Minggu, 28 Juni 2009

Film anti Islam - Kepala Nabi Muhammad SAW Meledak 1 

Den Haag - Film anti Al-Quran bikinan politikus sayap ultra kanan Geert Wilders resmi disiarkan online malam ini. Kepala Nabi Muhammad SAW disugestikan meledak.

Penyiaran film bertitel Fitna itu diumumkan dalam websites partai pimpinan Wilders, Partij voor de Vrijheid/PVV (Partai untuk Kebebasan), dan ditautkan ke liveleak.com, Kamis malam ini atau Jumat (28/3/2008) dinihari WIB.

Keputusan Wilders ini mendahului sidang gugatan sela di Pengadilan Rotterdam yang diajukan oleh organisasi muslim di Belanda, yang akan digelar Jumat hari ini.

Hari-hari menjelang pemublikasian film ini sebelumnya telah membuat pemerintah Belanda nerveus, karena khawatir akan timbul dampak politik dan ekonomi berupa boikot produk seperti menimpa Denmark. Pemerintah Belanda secara resmi mengambil jarak terhadap isi film ini dan menegaskan bahwa visi Wilders tidak mewakili negeri dan rakyat Belanda.

Film Fitna yang dipantau langsung detikcom isinya jelas menghina, melecehkan dan memprovokasi pemeluk agama Islam, yang merupakan visi politik Wilders.

Pada bagian akhir film ini dimunculkan gambar kartun Nabi Muhammad SAW dengan surban berbentuk bom di kepala, bersumber dari kartun Jyllands-Posten. Setelah beberapa detik disugestikan bahwa bom itu meledak.

Penyiaran film Fitna ini langsung menjadi headline siaran berita waktu utama seluruh kanal televisi di Belanda. Saat hal itu ditanyakan oleh wartawan dan kemungkinan reaksi umat Islam, Wilders berdalih bahwa itu bukan suara bom meledak, melainkan menggambarkan islam seperti kilat dan petir di Belanda.

Percaya dalih Wilders atau gambar? Semuanya kembali kepada pembaca sendiri dengan menyaksikan filmnya langsung di sini http://www.liveleak.com/view?i=7d9_1206624103 


JAKARTA, JUMAT - Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengecam diproduksinya film "Fitna" oleh produser film di Belanda.Bagi Indonesia, yang mayoritas penduduknya Muslim, hal ini akan menimbulkan sakit hati. Apalagi, film itu berasal dari negara yang pernah menjajah Indonesia selama lebih dari 300 tahun. Demikian dikatakan Hidayat Nur Wahid, Jumat (28/3).

Hidayat pun menyatakan sepakat dengan apa yang telah dilakukan KH Hasyim Muzadi dan sejumlah tokoh agama KWI dan PGI dengan mengeluarkan kecaman terhadap film itu. "Belanda seharusnya tidak perlu menorehkan luka lama. Belanda seharusnya belajar dari kesalahan masa lalu," kata Hidayat.

Ia juga mengatakan, tanpa mengabaikan hak kebebasan berekspresi, dengan melihat peristiwa yang pernah terjadi seharusnya hal-hal seperti ini tidak perlu terjadi. Apalagi PBB sudah mengeluarkan sebuah resolusi untuk mereka yang mengatasnamakan kebebasan berekspresi namun dengan menistakan agama. "Makanya saya berharap jangan sampai diputar atau masuk ke Indonesia. Masih banyak hal lain yang lebih penting yang butuh kita pikirkan," tandasnya.

Masyarakat pun diimbaunya tak terjebak dengan kontroversi. Mengingat, film tersebut dibuat oleh seorang politisi yang mungkin saja menggunakan film itu sebagai bagian dari strategi politiknya.

by;yanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar