Dst.  

Catatan
a. kriteria Penilaian
  Penampilan.
3. Penampilan sempurna.
2. Penampilan baik, tetapi masih kaku, kurang luwes.
1. Penampilan tidak sempurna, sering membelakangi penonton.

  Teknik Bernyanyi.
3. Teknik bermain alat musik sempurna.
2. Teknik bermain alat musik masih agak kaku.
1. Teknik bermain alat musik kurang sempurna.

  Harmonisasi.
3. Perpaduan nada, tempo, dan dinamik sempurna dalam permainan alat musik.
2. Perpaduan nada, tempo, dan dinamik masih masih kaku.
1. Perpaduan nada, tempo, dan dinamik tidak sempurna. 
   
b. Skor maksimum : 9
  Nilai : Skor perolehan  
  ------------------ x 100  
  Skor maksimum

  Nilai Yuri untuk memainkan alat musik : 8
  --- x 100 = 88
  9
Penilaian Sikap
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran dan melaksanakan tugas 

No. Nama Perilaku Nilai Keterangan
  Kedisiplinan Tanggung Jawab Berinisiatif Kerjasama Penuh Perhatian  
1 Refi 4 4 5 5 5 23 Amat Baik
2 Yundi 4 4 4 3 3 18 Baik
3 Deny 2 2 2 1 2 9 Kurang

Catatan
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
 1 = sangat kurang
 2 = kurang
 3 = cukup
 4 = baik
 5 = amat baik

b. Nilai merupakan jumlah dari nilai tiap-tiap indikator perilaku

c. Nilai maksimum = 25.

d. Keterangan diisi dengan deskripsi nilai seperti berikut
 Nilai 23 - 25 berarti amat baik 
 Nilai 18 - 22 berarti baik  
 Nilai 13 - 17 berarti cukup  
 Nilai 8 - 12 berarti kurang  
 Nilai 0 - 7 berarti sangat kurang 


























Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
  Kelas/Semester : X / 1


 Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator
No Aspek Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Kriteria Ketuntasan Teknik Penilaian
  Tes Perf Prod Proy Porto
1 1.Pengu-asaan dan pemahaman konsep
2.Praktik
3. Sikap 
Memahami 
hakikat 
bangsa dan 
Negara 
Kesatuan 
Republik 
Indonesia 
(NKRI) 

 Mendeskrip-sikan haki-kat bangsa dan unsur- unsur ter-bentuknya Negara
 • Mendeskripsikan kedudukan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
• Menguraikan pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu bangsa
• Menguraikan pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu negara  
 80 %








75%







75 % 
V








V








V








V








-








-








-








-








V








V







V


Penjabaran standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator ke alat penilaian 
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Aspek Teknik Penilaian Contoh
Soal
1 Memahami 
hakikat 
bangsa dan 
Negara 
Kesatuan 
Republik 
Indonesia 
(NKRI) 

 Mendeskripsikan hakikat bangsa dan unsur-unsur terbentuknya negara
 • Mendeskripsikan kedudukan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
• Menguraikan pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu bangsa 
• Menguraikan pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu negara  
1.Penguasaan Konsep dan Nilai-nilai
2.Penerapan

 Penilaian tertulis, performans (dlm diskusi dan presentasi), portofolio 
 Sebagai makhluk individu, hakikat kedudukan manusia antara lain adalah sebagai makhluk yang berfikir, atau disebut 
a. homo socius
b. homo sapiens
c. homo ludens
d. homo faber
e. homo economicus
Judul : unsur-unsur terbentuknya negara
SK : memahami hakekat bangsa dan Negara dan Negara kesatuan RI
KD : mendeskripsikan hekekat bangsa dan unsure-unsur terbentuknya bangsa/negara
Indikator : menguraikan unsur-unsur terbentuknya bangsa/negara
Kegiatan : mendiskusikan unsur-unsur terbentuknya bangsa/Negara

Contoh instrumen penilaian afektif dalam diskusi kelompok 

No Nama Perilaku  

nilai 

keterangan
  tanggung Jawab kerjasama kedisiplinan
 keso
panan menghargai
teman kejujuran  
1 Nina 5 4 5 4 4 5 27 Amat baik
2 Dodi 2 2 2 3 3 2 14 kurang
Catatan
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
 1 = sangat kurang
 2 = kurang
 3 = cukup
 4 = baik
 5 = amat baik
b. Nilai merupakan jumlah dari nilai tiap-tiap indikator perilaku
c. Nilai maksimum = 30
d. Keterangan diisi dengan deskripsi nilai seperti berikut
 Nilai 27 – 30 berarti amat baik 
 Nilai 22 - 26 berarti baik  
 Nilai 16 - 21 berarti cukup  
 Nilai 10 - 15 berarti kurang  
 Nilai 0 - 9 berarti sangat kurang 

  Contoh Instrumen penilaian praktik presentasi

No Nama Perilaku 
Nilai
 
keterangan
  Rasional Komunikasi Lisan Res
ponsif Kerjasama Pengelolaan Emosi Menghargai teman  
1 Ruri 5 2 2 3 3 3 18 cukup
2 Tata 4 5 4 5 4 4 26 baik
Catatan
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
 1 = sangat kurang
 2 = kurang
 3 = cukup
 4 = baik
 5 = amat baik
b. Nilai merupakan jumlah dari nilai tiap-tiap indikator perilaku
c. Nilai maksimum = 30
d. Keterangan diisi dengan deskripsi nilai seperti berikut
 Nilai 27 – 30 berarti amat baik 
 Nilai 22 - 26 berarti baik  
 Nilai 16 - 21 berarti cukup  
 Nilai 10 - 15 berarti kurang  
 Nilai 0 - 9 berarti sangat kurang 

Contoh Format Penilaian Diri
   
Petunjuk
Tuliskan secara jujur perilaku yang pernah Anda langgar dalam kehidupan sehari–hari. 
Nama : ………..................... Klas :…… Bulan ……. ……S/d ……………. 2006
No Jenis Perbuatan Jenis Pelanggaran Frekuensi Norma yang Dilanggar Sanksi Pelanggaran Tempat
1 Tidak mengikuti upacara hari senin Terlambat hadir 3 Tata Tertib sekolah Di panggil guru piket dan 
diberi pengarahan sekolah
2 dst  










































BAB V
PENGELOLAAN HASIL PENILAIAN

A. Pengolahan Hasil Penilaian
  1. Data Penilaian Unjuk Kerja
Data penilaian unjuk kerja adalah skor yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan terhadap penampilan peserta didik dari suatu kompetensi. Skor diperoleh dengan cara mengisi format penilaian unjuk kerja yang dapat berupa daftar cek atau skala penilaian.
Nilai yang dicapai oleh peserta didik dalam suatu kegiatan unjuk kerja adalah skor pencapaian dibagi skor maksimum dikali 10 (untuk skala 0 -10) atau dikali 100 (untuk skala 0 -100). Misalnya, dalam suatu penilaian unjuk kerja pidato, ada 8 aspek yang dinilai, antara lain: berdiri tegak, menatap kepada hadirin, penyampaian gagasan jelas, sistematis, dan sebagainya. Apabila seseorang mendapat skor 6, skor maksimumnya 8, maka nilai yang akan diperoleh adalah = 6/8 x 10 = 0,75 x 10 = 7,5.
Nilai 7,5 yang dicapai peserta didik mempunyai arti bahwa peserta didik telah mencapai 75% dari kompetensi ideal yang diharapkan untuk unjuk kerja tersebut. Apabila ditetapkan batas ketuntasan penguasaan kompetensi minimal 70%, maka untuk kompetensi tersebut dapat dikatakan bahwa peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar. Dengan demikian, peserta didik tersebut dapat melanjutkan ke kompetensi berikutnya.  
  2. Data Penilaian Sikap
Data penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta didik berdasarkan pengamatan/ observasi guru mata pelajaran. Data hasil pengamatan guru dapat dilengkapi dengan hasil penilaian berdasarkan pertanyaan langsung dan laporan pribadi. 
Seperti telah diutarakan sebelumnya, hal yang harus dicatat dalam buku Catatan Harian peserta didik adalah kejadian-kejadian yang menonjol, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan unjuk kerja peserta didik, baik positif maupun negatif. Yang dimaksud dengan kejadian-kejadian yang menonjol adalah kejadian-kejadian yang perlu mendapat perhatian, atau perlu diberi peringatan dan penghargaan dalam rangka pembinaan peserta didik. 
Pada akhir semester, guru mata pelajaran merumuskan sintesis, sebagai deskripsi dari sikap, perilaku, dan unjuk kerja peserta didik dalam semester tersebut untuk mata pelajaran yang bersangkutan. Deskripsi tersebut menjadi bahan atau pernyataan untuk diisi dalam kolom Catatan Guru pada rapor peserta didik untuk semester dan mata pelajaran yang berkaitan. Selain itu, berdasarkan catatan-catatan tentang peserta didik yang dimilikinya, guru mata pelajaran dapat memberi masukan pula kepada Guru Bimbingan Konseling untuk merumuskan catatan, baik berupa peringatan atau rekomendasi, sebagai bahan bagi wali kelas dalam mengisi kolom deskripsi perilaku dalam rapor. Catatan Guru mata pelajaran menggambarkan sikap atau tingkat penguasaan peserta didik berkaitan dengan pelajaran yang ditempuhnya dalam bentuk kalimat naratif. Demikian juga catatan dalam kolom deskripsi perilaku, menggambarkan perilaku peserta didik yang perlu mendapat penghargaan/pujian atau peringatan.


  3. Data Penilaian Tertulis
Data penilaian tertulis adalah skor yang diperoleh peserta didik dari hasil berbagai tes tertulis yang diikuti peserta didik. Soal tes tertulis dapat berbentuk pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, uraian, jawaban singkat. 
Soal bentuk pilihan ganda diskor dengan memberi angka 1 (satu) bagi setiap butir jawaban yang benar dan angka 0 (nol) bagi setiap butir soal yang salah. Skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu perangkat tes pilihan ganda dihitung dengan prosedur: jumlah jawaban benar 
  ------------------------------ X 10
  jumlah seluruh butir soal 
Prosedur ini juga dapat digunakan dalam menghitung skor perolehan peserta didik untuk soal berbentuk benar salah, menjodohkan, dan jawaban singkat. Keempat bentuk soal terakhir ini juga dapat dilakukan penskoran secara objektif dan dapat diberi skor 1 untuk setiap jawaban yang benar.
Soal bentuk uraian dibedakan dalam dua kategori, uraian objektif dan uraian non-objektif. Uraian objektif dapat diskor secara objektif berdasarkan konsep atau kata kunci yang sudah pasti sebagai jawaban yang benar. Setiap konsep atau kata kunci yang benar yang dapat dijawab peserta didik diberi skor 1. Skor maksimal butir soal adalah sama dengan jumlah konsep kunci yang dituntut untuk dijawab oleh peserta didik. Skor capaian peserta didik untuk satu butir soal kategori ini adalah jumlah konsep kunci yang dapat dijawab benar, dibagi skor maksimal, dikali dengan 10. 
Soal bentuk uraian non objektif tidak dapat diskor secara objektif, karena jawaban yang dinilai dapat berupa opini atau pendapat peserta didik sendiri, bukan berupa konsep kunci yang sudah pasti. Pedoman penilaiannya berupa kriteria-kriteria jawaban. Setiap kriteria jawaban diberikan rentang nilai tertentu, misalnya 0 - 5. Tidak ada jawaban untuk suatu kriteria diberi skor 0. Besar-kecilnya skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu kriteria ditentukan berdasarkan tingkat kesempurnaan jawaban dibandingkan dengan kriteria jawaban tersebut.
Skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan berbagai bentuk tes tertulis perlu digabung menjadi satu kesatuan nilai penguasaan kompetensi dasar dan standar kompetensi mata pelajaran. Dalam proses penggabungan dan penyatuan nilai, data yang diperoleh dengan masing-masing bentuk soal tersebut juga perlu diberi bobot, dengan mempertimbangkan tingkat kesukaran dan kompleksitas jawaban. Nilai akhir semester ditulis dalam rentang 0 sampai 10, dengan dua angka di belakang koma. Nilai akhir semester yang diperoleh peserta didik merupakan deskripsi tentang tingkat atau persentase penguasaan Kompetensi Dasar dalam semester tersebut. Misalnya, nilai 6,50 dapat diinterpretasikan peserta didik telah menguasai 65% unjuk kerja berkaitan dengan Kompetensi Dasar mata pelajaran dalam semester tersebut.

  4. Data Penilaian Proyek
Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap: perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data/laporan. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan skor yang terentang dari 1 sampai 4. Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi untuk setiap tahap. Jadi total skor terendah untuk keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor tertinggi adalah 16. 
Berikut tabel yang memuat contoh deskripsi dan penskoran untuk masing-masing tahap.
 

Tahap Deskripsi Skor
Perencanaan/ persiapan Memuat:
topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah kerja, jadwal, waktu, perkiraan data yang akan diperoleh, tempat penelitian, daftar pertanyaan atau format pengamatan yang sesuai dengan tujuan. 1- 4
Pengumpulan data Data tercatat dengan rapi, jelas dan lengkap. Ketepatan menggunakan alat/bahan 1- 4
Pengolahan data Ada pengklasifikasian data, penafsiran data sesuai dengan tujuan penelitian. 1- 4
Penyajian data/ laporan Merumuskan topik, merumuskan tujuan penelitian, menuliskan alat dan bahan, menguraikan cara kerja (langkah-langkah kegiatan)
Penulisan laporan sistematis, menggunakan bahasa yang komunikatif. Penyajian data lengkap, memuat kesimpulan dan saran. 1- 4
 Total Skor 
Keterangan:
Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap semakin tinggi skor yang diperoleh.

  5. Data Penilaian Produk
Data penilaian produk diperoleh dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pembuatan (produk), dan tahap penilaian (appraisal). Informasi tentang data penilaian produk diperoleh dengan menggunakan cara holistik atau cara analitik. Dengan cara holistik, guru menilai hasil produk peserta didik berdasarkan kesan keseluruhan produk dengan menggunakan kriteria keindahan dan kegunaan produk tersebut pada skala skor 0 – 10 atau 1 – 100. Cara penilaian analitik, guru menilai hasil produk berdasarkan tahap proses pengembangan, yaitu mulai dari tahap persiapan, tahap pembuatan, dan tahap penilaian.

  Contoh tabel penilaian analitik dan penskorannya.

Tahap Deskripsi Skor
Persiapan Kemampuan merencanakan seperti:
• menggali dan mengembangkan gagasan;
• mendesain produk, menentukan alat dan bahan 1-10
Pembuatan Produk • Kemampuan menyeleksi dan menggunakan bahan;
• Kemampuan menyeleksi dan menggunakan alat;
• Kemampuan menyeleksi dan menggunakan teknik; 1-10
Penilaian produk • Kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaan/fungsinya;
• Produk memenuhi kriteria keindahan. 1-10


Kriteria penskoran:
• menggunakan skala skor 0 – 10 atau 1 – 100;
• semakin baik kemampuan yang ditampilkan, semakin tinggi skor yang diperoleh.
  6. Data penilaian Portofolio
  Data penilaian portofolio peserta didik didasarkan dari hasil kumpulan informasi yang telah dilakukan oleh peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Komponen penilaian portofolio meliputi: (1) catatan guru, (2) hasil pekerjaan peserta didik, dan (3) profil perkembangan peserta didik. Hasil catatan guru mampu memberi penilaian terhadap sikap peserta didik dalam melakukan kegiatan portofolio. Hasil pekerjaan peserta didik mampu memberi skor berdasarkan kriteria (1) rangkuman isi portofolio, (2) dokumentasi/data dalam folder, (3) perkembangan dokumen, (4) ringkasan setiap dokumen, (5) presentasi dan (6) penampilan. Hasil profil perkembangan peserta didik mampu memberi skor berdasarkan gambaran perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik pada selang waktu tertentu. Ketiga komponen ini dijadikan suatu informasi tentang tingkat kemajuan atau penguasaan kompetensi peserta didik sebagai hasil dari proses pembelajaran.
  Berdasarkan ketiga komponen penilaian tersebut, guru menilai peserta didik dengan menggunakan acuan patokan kriteria yang artinya apakah peserta didik telah mencapai kompetensi yang diharapkan dalam bentuk persentase (%) pencapaian atau dengan menggunakan skala 0 – 10 atau 0 - 100. Pensekoran dilakukan berdasarkan kegiatan unjuk kerja, dengan rambu-rambu atau kriteria penskoran portofolio yang telah ditetapkan. Skor pencapaian peserta didik dapat diubah ke dalam skor yang berskala 0 -10 atau 0 – 100 dengan patokan jumlah skor pencapaian dibagi skor maksimum yang dapat dicapai, dikali dengan 10 atau 100. Dengan demikian akan diperoleh skor peserta didik berdasarkan portofolio masing-masing. 
  7. Data Penilaian Diri
  Data penilaian diri adalah data yang diperoleh dari hasil penilaian tentang kemampuan, kecakapan, atau penguasaan kompetensi tertentu, yang dilakukan oleh peserta didik sendiri, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. 
  Pada taraf awal, hasil penilaian diri yang dilakukan oleh peserta didik tidak dapat langsung dipercayai dan digunakan, karena dua alasan utama. Pertama, karena peserta didik belum terbiasa dan terlatih, sangat terbuka kemungkinan bahwa peserta didik banyak melakukan kesalahan dalam penilaian. Kedua, ada kemungkinan peserta didik sangat subjektif dalam melakukan penilaian, karena terdorong oleh keinginan untuk mendapatkan nilai yang baik. Oleh karena itu, pada taraf awal, guru perlu melakukan langkah-langkah telaahan terhadap hasil penilaian diri peserta didik. Guru perlu mengambil sampel antara 10% s.d. 20% untuk ditelaah, dikoreksi, dan dilakukan penilaian ulang. Apabila hasil koreksi ulang yang dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa peserta didik banyak melakukan kesalahan-kesalahan dalam melakukan koreksi, guru dapat mengembalikan seluruh hasil pekerjaan kepada peserta didik untuk dikoreksi kembali, dengan menunjukkan catatan tentang kelemahan-kelemahan yang telah mereka lakukan dalam koreksian pertama. Dua atau tiga kali guru melakukan langkah-langkah koreksi dan telaahan seperti ini, para peserta didik menjadi terlatih dalam melakukan penilaian diri secara baik, objektif, dan jujur. 
  Apabila peserta didik telah terlatih dalam melakukan penilaian diri secara guru. Hasil penilaian diri yang dilakukan peserta didik juga dapat dipercaya serta dapat dipahami, diinterpresikan, dan digunakan seperti hasil penilaian yang dilakukan oleh guru.  



B. Interpretasi Hasil Penilaian dalam Menetapkan Ketuntasan Belajar
Penilaian dilakukan untuk menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai suatu kompetensi mengacu ke indikator. Penilaian dilakukan pada waktu pembelajaran atau setelah pembelajaran berlangsung. Sebuah indikator dapat dijaring dengan beberapa soal/tugas. 
Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0% – 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator, apakah 50%, 60% atau 70%. Penetapan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti tingkat kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung guru serta ketersediaan sarana dan prasarana. Namun, kualitas sekolah akan dinilai oleh pihak luar secara berkala, misalnya melalui ujian nasional. Hasil penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu sekolah dibandingkan dengan sekolah lain (benchmarking). Melalui pemeringkatan ini diharapkan sekolah terpacu untuk meningkatkan kualitasnya, dalam hal ini meningkatkan kriteria pencapaian indikator semakin mendekati 100%. 
Apabila nilai peserta didik untuk indikator pencapaian sama atau lebih besar dari kriteria ketuntasan, dapat dikatakan bahwa peserta didik itu telah menuntaskan indikator itu. Apabila semua indikator telah tuntas, dapat dikatakan peserta didik telah menguasai KD bersangkutan. Dengan demikian, peserta didik dapat diinterpretasikan telah menguasai SK dan mata pelajaran. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang telah tuntas lebih dari 50%, peserta didik dapat mempelajari KD berikutnya dengan mengikuti remedial untuk indikator yang belum tuntas. Sebaliknya, apabila nilai indikator dari suatu KD lebih kecil dari kriteria ketuntasan, dapat dikatakan peserta didik itu belum menuntaskan indikator itu. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang belum tuntas sama atau lebih dari 50%, peserta didik belum dapat mempelajari KD berikutnya.

Contoh penghitungan nilai kompetensi dasar dan ketuntasan belajar pada suatu mata pelajaran.

Kompetensi Dasar Indikator Kriteria Ketuntasan Nilai peserta didik Ketuntasan
Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan dimuka bumi 1. Menganalisis keterkaitan teori tektonik lemeng terhadap persebaran gunung api, gempa bumi dan pembentukan relief muka bumi
2. Mengidentifikasi ciri bentang lahan sebagai akibat proses pengikisan dan pengendapan
3. Mengidentifikasi degradasi lahan dan dampaknya terhadap kehidupan 60%



60%


50% 60



59


59 Tuntas



Tidak Tuntas

Tuntas
Menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi 1. Mengidentifikasi ciri-ciri lapisan atmosfer dan pemanfaatannya
2. Menganalisis unsur-unsur cuaca dan iklim (penyinaran, suhu, angin, kelembaban, awan, curah hujan)
3. Mengklasifikasikan berbagai tipe iklim
 60%

70%


60% 61

80


90 Tuntas

Tuntas


Tuntas

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa nilai indikator pada kompetensi dasar 1 cenderung 60. Jadi nilai kompetensi dasar 1 adalah 60 atau 6. Nilai indikator pada kompetensi dasar ke 2 bervariasi, sehingga dihitung nilai rata-rata indikator. Jadi nilai kompetensi dasar ke 2 : 
 
Pada kompetensi dasar 1, indikator ke- 2 belum tuntas. Jadi peserta didik perlu mengikuti remedial untuk indikator tersebut.




































BAB VI
PEMANFAATAN DAN PELAPORAN 
HASIL PENILAIAN KELAS


Penilaian kelas menghasilkan informasi pencapaian kompetensi peserta didik yang dapat digunakan antara lain: (1) perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan, (2) pengayaan bagi peserta didik yang mencapai kriteria ketuntasan lebih cepat dari waktu yang disediakan, (3) perbaikan program dan proses pembelajaran, (4) pelaporan, dan (5) penentuan kenaikan kelas.

A. Pemanfaatan Hasil Penilaian
  1. Bagi peserta didik yang memerlukan remedial.
Guru harus percaya bahwa setiap peserta didik dalam kelasnya mampu mencapai kriteria ketuntasan setiap kompetensi, bila peserta didik mendapat bantuan yang tepat. Misalnya, memberikan bantuan sesuai dengan gaya belajar peserta didik pada waktu yang tepat sehingga kesulitan dan kegagalan tidak menumpuk. Dengan demikian peserta didik tidak frustasi dalam mencapai kompetensi yang harus dikuasainya.
Remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru kelas, atau oleh guru lain yang memiliki kemampuan memberikan bantuan dan mengetahui kekurangan peserta didik. Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Kegiatan dapat berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar sendiri, kemudian dilakukan penilaian dengan cara: menjawab pertanyaan, membuat rangkuman pelajaran, atau mengerjakan tugas mengumpulkan data. Waktu remedial diatur berdasarkan kesepakatan antara peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan pada atau di luar jam efektif. Remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum tuntas. 
  2. Bagi peserta didik yang memerlukan pengayaan.
Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki penguasaan lebih cepat dibandingkan peserta didik lainnya, atau peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar ketika sebagian besar peserta didik yang lain belum. Peserta didik yang berprestasi baik perlu mendapat pengayaan, agar dapat mengembangkan potensi secara optimal. Salah satu kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi tambahan, latihan tambahan atau tugas individual yang bertujuan untuk memperkaya kompetensi yang telah dicapainya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai npeserta didik pada mata pelajaran bersangkutan. Pengayaan dapat dilaksanakan setiap saat baik pada atau di luar jam efektif. Bagi peserta didik yang secara konsisten selalu mencapai kompetensi lebih cepat, dapat diberikan program akselerasi. 
  3. Bagi Guru 
Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan program dan kegiatan pembelajaran. Misalnya, guru dapat mengambil keputusan terbaik dan cepat untuk memberikan bantuan optimal kepada kelas dalam mencapai kompetensi yang telah ditargetkan dalam kurikulum, atau guru harus mengulang pelajaran dengan mengubah strategi pembelajaran, dan memperbaiki program pembelajarannya. Oleh karena itu, program yang telah dirancang, strategi pembelajaran yang telah disiapkan, dan bahan yang telah disiapkan perlu dievaluasi, direvisi, atau mungkin diganti apabila ternyata tidak efektif membantu peserta didik dalam mencapai penguasaan kompetensi. Perbaikan program tidak perlu menunggu sampai akhir semester, karena bila dilakukan pada akhir semester bisa saja perbaikan itu akan sangat terlambat.
  4. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penilaian dapat digunakan Kepala sekolah untuk menilai kinerja guru dan tingkat keberhasilan siswa. 

B. Pelaporan Hasil Penilain Kelas
  1. Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang dan dilaksanakan dalam kerangka manajemen berbasis sekolah, di mana peran-serta masyarakat di bidang pendidikan tidak hanya terbatas pada dukungan dana saja, tetapi juga di bidang akademik. Unsur penting dalam manajemen berbasis sekolah adalah partisipasi masyarakat, transparansi dan akuntabilitas publik. Atas dasar itu, laporan kemajuan hasil belajar peserta didik dibuat sebagai pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada orangtua/wali peserta didik, komite sekolah, masyarakat, dan instansi terkait lainnya. Laporan tersebut merupakan sarana komunikasi dan kerja sama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar peserta didik maupun pengembangan sekolah.
Pelaporan hasil belajar hendaknya:
• Merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan peserta didik
• Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat.
• Menjamin orangtua mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar
  2. Bentuk Laporan
Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam angka (skor), misalnya seorang peserta didik mendapat nilai 6 pada mata pelajaran matematika. Namun, makna nilai tunggal seperti itu kurang dipahami peserta didik maupun orangtua karena terlalu umum. Hal ini membuat orangtua sulit menindaklanjuti apakah anaknya perlu dibantu dalam bidang aritmatika, aljabar, geometri, statistika, atau hal lain. 
Laporan harus disajikan dalam bentuk yang lebih komunikatif dan komprehensif agar “profil” atau tingkat kemajuan belajar peserta didik mudah terbaca dan dipahami). Dengan demikian orangtua/wali lebih mudah mengidentifikasi kompetensi yang belum dimiliki peserta didik, sehingga dapat menentukan jenis bantuan yang diperlukan bagi anaknya. Dipihak anak, ia dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya serta aspek mana yang perlu ditingkatkan.

Isi Laporan

  Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban dari pertanyaan sebagai berikut;
• Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik, fisik, sosial dan emosional?
• Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?
• Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai dengan baik?
• Apa yang harus orangtua lakukan untuk membantu dan mengembangkan prestasi anak lebih lanjut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, informasi yang diberikan kepada orang tua hendaknya;
• Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
• Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah dicapai anak.
• Memberikan perhatian pada pengembangan dan pembelajaran anak.
• Berkaitan erat dengan hasil belajar yang harus dicapai dalam kurikulum.
• Berisi informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar.

  3. Rekap Nilai 
Rekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang berisi informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu 1 semester. Rekap nilai diperlukan sebagai alat kontrol bagi guru tentang perkembangan hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui kapan peserta didik memerlukan remedial.  
Nilai yang ditulis merupakan rekap nilai setiap KD dari setiap aspek penilaian. Nilai suatu KD dapat diperoleh dari tes formatif, tes sumatif, hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, nilai tugas perseorangan maupun kelompok. Rata-rata nilai KD dalam setiap aspek akan menjadi nilai pencapaian kompetensi untuk aspek yang bersangkutan. 

CONTOH FORMAT REKAP NILAI  

  MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris
  KELAS/SEMESTER :
  TAHUN PELAJARAN :

  NO NAMA Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis
  Kd 1 Kd2 Kd3 ... NR Kd1 Kd2 Kd3 ... NR Kd1 Kd2 Kd3 ... NR Kd1 Kd2 Kd3 ... NR
1 Riri  
2 Toto  
   
   
* NR = nilai rata-rata KD untuk setiap aspek penilaian yang akan dimasukkan pada rapor

  4. Rapor
Rapor adalah laporan kemajuan belajar peserta didik dalam kurun waktu satu semester. Laporan prestasi mata pelajaran, berisi informasi tentang pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Untuk model rapor, masing-masing sekolah boleh menetapkan sendiri model rapor yang dikehendaki asalkan menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada setiap matapelajaran yang diperoleh dari ketuntasan kompetensi dasarnya. (Contoh model rapor beserta petunjuk pengisiannya lihat lampiran ). 
Nilai pada rapor merupakan gambaran kemampuan peserta didik, karena itu kedudukan atau bobot nilai harian tidak lebih kecil dari nilai sumatif (nilai akhir program). Kompetensi yang diuji pada penilaian sumatif berasal dari SK, KD dan Indikator semester bersangkutan. 



C. Penentuan Kenaikan Kelas
Peserta didik dinyakan tidak naik kelas apabila: 1) memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia 2) Jika peserta didik tidak menuntaskan 50 % atau lebih KD dan SK lebih dari 3 mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun ajaran, dan 3) Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan. 
Untuk memudahkan administrasi, peserta didik yang tidak naik kelas diharapkan mengulang semua mata pelajaran beserta SK, KD, dan indikatornya dan sekolah mempertimbangkan mata pelajaran, SK, KD, dan indikator yang telah tuntas pada tahun ajaran sebelumnya.
Apabila setiap anak bisa dibantu secara optimal sesuai dengan keperluannya mencapai kompetensi tertentu, maka tidak perlu ada anak yang tidak naik kelas (automatic promotion). Automatic promotion apabila semua indikator, kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi (SK) suatu mata pelajaran telah terpenuhi ketuntasannya, maka peserta didik dianggap layak naik ke kelas berikutnya.




























Lampiran 1 

PETUNJUK PENGISIAN RAPOR

A. RASIONAL
Rapor merupakan dokumen yang menjadi penghubung komunikasi baik antara sekolah dengan orangtua peserta didik maupun dengan pihak lain yang ingin mengetahui tentang hasil belajar anak pada kurun waktu tertentu. Karena itu, rapor harus komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh) memberikan gambaran tentang hasil belajar peserta didik. 
Kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Setiap mata pelajaran memiliki dimensi yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga orientasi pembelajaran dan penilaian adalah penguasaan kompetensi sesuai dengan dimensi masing-masing mata pelajaran. Dengan demikian nilai pada rapor bukan nilai tunggal tetapi dikelompokkan menurut dimensi masing-masing mata pelajaran.
Setiap mata pelajaran memberikan informasi secara kuantitatif maupun deskriptif tentang perkembangan belajar peserta didik, sehingga dapat diketahui lebih jelas kelebihan maupun kekurangan peserta didik. Untuk memudahkan pengisian, maka aspek-aspek penilaian pada rapor diusahakan sama dengan aspek-aspek yang tertuang dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajarannya. 
 
B. PENJELASAN UMUM 
Informasi tentang hasil belajar dalam rapor diperoleh dari Rekap nilai yang dirangkum guru selama proses pembelajaran berlangsung. Format maupun cara pengisiannya dapat dilihat dalam Model Penilaian Kelas.  
Secara umum pengisian rapor adalah sebagai berikut (Lihat format): 
1. Sekolah dapat menetapkan sendiri kelengkapan dari model rapor ini, misalnya identitas peserta didik dan sekolahnya. 
2. Kotak pertama, berisi no, nama mata pelajaran, aspek penilaian, nilai (angka dan huruf) serta catatan guru.
a. Nomer merupakan nomer mata pelajaran sesuai dalam struktur kurikulum yang digunakan.
b. Mata Pelajaran merupakan nama mata pelajaran sesuai dalam struktur kurikulum yang digunakan
c. Aspek Penilaian merupakan aspek-aspek pada masing-masing mata pelajaran yang ingin dikomunikasikan.
d. Nilai merupakan nilai rata-rata dari masing-masing aspek penilaian. Kolom nilai angka diisi dengan angka dalam skala 10 (misal 8,40). Nilai tersebut ditulis dalam huruf pada kolom nilai huruf, misalnya: delapan koma empat puluh.
e. Catatan guru merupakan deskripsi pencapaian kompetensi siswa termasuk sikap yang berhubungan dengan mata pelajaran. Indikator yang belum tuntas sampai akhir semester dapat dicatat pada kolom ini.
Misalnya (Bahasa Indonesia) intonasi dan pengucapan sangat bagus, kosa kata kurang sehingga mengalami kesulitan dalam berpidato, kurang berani berlatih berpidato.
3. Kotak ke dua: Pengembangan diri
Merupakan rangkuman catatan guru:
a. bimbingan dan Konseling yang berkaitan dengan perilaku umum peserta didik yang menonjol positif maupun negatif. Misal kedisiplinan, keaktifan mengikuti kegiatan sekolah, dan tanggung jawab.
b. pembina extrakurikuler tentang peserta didik yang berkaitan dengan pengembangan potensi diri yang dilakukan di luar jam belajar efektif (ekstrakurikuler). Misal, pengembangan diri dalam bidang olahraga, seni dan budaya, sains, pramuka.

C. PENJELASAN PENGISIAN NILAI MASING-MASING MATA PELAJARAN PADA SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

1. Pendidikan Agama
Indikator untuk Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha) dapat dikelompokkan menjadi aspek: 
a. Kemampuan untuk mengembangkan konsep dan nilai-nilai kehidupan beragama, dan 
b. Kemampuan untuk menerapkan konsep dan nilai-nilai kehidupan beragama termasuk ahklak mulia, budi pekerti atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agam melalui Praktik atau Pengalaman Belajar serta pengamatan aktifitas peserta didik.
Berdasarkan hal itu, nilai hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor harus merupakan nilai perpaduan antara nilai : 
a. Penguasaan Konsep dan Nilai-nilai, dan 
b. Penerapan.
Untuk kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap seluruh INDIKATOR diperlukan untuk menentukan indikator-indikator yang termasuk ke dalam masing-masing aspek. Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor merupakan keputusan akhir yang menyimpulkan pencapaian pada setiap aspek.

2. Pendidikan Kewarganegaraan
Indikator untuk Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dikelompokkan menjadi aspek: 
a. Kemampuan untuk mengembangkan konsep dan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara, dan 
b. Kemampuan untuk menerapkan konsep dan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk kepribadian melalui Praktik atau Pengalaman Belajar yang menggunakan pendekatan ilmiah.
Berdasarkan hal itu, nilai hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor harus merupakan nilai perpaduan antara nilai : 
a. Penguasaan Konsep dan Nilai-nilai, 
b. Penerapan.
Untuk kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap seluruh Indikator diperlukan untuk menentukan indikator-indikator yang termasuk ke dalam masing-masing aspek. Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor merupakan keputusan akhir yang menyimpulkan pencapaian pada setiap aspek.


3. Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMU kelas I dikelompokkan dalam aspek: 
a. Kemampuan berbahasa yang terdiri atas sub-aspek: 
1) Mendengarkan, 
2) Berbicara, 
3) Membaca dan 
4) Menulis 
b. Kemampuan Bersastra yang terdiri atas sub-aspek: 
1) Mendengarkan, 
2) Berbicara, 
3) Membaca dan 
4) Menulis.
Aspek penilaian dalam rapor adalah nilai rata-rata dari aspek:
  a. Mendengarkan, 
  b. Berbicara,
  c. Membaca,  
  d. Menulis serta 
  e. Apreasiasi Sastra. 
Ketika memasukkan nilai pada rapor guru memberikan kesimpulan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan nilai Kemampuan Bersastra disimpulkan secara keseluruhan dan masuk dalam aspek penilaian apresiasi sastra.

4. Bahasa Inggris
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMU dikelompokkan dalam aspek: 
  a. Mendengarkan, 
  b. Berbicara, 
  c. Membaca dan 
  d. Menulis. 
Aspek Penilaian dalam mata pelajaran ini juga merupakan nilai rata-rata dari aspek : 
a. Mendengarkan, 
b. Berbicara, 
c. Membaca dan 
d Menulis. 

5. Matematika
Standar kompetensi mata pelajaran matematika SMA terdiri dari 6 aspek yaitu : a) Bilangan; (b) Geometri dan pengukuran; (c) Peluang dan statistika; (d) Trigonometri; (e) Aljabar; (f)Kalkulus.
Kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dalam pembelajaran matematika yang mencakup ke enam aspek tersebut diatas adalah mencakup : (a) Pemahaman konsep; (b) Prosedur; (c) Penalaran dan komunikasi; (d) Pemecahan masalah; (e) Menghargai kegunaan matematika.
Demi kepraktisan dan kemudahan, maka aspek penilaian matematika dikelompokkan menjadi 3 aspek yaitu:
a. Pemahaman Konsep
b. Penalaran dan komunikasi
c. Pemecahan masalah
Alasan:
1) Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat. Indikator yang menunjukkan pemahaman konsep antara lain adalah:
(a) menyatakan ulang sebuah konsep
(b) mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya)
(c) memberi contoh dan non-contoh dari konsep
(d) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
(e) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep
(f) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu 
(g) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah
2) Penalaran dan komunikasi merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam melakukan penalaran dan mengkomunikasikan gagasan matematika. Indikator yang menunjukkan penalaran dan komunikasi antara lain adalah:
(a) menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan diagram
(b) mengajukan dugaan
(c) melakukan manipulasi matematika
(d) menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi
(e) menarik kesimpulan dari pernyataan
(f) memeriksa kesahihan suatu argumen
(g) menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi
3) Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik yang ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan, dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah. Indikator yang menunjukkan penalaran dan komunikasi antara lain adalah:
(a) menunjukkan pemahaman masalah
(b) mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah
(c) menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk
(d) memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat
(e) mengembangkan strategi pemecahan masalah
(f) membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah
(g) menyelesaikan masalah yang tidak rutin

Sehingga ketika akan memberikan nilai harus merupakan :
1) Hasil penilaian terhadap Indikator yang menunjukkan bahwa siswa telah kompeten dalam pemahaman konsep dimasukkan ke dalam aspek penilaian pemahaman konsep. 
2) Hasil penilaian terhadap Indikator yang menunjukkan bahwa siswa telah kompeten dalam penalaran dan komunikasi dimasukkan ke dalam aspek penilaian penalaran dan komunikasi. 
3) Hasil penilaian terhadap Indikator yang menunjukkan bahwa siswa telah kompeten dalam pemecahan masalah dimasukkan dalam aspek penilaian pemecahan masalah.

6. Seni dan Budaya 
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Seni dan Budaya dikelompokkan dalam:
a. Seni Rupa, 
b. Seni Musik, 
c. Seni Tari , dan 
d. Seni Teater. 
Siswa boleh memilih satu atau dua dari cabang seni tersebut. Kelompok Standar Kompetensi tersebut kemudian diurai menjadi kompetensi dasar (KD) yang mencakup:
a. konsepsi, 
b. apresiasi, dan 
c. kreasi.
Aspek Penilaian dalam mata pelajaran ini dikelompokkan dalam aspek:
a. Apresiasi dan 
b. Kreasi. 
Untuk mengisi rapor, nilai KD konsepsi dilebur ke dalam aspek apresiasi dan/atau kreasi sesuai tuntutan kompetensinya. Nilai KD apresiasi masuk ke dalam aspek penilaian apresiasi, sedangkan nilai KD kreasi masuk ke dalam aspek penilaian kreasi. Jadi masing-masing cabang seni memiliki nilai kreasi dan apresiasi. Hal ini untuk mencegah bentuk penilaian yang teoritis pada mata pelajaran Kesenian.

7. Pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan.
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani , olah raga dan kesehatan terdiri atas:
a. Permainan dan Olahraga, 
b. Aktivitas Pengembangan, 
c. Uji diri/senam, 
d. aktivitas Ritmik, 
e. Akuatik dan 
f. Pendidikan Luar Kelas.
g. Kesehatan 
Aspek Penilaian yang dimasukan ke dalam rapor adalah: 
a. Kemampuan gerak dasar, 
b. Keterampilan cabang olah raga, 
c. Kebugaran dan kesehatan, 
d. Pilihan akuatik dan pendidikan luar kelas

8. Sejarah
INDIKATOR yang terdapat dalam Standar Kompetensi mata pelajaran Sejarah dikelompokkan menjadi dua aspek, yaitu: 
a. Kemampuan untuk mengembangkan perspektif dan membangun kesadaran sejarah, dan 
b. Kemampuan untuk melakukan aktivitas yang menggunakan pendekatan ilmiah seperti problem solving, inkuiri, dan berpikir kritis untuk menggali, membangun, dan menjeneralisasi konsep dan peristiwa sejarah.
Berdasarkan hal itu, nilai hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor juga mencakup aspek: 
a. Penguasaan Konsep,
b. Kinerja Ilmiah.
Untuk kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap seluruh INDIKATOR diperlukan untuk menentukan indikator-indikator yang termasuk ke dalam masing-masing aspek. Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor merupakan keputusan akhir yang menyimpulkan pencapaian pada setiap aspek.

9. Geografi
INDIKATOR yang terdapat dalam Standar Kompetensi mata pelajaran Geografi dikelompokkan menjadi aspek: 
a. Kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan geografi dan menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan dan sumber daya, dan 
b. Kemampuan untuk melakukan aktivitas yang menggunakan pendekatan ilmiah seperti problem solving, inkuiri, dan berpikir kritis untuk menggali, membangun, dan menjeneralisasi konsep geografi serta lingkungan dan sumber daya.
Berdasarkan hal itu, nilai hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor juga mencakup aspek: 
a. Penguasaan Konsep,
b. Kinerja Ilmiah.
Untuk kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap seluruh INDIKATOR diperlukan untuk menentukan indikator-indikator yang termasuk ke dalam masing-masing aspek. Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor merupakan keputusan akhir yang menyimpulkan pencapaian pada setiap aspek.

10. Ekonomi
Indikator yang terdapat dalam Standar Kompetensi mata pelajaran Ekonomi dikelompokkan menjadi aspek: 
a. Kemampuan untuk mengembangkan konsep dan memahami peristiwa ekonomi, dan 
b. Kemampuan untuk melakukan aktivitas yang menggunakan pendekatan ilmiah seperti problem solving, inkuiri, dan berpikir kritis untuk menggali, membangun, dan menjeneralisasi konsep dan peristiwa ekonomi.
Berdasarkan hal itu, nilai hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor juga mencakup aspek: 
a. Penguasaan Konsep, 
b. Kinerja Ilmiah.
Untuk kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap seluruh INDIKATOR diperlukan untuk menentukan indikator-indikator yang termasuk ke dalam masing-masing aspek. Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor merupakan keputusan akhir yang menyimpulkan pencapaian pada setiap aspek.

11. Sosiologi/Antropologi
INDIKATOR yang terdapat dalam Standar Kompetensi mata pelajaran Sosiologi/Antropologi dikelompokkan menjadi aspek: 
a. Kemampuan untuk mengembangkan konsep dan memahami potensi-potensi manusia dalam mengambil dan mengungkapkan status dan perannya dalam kehidupan sosial dan budaya yang terus mengalami perubahan, dan 
b. Kemampuan untuk melakukan aktivitas yang menggunakan pendekatan ilmiah seperti problem solving, inkuiri, dan berpikir kritis untuk menggali, membangun, dan menjeneralisasi konsep kehidupan sosial.
Berdasarkan hal itu, nilai hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor juga mencakup aspek:
a. Penguasaan Konsep, 
b. Kinerja Ilmiah.
Untuk kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap seluruh indikator diperlukan untuk menentukan indikator-indikator yang termasuk ke dalam masing-masing aspek. Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor merupakan keputusan akhir yang menyimpulkan pencapaian pada setiap aspek.

12. Fisika
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fisika dikelompokkan dalam:
a. Pemahaman Konsep dan Penerapannya
b. Kerja Ilmiah
Sedangkan aspek penilaiannya dikelompokkan menjadi:
a. Pemahaman dan Penerapan konsep
b. Kinerja Ilmiah
Alasan:
a. Pemahaman dan Penerapan Konsep mencakup semua sub ranah dalam ranah kognitif
b. Kinerja Ilmiah mencerminkan semua aktivitas Sains yang melatih dan mengembangkan baik keterampilan sains dan sikap ilmiah.
Untuk memasukkan nilai pada rapor, semua nilai Pemahaman dan penerapan konsep yang mencakup semua sub ranah kognitif dimasukkan ke dalam aspek Pemahaman dan Penerapan Konsep, sedangkan semua nilai yang berhubungan dengan aktifitas sains yang melatih dan mengembangkan keterampilan sains dan Sikap Ilmiah, dimasukkan ke dalam aspek Kinerja Ilmiah.

13. Kimia
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia dikelompokkan dalam:
a. Pemahaman konsep dan Penerapannya
b. Kerja Ilmiah
Sedangkan aspek penilaiannya dikelompokkan menjadi:
a. Pemahaman dan penerapan konsep
b. Kinerja Ilmiah
Alasan:
a. Pemahaman dan Penerapan Konsep Kimia mencakup semua sub ranah dalam ranah kognitif
b. Kinerja Ilmiah mencerminkan semua aktivitas Kimia yang melatih dan mengembangkan baik keterampilan Kimia dan sikap ilmiah
Untuk memasukkan nilai pada rapor, semua nilai Pemahaman dan penerapan konsep yang mencakup semua sub ranah kognitif dimasukkan ke dalam aspek Pemahaman dan Penerapan Konsep, sedangkan semua nilai yang berhubungan dengan aktifitas sains yang melatih dan mengembangkan keterampilan sains dan Sikap Ilmiah, dimasukkan ke dalam aspek Kinerja Ilmiah.

14. Biologi
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi dikelompokkan dalam:
a. Pemahaman konsep dan Penerapannya
b. Kerja Ilmiah
Sedangkan aspek penilaian dikelompokkan menjadi:
a. Pemahaman dan penerapan konsep
b. Kinerja Ilmiah
Alasan:
a. Pemahaman dan Penerapan Konsep Biologi mencakup semua sub ranah dalam ranah kognitif
b. Kinerja Ilmiah mencerminkan semua aktivitas sains yang melatih dan mengembangkan baik keterampilan sains dan sikap ilmiah
Untuk memasukkan nilai pada rapor, semua nilai Pemahaman dan penerapan konsep yang mencakup semua sub ranah kognitif dimasukkan ke dalam aspek Pemahaman dan Penerapan Konsep, sedangkan semua nilai yang berhubungan dengan aktifitas sains yang melatih dan mengembangkan keterampilan sains dan Sikap Ilmiah, dimasukkan ke dalam aspek Kinerja Ilmiah.

15. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Standar kompetensi untuk mata pelajaran Teknologi Informatika dan Komunikasi dikelompokkan dalam:
a. Pemahaman Konsep, Pengetahuan, dan Operasi Dasar, 
b. Pengolahan Informasi untuk Produktivitas, dan 
c. Pemecahan masalah, eksplorasi, dan komunikasi.
Aspek penilaian dalam rapor adalah:
a. Etika Pemanfaatan dan Pemahaman Komponen/ Perangkat,
b. Pengolahan dan Pemanfaatan Informasi, dan 
c. Tugas Proyek
Dengan demikian, semua nilai yang berkaitan dengan Pemahaman Konsep, Pengetahuan, dan Operasi Dasar, dimasukkan ke dalam aspek penilaian Etika Pemanfaatan dan Pemahaman Komponen/ Perangkat. Nilai Pengolahan Informasi untuk Produktivitas, dimasukan ke dalam aspek penilaian Pengolahan dan Pemanfaatan Informasi, Nilai Pemecahan masalah, eksplorasi, dan komunikasi dimasukkan ke dalam aspek penilaian Tugas Proyek.

16. Keterampilan
Standar Kompetensi mata pelajaran Keterampilan dikelompokkan dalam: 
a. menciptakan dan mengkomunikasikan produk kerajinan, dan 
b. menciptakan dan mengkomunikasikan produk teknologi.
Aspek penilaiannya dalam rapor adalah:
a. Kreasi Produk Kerajinan, 
b. Kreasi Produk Teknologi
Dengan demikian, semua nilai yang diperoleh dari kreasi tangan yang menggunakan bahan dengan tehnik tertentu atau tehnik campuran dimasukkan ke dalam nilai Kreasi Produk Kerajinan. Sedangkan, semua nilai yang diperoleh dari kreasi dengan bantuan peralatan teknologi (seperti pada pembuatan dan pengawetan makanan, serta Teknologi Tanaman, Tehnik Cetak Foto, dan Tehnik Listrik) dimasukkan dalam nilai Kreasi Produk Teknologi. Perlu diingat, nilai kreasi juga termasuk nilai apresiasi dan etika kerja. 

17. Bahasa Asing
Bahasa Asing merupakan mata pelajaran pilihan. Siswa dapat memilih salah satu dari Bahasa Asing yang disediakan oleh sekolah. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Asing SMU dikelompokkan dalam aspek: 
a. Mendengarkan, 
b. Berbicara, 
c. Membaca dan 
d. Menulis. 
Aspek Penilaiannya juga dikelompokkan dalam aspek:
a. Mendengarkan, 
b. Berbicara, 
c. Membaca dan 
d. Menulis.
Sehingga ketika akan memasukkan nilai dalam rapor , nilai dari masing-masing aspek dalam Standar Kompetensi disimpulkan kemudian dimasukkan sesuai dengan aspek dalam penilaian

D. MEKANISME PENENTUAN NAIK KELAS DAN TINGGAL KELAS
1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
2. Siswa dinyatakan naik kelas, apabila yang bersangkutan telah mencapai kriteria ketuntasan minimal pada semua indikator, hasil belajar (HB), kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi (SK) pada semua mata pelajaran.
3. Siswa dinyatakan harus mengulang di kelas yang sama bila, a) memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia b) Jika peserta didik tidak menuntaskan KD dan SK lebih dari 3 mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun ajaran, dan c) Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan. 
4. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai siswa untuk semua indikator, KD, dan SK yang ketuntasan belajar minimumnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.






































Lampiran 2 




Nama Sekolah : ……………………………………………. Kelas : X
Alamat : ……………………………………………. Semester Ke : 1 ( satu)
Nama Siswa : ……………………………………………. Tahun Pelajaran : 2006/2007
Nomor Induk : …………………………………………….

No. Mata Pelajaran Aspek Penilaian Nilai Catatan Guru
  Angka Huruf 
1. Pendidikan Agama Penguasaan konsep dan nilai-nilai  
  Penerapan  
2. Pendidikan Kewarganegaraan Penguasaan konsep dan nilai-nilai  
  Penerapan  
3. Bahasa Indonesia Mendengarkan  
  Berbicara  
  Membaca  
  Menulis  
  Apresiasi Sastra  
4. Bahasa Inggris Mendengarkan  
  Berbicara  
  Membaca  
  Menulis  
5. Matematika Pemahaman konsep  
  Penalaran dan Komunikasi  
  Pemecahan Masalah  
6. Seni dan Budaya Apresiasi  
  Kreasi  
7. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kemampuan Gerak Dasar  
  Keterampilan cabang olar raga  
  Kebugaran dan Kesehatan  
  Pilihan: Akuatik/Pend.Luar Sekolah  
8. Sejarah Penguasaan Konsep  
  Kinerja Ilmiah  
9. Geografi Penguasaan Konsep  
  Kinerja Ilmiah  
10. Ekonomi Penguasaan Konsep  
  Kinerja Ilmiah  
11. Sosiologi Penguasaan Konsep  
  Kinerja Ilmiah  
12. Fisika Pemahaman dan penerapan Konsep  
  Kinerja Ilmiah  
13. Kimia Pemahaman dan penerapan Konsep  
  Kinerja Ilmiah  
14. Biologi Pemahaman dan penerapan Konsep  
  Kinerja Ilmiah  
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi Etika Pemanfaatan  
  Pengolahan dan Pemanfaatan Informasi  
  Tugas Proyek  
16. Pilihan:
a. Keterampilan Kreasi Produk Kerajinan  
  Kreasi Produk Teknologi  
 b. Bahasa Asing Mendengarkan  
  Berbicara  
  Membaca  
  Menulis  
17 Muatan Lokal  

PENGEMBANGAN DIRI
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................



Ketidakhadiran Hari
1. Sakit 
2. Izin 
3. Tanpa Keterangan 



   









 




Nama Sekolah : ……………………………………………. Kelas : X
Alamat : ……………………………………………. Semester Ke : 2 (dua)
Nama Siswa : ……………………………………………. Tahun Pelajaran : 2006/2007
Nomor Induk : …………………………………………….


No. Mata Pelajaran Aspek Penilaian Nilai Catatan Guru
  Angka Huruf 
1. Pendidikan Agama Penguasaan konsep dan nilai-nilai  
  Penerapan  
2. Pendidikan Kewarganegaraan Penguasaan konsep dan nilai-nilai  
  Penerapan  
3. Bahasa Indonesia Mendengarkan  
  Berbicara  
  Membaca  
  Menulis  
  Apresiasi Sastra  
4. Bahasa Inggris Mendengarkan  
  Berbicara  
  Membaca  
  Menulis  
5. Matematika Pemahaman konsep  
  Penalaran dan Komunikasi  
  Pemecahan Masalah  
6. Seni dan Budaya Apresiasi  
  Kreasi  
7. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kemampuan Gerak Dasar  
  Keterampilan cabang olar raga  
  Kebugaran dan Kesehatan  
  Pilihan: Akuatik/Pend.Luar Sekolah  
8. Sejarah Penguasaan Konsep  
  Kinerja Ilmiah  
9. Geografi Penguasaan Konsep  
  Kinerja Ilmiah  
10. Ekonomi Penguasaan Konsep  
  Kinerja Ilmiah  
11. Sosiologi Penguasaan Konsep  
  Kinerja Ilmiah  
12. Fisika Pemahaman dan penerapan Konsep  
  Kinerja Ilmiah  
13. Kimia Pemahaman dan penerapan Konsep  
  Kinerja Ilmiah  
14. Biologi Pemahaman dan penerapan Konsep  
  Kinerja Ilmiah  
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi Etika Pemanfaatan  
  Pengolahan dan Pemanfaatan Informasi  
  Tugas Proyek  
16. Pilihan:
a. Keterampilan Kreasi Produk Kerajinan  
  Kreasi Produk Teknologi  
 b. Bahasa Asing Mendengarkan  
  Berbicara  
  Membaca  
  Menulis  
17 Muatan Lokal  

PENGEMBANGAN DIRI
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................



Ketidakhadiran Hari
1. Sakit 
2. Izin 
3. Tanpa Keterangan 















 
DAFTAR PUSTAKA

 Forster, Margaret, dan Masters, G. (1996). Portfolios Assessment Resource Kit. Camberwell, Melborne: The Australian Council for Educational Research Ltd.

 Forster, Margaret, dan Masters, G. (1996). Project Assessment Resource Kit. Camberwell, Melborne: The Australian Council for Educational Research Ltd.

 Forster, Margaret, dan Masters, G. (1998). Product Assessment Resource Kit. Camberwell, Melborne: The Australian Council for Educational Research Ltd.

 Forster, Margaret, dan Masters, G. (1996). Performance Assessment Resource Kit. Camberwell, Melborne: The Australian Council for Educational Research Ltd.

 Forster, Margaret, dan Masters, G. (1999). Paper amd Pen Assessment Resource Kit. Camberwell, Melborne: The Australian Council for Educational Research Ltd.

 Gronlund, E. Norman. (1982). Constructing Achievement Tests. London: Prentice Hall.

 Hill, B.C., dan Ruptic, C.A. (1994). Practical Aspects of Authentic Assessment: Putting the Pieces Together. Norwood: Christopher-Gordon Publishers, Inc.

 Linn, R.L., dan Gronlund, N.E. (1995). Measurement and Assessment in Teaching. New Jersey: Prentice Hall.

 Popham, W.J. (1995) Classroom Assessment, What Teachers Need to Know. Boston: Allyn & Bacon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar