Pisau dari Tokyo
SEBILAH pisau? O, besar sekali dan panjangnya sekitar 30 cm! Ya, ya, malam itu kulihat sebilah pisau besar, bentuknya cukup aneh, paduan antara golok dan celurit. Jelasnya begini: gagangnya terbuat dari kayu eboni, pangkal mata pisau berbentuk mirip golok Betawi, tetapi ujungnya seperti celurit Madura. Penampilannya berkilat-kilat, pancaran ketajamannya.Ini pisau dari Tokyo. Pisau kesayangan Taro, ya, suamiku. Maksudku, Taro gemar memasak dan pisau ini alat utamanya untuk memasak. Lebih baik Taro tidak memasak, bila pisau ini terselip atau sedang tidak ada di dapur...."
"O, tapi... ee... pisau itu menakutkan. Eee... maksudku, terlalu besar dan terlalu tajam sebagai pisau dapur. Lebih cocok digunakan di rumah jagal saja," selaku, sebelum penjelasan pisau dari Tokyo itu selesai.
Yang menjelaskan mengenai pisau dari Tokyo itu adalah Naomi Nerusa, share-mate-ku (teman serumahku), ketika aku belajar di Benua Kangguru. Ya, aku dan Naomi menyewa rumah secara patungan, untuk kami tempati bersama selama dua tahun. Aku mengenal Naomi ketika kami sama-sama tinggal di apartemen kampus yang sewanya relatif mahal. Maka, aku dan Naomi lalu mencari rumah yang sewanya lebih murah daripada apartemen kampus tersebut. Aku memilih Naomi sebagai share-mate-ku karena dia kunilai cukup komunikatif, lincah, dan pernah berkunjung ke Jakarta, Yogya, dan Bali. Sehingga kalau kuajak bicara mengenai ketiga tempat itu bisa nyambung. Oya, Naomi juga suka masakan Indonesia, khususnya sate ayam Madura.
Malam itu, aku dan Naomi siap membuat sate ayam Madura untuk makan malam kami. Maka ia mengeluarkan pisau dari Tokyo, untuk memotong-motong daging ayam yang akan kami buat sate.
"Nah, you saja yang memotong-motong daging ini, aku yang mengupas rempah-rempahnya. Oke?" kata Naomi, ketika aku mengambil pisau kecil untuk mengupas bawang merah untuk lalap.
"Lho kok aku yang mesti memotong-motong daging, memangnya kenapa?" tanyaku heran, karena kulihat tiba-tiba wajah Naomi yang semula ceria berubah menjadi kecut mengkerut.
"Eee... aku takut sama pisau itu. Sejak pertama kali melihatnya, aku memang takut. Heehhhh... maafkan aku!" mata Naomi memejam, lalu membalikkan diri ke arah lain, memunggungi pisau yang berkilauan itu.
"Naaah... kalau kau takut, mengapa pisau itu kau keluarkan?" tanyaku, sambil mengikuti arah muka Naomi.
"Kupikir kita perlu pisau tajam untuk memotong-motong daging ayam. Tapi, eee... maaf," tiba-tiba ia tertawa, tetapi tawanya sumbang.
"Lho... kok tertawa. Katamu.... kau takut, tapi tertawa!" aku ikut tertawa, karena melihat mimik Naomi yang lucu: diliputi rasa takut, tetapi berusaha sok kalem.
"Ya, aku tertawa karena ingat sejarah pisau itu," Naomi masih tertawa, "Lucu, kisahnya! Ya, lucu-lucu seram," sambungnya, sambil membalikkan tubuhnya dan menunjuk pisau yang katanya ditakutinya.
"Lucu, kisahnya. Lucu-lucu seram, bagaimana itu?" aku penasaran.
"Pisau itu, pemberian Paman Tsuda-pamannya Taro," Naomi mulai bercerita, "Kedua orangtua Taro meninggal ketika Taro masih kecil. Maka, ia lalu diasuh Paman Tsuda. Nah, Paman Tsuda itu pembuat pisau ulung di desanya, di pinggiran Tokyo. Taro juga dilatih membuat pisau. Tetapi, ketika lulus SMP ia tidak berminat melanjutkan usaha pamannya memproduksi pisau. Ia tertarik bidang elektronik dan pamannya merestui. Maka, ketika aku berkenalan dengan Taro, ia telah bekerja di perusahaan elektronik di Tokyo. Kami pacaran tiga bulan, lalu menikah...."
"Apa hubungannya ceritamu dengan pisau dari Tokyo ini?" selaku tak sabar karena cerita Naomi kuanggap berbelit-belit.
"Nanti dulu. Ceritaku belum sampai ke pisau...," Naomi memintaku bersabar.
"Okay. Lalu, bagaimana?" desakku.
"Nah, setelah aku jadi istri Taro, aku tinggal bersama Paman Tsuda. Waktu aku akan berangkat ke Australia-ya, untuk belajar yang sekarang sedang saya jalani ini, Paman Tsuda menyuruhku membawa pisau ini. Aku menolak, karena aku merasa tidak memerlukannya. Yang memerlukan pisau itu Taro, karena Taro selalu menggunakannya untuk memotong bahan makanan yang dimasaknya. Tapi, Paman Tsuda mendesakku. Katanya, pisau itu bisa kujadikan senjata...."
"Kau jadikan senjata? Senjata untuk apa?" aku terheran-heran.
"Ini dia yang lucu. Tapi, lucu yang sekaligus seram," Naomi menggeleng-geleng, "E... sungguh menyeramkan. Kata Paman Tsuda, pisau ini bisa kugunakan untuk membunuh Taro, kalau Taro menyeleweng...."
"Heehhh... menyeleweng? Selingkuh maksudmu?" tegasku.
"Ya, kalau Taro punya love affair dengan perempuan ketiga...," jelas Naomi.
"Apa Taro... ee... maaf, suamimu itu suka selingkuh atau semacam itu?" aku ingin tahu. "Kok sampai pamannya bilang begitu..."
"No, no... Taro bukan laki-laki tipe itu. Dia laki-laki yang baik dan aku tahu, dia sangat mencintaiku, suka membangga-banggakanku...."
"Ya, ya, jelas, karena kau cantik dan pintar...," komentarku.
"Ya, mungkin," Naomi mengerlingkan matanya dan ada bias-bias kebanggaan terpancar dari mata itu. "Sayangnya, ia sering memukul dan menggigitku bila ia berhubungan intim denganku...! Ya, dia punya kelainan. Itu, yang kubenci... itu yang kutakuti. Maka, sering terlintas dalam benakku, aku ingin meninggalkannya untuk mencari kelembutan dan belaian dari laki-laki lain. Atau, paling tidak ...jauh darinya, agar aku bebas dari...." matanya yang semula berbinar-binar itu lalu meredup dan suaranya serak.
"Ohhh, Naomi!" desisku dengan bingung, karena aku tidak tahu harus berbicara apa untuk menanggapi penuturannya itu.
"Maka, aku senang, ketika Taro mengirimku belajar kemari ya... di Australia ini. Jadi, aku bebas dari pukulan-pukulannya dan gigitan mautnya. Gila! Kalau dalam seminggu ia mengajakku berhubungan intim dua atau sampai tiga kali, maka tubuhku hancur, babak belur. Pangkal pahaku, perutku, leherku, dan payudaraku akan biru-biru lebam. Aku biasanya jadi malas keluar rumah, Selain sakit, aku juga malu karena jalanku jadi engkang-engkang-jelek. Belum lagi leherku yang penuh bekas gigitannya, payudaraku juga nyeri, apalagi lubang vaginaku... seperti disodok-sodok tombak!" Naomi meringis.
"Sampai begitu? Ohhh... Naomi!" aku mendesis lagi dan jadi ngeri membayangkan kelainan Taro, suami Naomi.
"Makanya, aku sebetulnya tidak happy, kalau suamiku nyusul aku kemari," suara Naomi tiba-tiba merendah, seperti berbisik.
"Lho, tapi, bukankah suamimu telah memutuskan akan menyusulmu kemari? Bahkan kau bilang, dia mau melamar jadi PiAr- permanent resident di sini, bukan?" aku mengingatkan apa yang pernah diceritakan Naomi kepadaku, sebelum ia jadi share-mate-ku.
"Ya, mau dia memang begitu. Dia ingin tinggal di Australia, karena ingin menginjak tanah. Maksudku, ia ingin tinggal di rumah besar, berhalaman luas dan bisa mengendarai mobil pribadi. Maklum, hidup di Tokyo menginjak tanah adalah barang luks. Maksudku, hidup di Tokyo tidak mungkin tinggal di rumah besar, berhalaman luas dan bisa mengendarai mobil pribadi. Biaya hidup di Tokyo sangat mahal. Yang bisa kami bayar hanyalah tinggal di apartemen ukuran 3 x 3 meter, untuk keperluan segalanya. Kalau punya mobil harus menyewa garasi yang sewanya sama dengan untuk menyewa apartemen...," Naomi memandangiku, sebagai penegasan, "Makanya, bagi Taro, tinggal di Australia adalah impiannya dan itu harus diwujudkannya!"
"Jadi, kapan dia kemari?" aku ingin tahu.
"Ya, tiga bulan lagi, setelah ia menjual barang-barang kami dan mengurus surat-surat pindah. Aku dan Taro akan memulai hidup baru di sini...."
"Oh... indah sekali. Kalian bakal menemukan surga di Australia. Orang Jepang uangnya banyak. Kulihat, banyak orang Jepang yang membeli rumah dan mobil-mobil mewah di sini...."
"O... tidak semua orang Jepang begitu," Naomi cepat-cepat meralat kalimatku. "Walau Taro sudah manager, tetapi gajinya tidak besar. Jadi, ya... kalau cuma membeli rumah keong dan mobil seconds mungkin bisa...," Naomi merendah.
"Apalagi kalau kau sudah kerja di sini," seruku, karena kuliah Naomi, yang ambil Master Fakultas IT akan selesai tahun depan. "Master lulusan IT banyak diperlukan di Australia."
"Mudah-mudahan," mata Naomi sedikit berbinar. "Yuk, sekarang kita bikin sate ayam. You yang memotong-motong dagingnya!" sambung Naomi.
Aku pun lalu menggunakan pisau dari Tokyo untuk memotong-motong daging ayam yang akan kami buat sate. Bukan main, pisaunya tajam sekali. Maka, Naomi lalu memperingatkanku agar aku berhati-hati ketika menggunakannya, agar tanganku tidak teriris olehnya.
TARO sudah datang dari Tokyo dan tinggal bersama kami. Benar kata Naomi, Taro memang gemar memasak dan selalu menggunakan pisau dari Tokyo, untuk memotong bahan-bahan yang dimasaknya. Sungguh terampil tangannya ketika menggunakan pisau itu, saat memotong apa saja: dari bawang putih, seledri, daun bawang, hingga ikan dan daging yang diolahnya. Aku sering menyaksikannya bila ia masak untuk makan malam mereka dan kadang aku diberinya. Karena, aku juga sering memberi mereka apa yang kumasak pada pagi hari. Sejak ada Taro, aku memang sering tukar-menukar makanan. Sebelum Taro datang, Noami sering minta tolong aku untuk memasak. Naomi memang tidak suka memasak! Jadi, kalau ia memasak, artinya terpaksa!
Sejak Taro di Australia, Naomi tidak pernah ke dapur. Jadi, pisau dari Tokyo itu sama sekali tidak dipegangnya. Aku juga tidak memegangnya, karena aku lebih suka menggunakan pisauku yang kubawa dari Jakarta, untuk mengupas bumbu-bumbu atau memotong bahan-bahan yang kumasak. Taro selalu mendesakku agar aku menggunakan pisau dari Tokyo, dengan alasan, lebih tajam dari pisauku. Bahkan suatu pagi Taro bilang padaku, "Bila aku berpisah denganmu, pisau ini akan kuberikan padamu, untuk kenang-kenangan."
Aku tertawa mendengar apa yang dikatakan Taro. Di balik tawaku, sebetulnya aku ngeri dan kemudian berkata, "Taro, apa indahnya kenang-kenangan sebilah pisau... pisau yang sangat tajam dan bentuknya aneh. Terus terang, aku takut pada pisau itu! Naomi juga takut."
"Ah, jangan takut. Pisau ini jadi menakutkan bila digunakan untuk membunuh. Bila digunakan untuk tujuan positif seperti untuk memotong-motong bahan yang akan kita masak atau berkebun, membabat ilalang dan rumput ya tidak apa-apa...," sahut Taro dengan sikap tenang.
Bersikap tenang, adalah pembawaan Taro yang paling menonjol. Maka, aku jadi heran dan bertanya-tanya: apakah mungkin laki-laki berpembawaan setenang Taro punya kelainan buas, suka memukul dan menggigit pasangannya, ketika melakukan hubungan seksual seperti yang diceritakan Naomi? Kupandangi Taro, yang malam itu sedang duduk sendirian di ruang makan, sambil memandangi sajian masakan yang telah dimasaknya sejak sore, untuk makan malamnya bersama Naomi. Jam telah menunjukkan pukul 21.30.
"Taro, Naomi belum pulang?" tanyaku, merasa kasihan pada Taro yang kuhitung hampir dua minggu selalu menanti kedatangan Naomi yang terlambat.
"Ya, Naomi belum pulang. Akhir-akhir ini ia selalu pulang terlambat...," sahut Taro, suaranya berat dan patah-patah.
Aku tahu, ia ingin mengeluh kepadaku, tetapi ditahannya. Maka ia lalu kuhibur sebisaku, "Taro, mungkin Naomi masih belajar di perpustakaan. Atau, barangkali ada meeting-kerja grup. Maklum, student IT memang banyak tugas, bikin program yang aneh-aneh dan rumit...."
"Ya, barangkali," Taro memandangiku dengan mata kosong. "Tapi, apakah sistem belajar di Australia harus sampai larut begini? Lebih dari pukul sembilan malam belum selesai?"
"Tergantung fakultasnya, Taro. Kalau aku, yang ambil ilmu sosial ya... tidak sampai malam kalau belajar bersama. Tapi, kami dituntut banyak membaca. Aku lebih senang membaca di rumah daripada di perpustakaan," tuturku.
"Ya, kupikir, merancang program juga bisa di rumah. Aku kan juga pernah belajar komputer-IT. Memang sih... otodidak...! Tapi, kupikir, Naomi tidak perlu sampai pulang terlambat terus. Iya, kan, begitu?"
Aku diam saja. Aku tidak ingin masuk ke dalam lingkar masalah yang sedang dihadapi Taro yang tampak unhappy karena istrinya, ya... Naomi, selalu pulang terlambat. Hari berikutnya, Naomi pulang terlambat lagi. Terus, terlambat lagi. Begitu, hingga pada suatu senja aku melihat Naomi bergandeng tangan mesra dengan student dari Kolombia, teman sekelasnya. Setahuku, di kampus, student Kolombia itu dipanggil: Banderas! Padahal, nama sebenarnya Ferdinand. Ia dipanggil Banderas karena wajah dan tubuhnya memang mirip Antonio Banderas-aktor Hollywood asal Spanyol, yang pernah dinobatkan oleh sebuah majalah wanita terbitan Amerika, sebagai salah satu pria terseksi di dunia. Maka dapat dibayangkan, betapa tampannya Ferdinand, yang menggandeng Naomi. Taro yang tingginya kuperkirakan tidak sampai 160 cm, tentu bukan bandingan Ferdinand.
Diam-diam kuikuti arah jalan Naomi dan Banderas. Mereka dari perpustakaan menuju ke utara, ke apartemen kampus Blok A. Aku jadi ingat, Ferdinand memang tinggal di Blok A, lantai 6-yang dikenal sebagai markas student dari Kolombia.
Kuperhatikan, Naomi dan Ferdinand naik lift. Pikirku, jadi selama ini, Naomi selalu pulang malam karena bersama Banderas? Aku lalu ke perpustakaan, ada meeting, dan pulang ke rumah pukul 21.00. Sampai di rumah, kulihat Taro sedang memasak dengan wajah murung. Padahal biasanya, kalau memasak pukul 18.00 dan wajahnya ceria. Meskipun demikian, ia berusaha tersenyum semanis mungkin begitu melihatku masuk ke rumah. Seperti biasanya, ia menanyakan keadaanku. Seperti biasanya juga, aku menjawab: fine, thank you!
"Ohhh... very good! Very good!" Taro menanggapiku, lalu menghentikan langkahku yang mau naik ke loteng, menuju ke kamarku. "Jangan masuk ke kamar dulu. Aku mengundangmu makan malam. Aku buat sushi dan sup sirip ikan...," kata Taro, "Itu, mangkuk dan piringmu sudah kusiapkan," sambungnya, sambil menunjuk dua set piring dan mangkuk di atas meja makan.
"Naomi belum pulang?" tanyaku kemudian, sambil berusaha keras mengerem diri untuk tidak menceritakan Naomi yang kulihat bergandengan tangan bersama Ferdinand alias Benderas. Lalu, Naomi ke Blok A, ke kamar Ferdinand. Bisa ditebak, apa yang mereka lakukan berdua di kamar? Kusingkirkan pikiran keruhku mengenai Naomi-Ferdinand. Perhatianku kufokuskan kepada Taro yang mengajakku bicara mengenai Naomi.
Ia berkata, "Malam ini Naomi tidak pulang. Dan, ia memang tidak pernah akan pulang lagi di rumah ini. Dia pulang ke tempat lain bersama kekasihnya...!" sahut Taro, nadanya tenang, tapi membuatku terkejut.
"Apa maksudmu, Naomi pulang ke tempat lain bersama kekasihnya, Taro?" tanyaku spontan.
Taro tidak menjawab. Tapi, ia memperlihatkan pisau dari Tokyo yang berlumuran darah yang mulai mengering dan beratus-ratus helai rambut menempel di permukaannya. Aku mengenali rambut itu, rambut Naomi. Ohhh...! Tubuhku langsung gemetar dan butir-butir keringat dingin bermunculan di keningku. Sebilah pisau dari Tokyo yang ada di tangan Taro itu di mataku tampak menyeringai dipenuhi ribuan pasang taring Rahwana yang tengah mencabik-cabik leher Naomi yang kuning mulus dan jenjang. Lalu, darah segar pun mengalir deras dari leher Naomi yang terkoyak-koyak dan terpatah itu....
"Mari, makan malam bersamaku, sebelum polisi menangkapku. Atau, sebelum aku menyerahkan diri ke polisi...," kudengar lamat-lamat suara Taro mengajakku makan, dengan suara tenang.
Aku tidak mau dan memang tidak bisa memenuhi ajakannya, karena kepalaku tiba-tiba pusing, perutku mual, mataku berkunang-kunang, lalu lupa segalanya, kecuali kilatan pisau itu: sebilah pisau dari Tokyo. Pisau jagal...!
Senin, 29 Juni 2009
Di perkebunan
Traktor roda ban (TRB) yang dikemudikan Siman terjungkir karena roda belakangnya terperosok ke dalam lubang eks-Ganoderma. Ia tertindih di bawah traktor dan tewas. Kabar tentang kecelakaan itu segera menyebar ke seluruh daerah perkebunan karena sebelumnya peristiwa seperti itu tidak pernah terjadi. Sariga, yang pertama kali mendapat peluang sebagai kontraktor pengolahan lahan tanaman ulang di perkebunan kelapa sawit itu, terperanjat. Kerja di perkebunan tidak seharusnya berakibat sejauh itu. Yang harus dilakukan hanyalah mencangkul dan membalik tanah dengan kedalaman 25 cm. Pencangkulan dilakukan secara mekanis, menggunakan bajak cakram berukuran lebih kurang 30 inci, ditarik traktor roda ban. Selain dengan traktor, pencangkulan juga dapat dilakukan dengan traktor roda rantai (TRR). Seandainya Siman tidak buru-buru mengejar target, pastilah ia melihat lubang eks-Ganoderma yang panjang, lebar, dan dalamnya masig-masing 1 meter itu, dan pasti ia akan mengelak. Tapi takdir ternyata menentukan lain. Kematian Siman sangat mengejutkan Sariga karena tahun lalu, ketika ia menyuplai beberapa kebutuhan kecil perkebunan itu, Siman bekerja di perusahaannya sebagai pengantar barag-barang kebutuhan tersebut. Artinya, Siman belum setahun jadi operator TRB. Bisa saja kecelakaan itu terjadi karena kurangnya pengalaman Siman sebagai operator. * * * Kasus tewasnya Siman semula menjadi berita kecil di suratkabar lokal. Kemudian muncul surat pembaca yang prihatin akan keselamatan pekerja. Ia mempertanyakan dalam kasus seperti itu siapa yang bertanggungjawab. Perkebunan? Pemilik alat-alat berat? Atau, kontraktor penyewa alat-alat berat? Surat pembaca lain menyusul. Ia menempatkan perkebunan pada posisi yang paling bertanggungjawab. Alasannya sederhana saja. Mengapa lubang eks-Ganoderma telah digali, sedangkan lazimnya penggalian itu dilakukan pada saat pohon-pohon sawit tua ditumbangkan? Surat pembaca ini bersambut dengan cepat. Gabungan Pengusaha Lokal (GPL) akan meninjau lokasi kecelakaan dan akan menarik kesimpulan siapa yang bertanggungjawab. Setelah kunjungan ke tempat kecelakaan, GPL sependapat dengan penulis surat pembaca kedua. Bahkan, GPL tidak berhenti di sana. Kecurangan tender mulai diungkapkan. Suratkabar lokal, banjir dengan berita-berita tudingan yang diarahkan ke perkebunan. Orang pertama perkebunan sebagai pimpinan baru di sana menjadi sasaran empuk GPL. Direktur Utama ini segera mengadakan rapat direksi. Mengapa sampai ribut-ribut ini terjadi? "Dua orang anggota pengurus GPL tahun ini tidak memenangkan tender," sahut Direktur Produksi. "Apa benar tender tidak dilakukan menurut prosedur?" tanya Direktur utama. "Semua dilaksanakan menurut ketentuan yang berlaku," Direktur Produksi menjelaskan lagi. Dalam rapat yang berlangsung satu jam itu, masukan-masukan berharga banyak diberikan bawahannya kepada Orang Pertama di perkebunan ini. Kalau hanya anggota biasa GPL yang tidak mendapat proyek, para pengurusnya tidak pernah meneriakkan apa pun. Tapi, kalau anggota pengurus yang tidak kebagian jatah tahunan, mereka akan berteriak hingga ke ujung langit. Padahal mereka masih tetap mendapat jatah di bagian pengadaan dan teknik, walaupun volume kerjanya kecil. "Mengapa tahun ini mereka tidak berhasil memenangkan tender pengolahan lahan tanaman ulang?" Orang Pertama mencoba mencecar. "Karena hasil kerja mereka tahun lalu di bawah standar," sahut Direktur Produksi spontan dan meyakinkan. Tentu saja para direktur dalam rapat tidak menjelaskan kepada Orang Pertama yang baru ini bahwa jatah pengolahan lahan tanaman ulang tersebut hanya diberikan kepada beberapa pengusaha yang sama setiap tahun. Khususnya untuk lahan-lahan luas berukuran antara 500 hektar hingga 2500 hektar. Agar tidak terlalu mencolok, lahan terkecil dengan luas 200 hektar diberikan bergantian kepada beberapa kontraktor lain, termasuk pengurus GPL. Rasa tenteram Orang Pertama perkebunan itu membersit jelas di wajahnya, setelah semua bawahannya meyakinkan bahwa ribut-ribut di luar itu tidak perlu ditanggapi karena nanti toh akan padam sendiri. Ini bukan peristiwa pertama. Tak ada yang perlu dikhawatirkan, karena selama ini pun tidak pernah ada teguran dari kantor pusat. Para bawahan ini juga tidak mengungkapkan bahwa biasanya gangguan akan muncul pihak perkebunan tidak memberikan tanggapan atas berita-berita yang beredar luas itu. Drum-drum minyak solar yang di drop di gudang penyimpanan BBM (bahan bakar minyak) tidak jarang tiba-tiba bocor dan kosong.Ban TRB juga tidak jarang menjadi sarang pemboocoran. Pemuda-pemuda tak dikenal sering pamer kekuatan dan meminta operator TRB, TRR atau petugas lapangan lainnya untuk berhenti bekerja satu dua jam, agar target yang mereka kejar tidak tercapai. Tidak jarang pula mereka memeras operator alat-alat berat itu, bahkan buruh-buruh kecil penanam kacangan. Orang Pertama menutup rapat dengan rasa puas. Memperoleh order karena memenangkan tender besar atau memenangkan persaingan menghadapi dua rekanan lain tanpa melalui tender untuk mendapatkan order-order kecil di perkebunan ini tidaklah mudah. Karena itu, seperti juga pemborong lainnya, Sariga yang mendaftarkan diri menjadi rekanan untuk semua jenis pekerjaan: pengadaan barang, teknik, dan pengolahan lahan tanaman ulang, selalu harus gigit jari. Penanaman kelapa sawit muda dilakukan pihak perkebunan setiap tahun untuk menggantikan pohon-pohon yang telah berusia antara 25-30 tahun. Kontraktor hanya mengolah tanah, merobohkan tanaman tua, meratakan dan menghaluskan tanah, serta menanam rumput kacangan. Karena itu di kalangan pemborong, sebutan yang sering terdengar untuk tugas ini adalah land clearing. Dengan adanya sekitar 200 perusahaan yang menjadi rekanan di perkebunan itu diperlukan perjuangan berat untuk mendapatkan order. Untuk itu Sariga harus rajin berkunjung ke berbagai lokasi perkebunan menemui para administratur dan "menjalin hubungan baik". Relasi dengan para kepala bagian di kantor perkebunan juga harus dipelihara setiap saat. Bahkan, koneksi dengan pegawai staf dan nonstaf di tingkat bawah pun harus dipupuk terus menerus. Terkadang Sariga merasa dirinya sebagai pengemis yang meminta ke sana kemari, walaupun hanya untuk mendapatkan order kecil. Melelahkan, sekaligus menyebalkan. Apalagi bila kepala bagian yang merekomendasikan order tersebut ke direktur meminta servis makhluk hidup yang bernama manusia sebagai teman kencan. Perasaan berdosa terpaksa dibuang Sariga jauh-jauh untuk mendapatkan order yang diinginkannya itu. Tapi, kali ini ia mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan proyek pengolahan lahan itu bukanlah karena kerja keras. Tokoh yang baru ditunjuk untuk menjadi Orang Pertama di perkebunan itu adalah sahabat almarhum ayahnya. Begitu Sariga menemuinya, Orang Pertama itu segera menunjuk Sariga sebagai salah satu pemborong melalui tender yang diadakan setiap bulan Desember. Tender di perkebunan ini, sebagaimana lazimnya pada banyak tender yang lain, dilakukan hanya sebagai proforma untuk memenuhi persyaratan. Pengumuman tender pun hanya dilakukan di sebuah suratkabar kecil dan dicetak khusus limapuluh lembar dalam penerbitan pura-pura. Artinya, khusus untuk tender tersebut, suratkabar dicetak ulang limapuluh lember dengan mencantumkan pengumuman tentang tender itu. Suratkabar puluhan lembar itu tidak diedarkan ke pasar. Ini hanya diperlukan sebagai bukti dan disimpan dalam berkas bahwa prosedur tender telah dilakukan dengan benar. Sebagai pemborong yang pertama kali mengerjakan proyek pengolahan lahan, menumbangkan pohon, meratakan dan menghaluskan tanah, serta menanam kacangan, Sariga terpaksa bekerja sama dengan seorang kontraktor yang pernah mengerjakan tugas itu. Lahan pohon kelapa sawit tua seluas 200 hektar itu mereka garap bersama sepuluh bulan. * * * Istri Siman yang datang mendadak ke rumah Sariga memohon dengan memelas. "Tolonglah, Pak. Saya bersedia bekerja di bagian mana saja. Mengantar barang-barang juga boleh." Sariga menatapnya. "Saya masih berusaha mendapatkan order-order kecil, tapi belum dapat, Bu. Servis mesin, baru dilakukan tiga bulan lagi. Itu pun kalau saya bisa mendapatkannya. Penggantian ban truk, baru bulan depan. Pak Kepala Bagian Pengadaan telah berjanji akan memesan 30 ban dari saya, dari 180 ban yang dibutuhkan. Sekarang ini saya baru mengolah tanah bersama Pak Gurning." "Di situ juga boleh, Pak." "Kerja sekarang masih kerja traktor, Bu. Setelah itu baru menumbang pohon dengan mesin. Menanam kacangan baru dilakukan setelah pekerjaan tahap dua beres, atau sekitar enam bulan lagi. Untuk menanam kacangan itu saya pasti akan mempekerjakan Ibu." Istri Siman tidak asing lagi dengan tahapan kerja yang disebutkan Sariga, karena ia telah bekerja lebih dari 30 tahun di perkebunan itu. Yang ia tidak mengerti adalah mengapa santunan yang diterimanya karena kematian Siman sangat kecil dan hanya cukup untuk biaya hidup dua bulan, termasuk biaya sekolah anak-anaknya. Setelah pamitan dengan hormat, ia melangkah gontai meninggalkan halaman rumah Sariga. Kontraktor kecil itu menatapnya dengan rasa sedih yang menggumpal. Ia tiba-tiba terkenang akan almarhumah ibunya, yang dulu terpaksa berjalan kaki berkilo-kilometer, menjajakan kain angsuran dan berutang ke sana kemari untuk membiayai anak-anaknya. Wajah istri Siman, yang memelas ketika menemuinya dan saat meninggalkan rumahnya, meledakkan teriak dalam dirinya. "Aku berani menghamburkan dua juta rupiah untuk memperbaiki mobil kepala bagian teknik dengan begitu mudah, tapi membiarkan ibu tiga anak itu pulang dengan tangan hampa." * * * "Wah, saya disindir Kepala Bagian Teknik," ujar Kepala Bagian Tanaman kepada Sariga, yang melaporkan hasil kerja berkalanya kepada Kepala Bagian Tanaman. Sariga tidak mengerti maksud orang yang dihadapinya. "Soal perbaikan mobil dua juta itu," Kepala Bagian Tanaman melanjutkan. Sariga baru memahami yang dimaksudkan Kepala Bagian Tanaman. "Saya tidak bercerita kepada siapa pun," sahut Sariga membela diri. "Ya, mungkin orang bengkel yang tidak dapat menutup mulut mereka," Kepala Bagian Tanaman menenangkan Sariga. Setelah melaporkan hasil kerjanya, Sariga meninggalkan ruang kerja Kepala Bagian Tanaman. Dengan pasti ia melangkahkan kakinya menuju rumah Siman. Dengan sopan dan sangat bersifat kekeluargaan, ia meminta kepada istri Siman agar menolongnya. "Parto tidak pernah ke mana-mana setelah pulang sekolah," ujar istri Siman. "Saya melihat sendiri Parto dibonceng salah seorang pemuda brandal itu ketika memaksa operator alat-alat berat agar berhenti bekerja. Saya juga menyaksikan ketika Parto meminta duit kepada operator TRB saya." Istri Siman memandang tenang ke wajah Sariga. Kalau dulu ketika ia berkunjung ke rumah kontraktor muda ini ia menatap Sariga dengan wajah memelas, kini ia memandang lelaki itu dengan penuh percaya diri. "Walaupun kami orang miskin, janganlah menyepelekan kami seperti itu. Parto tidak pernah meninggalkan rumah sepulang sekolah. Kalau pun ia keluar rumah, ia hanya pergi ke rumah tetangga sebelah. Lima anak SMP berkumpul di sana untuk mendapat bimbingan pelajaran matematika dari Parto. Anak itu sekarang membantu saya mencari nafkah. Dengan jualan gado-gado dan pecal di depan rumah ini saja pendapatan tidak cukup." Sariga meninggalkan rumah Siman dengan perasaan tercabik-cabik. Kenapa ia percaya begitu saja kepada laporan yang diterimanya dari salah seorang karyawannya, dan kemudian berdusta kepada istri Siman dengan mengatakan menyaksikan Parto bersama brandal-brandal itu? Hati kecilnya membisikkan dan mengingatkan kepadanya bahwa ia benar-benar kehilangan Siman ketika lelaki itu meminta berhenti bekerja dan pindah ke tempat lain. Siman adalah pekerja yang tekun, jujur, dan selalu ringan tangan membantu siapa saja. Siman jugalah yang meyakinkan dirinya bahwa kekuatan uang dapat menaklukkan siapa saja. Siman dengan berani mengatakan seperti itu karena sebuah order yang telah menjadi milik Sariga tiba-tiba dibatalkan dan diberikan kepada orang lain tanpa sesuatu alasan. Sariga menghentikan langkahnya. Ia ingin berbalik, kembali menemui istri Siman dan meminta maaf. Tapi, rasa malu mencegahnya. Pada saat itu pula ia tertegun dan tidak percaya. Rasa malu yang telah begitu lama meninggalkan dirinya kini kembali merangkulnya. Lama ia berdiri di jalan itu tanpa tahu harus berbuat apa. Akhirnya keputusan itu diambilnya. Ia menunggu Parto di pinggir jalan itu. Begitu ia melihat Parto yang datang bersama teman-temannya sepulang dari sekolah, ia segera menghampiri. Ia memberi isyarat agar Parto datang kepadanya. Ketika remaja itu telah berdiri di depannya, ia tersenyum dan berkata, "Parto, kamu masih punya waktu mengajar matematika?" Parto hanya mengangguk kepalanya. Setelah itu Sariga merogoh sakunya, mengambil sejumlah uang lalu dimasukkan ke kantong celana Parto. "Saya teman almarhum ayahmu. Saya senang mendengar kamu bisa membantu ibumu mencari nafkah. Sekarang pulanglah, dan gunakan uang itu untuk keperluan sekolahmu, ya." Setelah mengucapkan terima kasih, Parto pun segera bergegas pergi dengan langkah yang enteng. Sariga juga berjalan pulang menuju rumahnya dengan sedikit lega. "Mudah-mudahan istri Siman memaafkanku," seru Sariga dalam hatinya. ***
Traktor roda ban (TRB) yang dikemudikan Siman terjungkir karena roda belakangnya terperosok ke dalam lubang eks-Ganoderma. Ia tertindih di bawah traktor dan tewas. Kabar tentang kecelakaan itu segera menyebar ke seluruh daerah perkebunan karena sebelumnya peristiwa seperti itu tidak pernah terjadi. Sariga, yang pertama kali mendapat peluang sebagai kontraktor pengolahan lahan tanaman ulang di perkebunan kelapa sawit itu, terperanjat. Kerja di perkebunan tidak seharusnya berakibat sejauh itu. Yang harus dilakukan hanyalah mencangkul dan membalik tanah dengan kedalaman 25 cm. Pencangkulan dilakukan secara mekanis, menggunakan bajak cakram berukuran lebih kurang 30 inci, ditarik traktor roda ban. Selain dengan traktor, pencangkulan juga dapat dilakukan dengan traktor roda rantai (TRR). Seandainya Siman tidak buru-buru mengejar target, pastilah ia melihat lubang eks-Ganoderma yang panjang, lebar, dan dalamnya masig-masing 1 meter itu, dan pasti ia akan mengelak. Tapi takdir ternyata menentukan lain. Kematian Siman sangat mengejutkan Sariga karena tahun lalu, ketika ia menyuplai beberapa kebutuhan kecil perkebunan itu, Siman bekerja di perusahaannya sebagai pengantar barag-barang kebutuhan tersebut. Artinya, Siman belum setahun jadi operator TRB. Bisa saja kecelakaan itu terjadi karena kurangnya pengalaman Siman sebagai operator. * * * Kasus tewasnya Siman semula menjadi berita kecil di suratkabar lokal. Kemudian muncul surat pembaca yang prihatin akan keselamatan pekerja. Ia mempertanyakan dalam kasus seperti itu siapa yang bertanggungjawab. Perkebunan? Pemilik alat-alat berat? Atau, kontraktor penyewa alat-alat berat? Surat pembaca lain menyusul. Ia menempatkan perkebunan pada posisi yang paling bertanggungjawab. Alasannya sederhana saja. Mengapa lubang eks-Ganoderma telah digali, sedangkan lazimnya penggalian itu dilakukan pada saat pohon-pohon sawit tua ditumbangkan? Surat pembaca ini bersambut dengan cepat. Gabungan Pengusaha Lokal (GPL) akan meninjau lokasi kecelakaan dan akan menarik kesimpulan siapa yang bertanggungjawab. Setelah kunjungan ke tempat kecelakaan, GPL sependapat dengan penulis surat pembaca kedua. Bahkan, GPL tidak berhenti di sana. Kecurangan tender mulai diungkapkan. Suratkabar lokal, banjir dengan berita-berita tudingan yang diarahkan ke perkebunan. Orang pertama perkebunan sebagai pimpinan baru di sana menjadi sasaran empuk GPL. Direktur Utama ini segera mengadakan rapat direksi. Mengapa sampai ribut-ribut ini terjadi? "Dua orang anggota pengurus GPL tahun ini tidak memenangkan tender," sahut Direktur Produksi. "Apa benar tender tidak dilakukan menurut prosedur?" tanya Direktur utama. "Semua dilaksanakan menurut ketentuan yang berlaku," Direktur Produksi menjelaskan lagi. Dalam rapat yang berlangsung satu jam itu, masukan-masukan berharga banyak diberikan bawahannya kepada Orang Pertama di perkebunan ini. Kalau hanya anggota biasa GPL yang tidak mendapat proyek, para pengurusnya tidak pernah meneriakkan apa pun. Tapi, kalau anggota pengurus yang tidak kebagian jatah tahunan, mereka akan berteriak hingga ke ujung langit. Padahal mereka masih tetap mendapat jatah di bagian pengadaan dan teknik, walaupun volume kerjanya kecil. "Mengapa tahun ini mereka tidak berhasil memenangkan tender pengolahan lahan tanaman ulang?" Orang Pertama mencoba mencecar. "Karena hasil kerja mereka tahun lalu di bawah standar," sahut Direktur Produksi spontan dan meyakinkan. Tentu saja para direktur dalam rapat tidak menjelaskan kepada Orang Pertama yang baru ini bahwa jatah pengolahan lahan tanaman ulang tersebut hanya diberikan kepada beberapa pengusaha yang sama setiap tahun. Khususnya untuk lahan-lahan luas berukuran antara 500 hektar hingga 2500 hektar. Agar tidak terlalu mencolok, lahan terkecil dengan luas 200 hektar diberikan bergantian kepada beberapa kontraktor lain, termasuk pengurus GPL. Rasa tenteram Orang Pertama perkebunan itu membersit jelas di wajahnya, setelah semua bawahannya meyakinkan bahwa ribut-ribut di luar itu tidak perlu ditanggapi karena nanti toh akan padam sendiri. Ini bukan peristiwa pertama. Tak ada yang perlu dikhawatirkan, karena selama ini pun tidak pernah ada teguran dari kantor pusat. Para bawahan ini juga tidak mengungkapkan bahwa biasanya gangguan akan muncul pihak perkebunan tidak memberikan tanggapan atas berita-berita yang beredar luas itu. Drum-drum minyak solar yang di drop di gudang penyimpanan BBM (bahan bakar minyak) tidak jarang tiba-tiba bocor dan kosong.Ban TRB juga tidak jarang menjadi sarang pemboocoran. Pemuda-pemuda tak dikenal sering pamer kekuatan dan meminta operator TRB, TRR atau petugas lapangan lainnya untuk berhenti bekerja satu dua jam, agar target yang mereka kejar tidak tercapai. Tidak jarang pula mereka memeras operator alat-alat berat itu, bahkan buruh-buruh kecil penanam kacangan. Orang Pertama menutup rapat dengan rasa puas. Memperoleh order karena memenangkan tender besar atau memenangkan persaingan menghadapi dua rekanan lain tanpa melalui tender untuk mendapatkan order-order kecil di perkebunan ini tidaklah mudah. Karena itu, seperti juga pemborong lainnya, Sariga yang mendaftarkan diri menjadi rekanan untuk semua jenis pekerjaan: pengadaan barang, teknik, dan pengolahan lahan tanaman ulang, selalu harus gigit jari. Penanaman kelapa sawit muda dilakukan pihak perkebunan setiap tahun untuk menggantikan pohon-pohon yang telah berusia antara 25-30 tahun. Kontraktor hanya mengolah tanah, merobohkan tanaman tua, meratakan dan menghaluskan tanah, serta menanam rumput kacangan. Karena itu di kalangan pemborong, sebutan yang sering terdengar untuk tugas ini adalah land clearing. Dengan adanya sekitar 200 perusahaan yang menjadi rekanan di perkebunan itu diperlukan perjuangan berat untuk mendapatkan order. Untuk itu Sariga harus rajin berkunjung ke berbagai lokasi perkebunan menemui para administratur dan "menjalin hubungan baik". Relasi dengan para kepala bagian di kantor perkebunan juga harus dipelihara setiap saat. Bahkan, koneksi dengan pegawai staf dan nonstaf di tingkat bawah pun harus dipupuk terus menerus. Terkadang Sariga merasa dirinya sebagai pengemis yang meminta ke sana kemari, walaupun hanya untuk mendapatkan order kecil. Melelahkan, sekaligus menyebalkan. Apalagi bila kepala bagian yang merekomendasikan order tersebut ke direktur meminta servis makhluk hidup yang bernama manusia sebagai teman kencan. Perasaan berdosa terpaksa dibuang Sariga jauh-jauh untuk mendapatkan order yang diinginkannya itu. Tapi, kali ini ia mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan proyek pengolahan lahan itu bukanlah karena kerja keras. Tokoh yang baru ditunjuk untuk menjadi Orang Pertama di perkebunan itu adalah sahabat almarhum ayahnya. Begitu Sariga menemuinya, Orang Pertama itu segera menunjuk Sariga sebagai salah satu pemborong melalui tender yang diadakan setiap bulan Desember. Tender di perkebunan ini, sebagaimana lazimnya pada banyak tender yang lain, dilakukan hanya sebagai proforma untuk memenuhi persyaratan. Pengumuman tender pun hanya dilakukan di sebuah suratkabar kecil dan dicetak khusus limapuluh lembar dalam penerbitan pura-pura. Artinya, khusus untuk tender tersebut, suratkabar dicetak ulang limapuluh lember dengan mencantumkan pengumuman tentang tender itu. Suratkabar puluhan lembar itu tidak diedarkan ke pasar. Ini hanya diperlukan sebagai bukti dan disimpan dalam berkas bahwa prosedur tender telah dilakukan dengan benar. Sebagai pemborong yang pertama kali mengerjakan proyek pengolahan lahan, menumbangkan pohon, meratakan dan menghaluskan tanah, serta menanam kacangan, Sariga terpaksa bekerja sama dengan seorang kontraktor yang pernah mengerjakan tugas itu. Lahan pohon kelapa sawit tua seluas 200 hektar itu mereka garap bersama sepuluh bulan. * * * Istri Siman yang datang mendadak ke rumah Sariga memohon dengan memelas. "Tolonglah, Pak. Saya bersedia bekerja di bagian mana saja. Mengantar barang-barang juga boleh." Sariga menatapnya. "Saya masih berusaha mendapatkan order-order kecil, tapi belum dapat, Bu. Servis mesin, baru dilakukan tiga bulan lagi. Itu pun kalau saya bisa mendapatkannya. Penggantian ban truk, baru bulan depan. Pak Kepala Bagian Pengadaan telah berjanji akan memesan 30 ban dari saya, dari 180 ban yang dibutuhkan. Sekarang ini saya baru mengolah tanah bersama Pak Gurning." "Di situ juga boleh, Pak." "Kerja sekarang masih kerja traktor, Bu. Setelah itu baru menumbang pohon dengan mesin. Menanam kacangan baru dilakukan setelah pekerjaan tahap dua beres, atau sekitar enam bulan lagi. Untuk menanam kacangan itu saya pasti akan mempekerjakan Ibu." Istri Siman tidak asing lagi dengan tahapan kerja yang disebutkan Sariga, karena ia telah bekerja lebih dari 30 tahun di perkebunan itu. Yang ia tidak mengerti adalah mengapa santunan yang diterimanya karena kematian Siman sangat kecil dan hanya cukup untuk biaya hidup dua bulan, termasuk biaya sekolah anak-anaknya. Setelah pamitan dengan hormat, ia melangkah gontai meninggalkan halaman rumah Sariga. Kontraktor kecil itu menatapnya dengan rasa sedih yang menggumpal. Ia tiba-tiba terkenang akan almarhumah ibunya, yang dulu terpaksa berjalan kaki berkilo-kilometer, menjajakan kain angsuran dan berutang ke sana kemari untuk membiayai anak-anaknya. Wajah istri Siman, yang memelas ketika menemuinya dan saat meninggalkan rumahnya, meledakkan teriak dalam dirinya. "Aku berani menghamburkan dua juta rupiah untuk memperbaiki mobil kepala bagian teknik dengan begitu mudah, tapi membiarkan ibu tiga anak itu pulang dengan tangan hampa." * * * "Wah, saya disindir Kepala Bagian Teknik," ujar Kepala Bagian Tanaman kepada Sariga, yang melaporkan hasil kerja berkalanya kepada Kepala Bagian Tanaman. Sariga tidak mengerti maksud orang yang dihadapinya. "Soal perbaikan mobil dua juta itu," Kepala Bagian Tanaman melanjutkan. Sariga baru memahami yang dimaksudkan Kepala Bagian Tanaman. "Saya tidak bercerita kepada siapa pun," sahut Sariga membela diri. "Ya, mungkin orang bengkel yang tidak dapat menutup mulut mereka," Kepala Bagian Tanaman menenangkan Sariga. Setelah melaporkan hasil kerjanya, Sariga meninggalkan ruang kerja Kepala Bagian Tanaman. Dengan pasti ia melangkahkan kakinya menuju rumah Siman. Dengan sopan dan sangat bersifat kekeluargaan, ia meminta kepada istri Siman agar menolongnya. "Parto tidak pernah ke mana-mana setelah pulang sekolah," ujar istri Siman. "Saya melihat sendiri Parto dibonceng salah seorang pemuda brandal itu ketika memaksa operator alat-alat berat agar berhenti bekerja. Saya juga menyaksikan ketika Parto meminta duit kepada operator TRB saya." Istri Siman memandang tenang ke wajah Sariga. Kalau dulu ketika ia berkunjung ke rumah kontraktor muda ini ia menatap Sariga dengan wajah memelas, kini ia memandang lelaki itu dengan penuh percaya diri. "Walaupun kami orang miskin, janganlah menyepelekan kami seperti itu. Parto tidak pernah meninggalkan rumah sepulang sekolah. Kalau pun ia keluar rumah, ia hanya pergi ke rumah tetangga sebelah. Lima anak SMP berkumpul di sana untuk mendapat bimbingan pelajaran matematika dari Parto. Anak itu sekarang membantu saya mencari nafkah. Dengan jualan gado-gado dan pecal di depan rumah ini saja pendapatan tidak cukup." Sariga meninggalkan rumah Siman dengan perasaan tercabik-cabik. Kenapa ia percaya begitu saja kepada laporan yang diterimanya dari salah seorang karyawannya, dan kemudian berdusta kepada istri Siman dengan mengatakan menyaksikan Parto bersama brandal-brandal itu? Hati kecilnya membisikkan dan mengingatkan kepadanya bahwa ia benar-benar kehilangan Siman ketika lelaki itu meminta berhenti bekerja dan pindah ke tempat lain. Siman adalah pekerja yang tekun, jujur, dan selalu ringan tangan membantu siapa saja. Siman jugalah yang meyakinkan dirinya bahwa kekuatan uang dapat menaklukkan siapa saja. Siman dengan berani mengatakan seperti itu karena sebuah order yang telah menjadi milik Sariga tiba-tiba dibatalkan dan diberikan kepada orang lain tanpa sesuatu alasan. Sariga menghentikan langkahnya. Ia ingin berbalik, kembali menemui istri Siman dan meminta maaf. Tapi, rasa malu mencegahnya. Pada saat itu pula ia tertegun dan tidak percaya. Rasa malu yang telah begitu lama meninggalkan dirinya kini kembali merangkulnya. Lama ia berdiri di jalan itu tanpa tahu harus berbuat apa. Akhirnya keputusan itu diambilnya. Ia menunggu Parto di pinggir jalan itu. Begitu ia melihat Parto yang datang bersama teman-temannya sepulang dari sekolah, ia segera menghampiri. Ia memberi isyarat agar Parto datang kepadanya. Ketika remaja itu telah berdiri di depannya, ia tersenyum dan berkata, "Parto, kamu masih punya waktu mengajar matematika?" Parto hanya mengangguk kepalanya. Setelah itu Sariga merogoh sakunya, mengambil sejumlah uang lalu dimasukkan ke kantong celana Parto. "Saya teman almarhum ayahmu. Saya senang mendengar kamu bisa membantu ibumu mencari nafkah. Sekarang pulanglah, dan gunakan uang itu untuk keperluan sekolahmu, ya." Setelah mengucapkan terima kasih, Parto pun segera bergegas pergi dengan langkah yang enteng. Sariga juga berjalan pulang menuju rumahnya dengan sedikit lega. "Mudah-mudahan istri Siman memaafkanku," seru Sariga dalam hatinya. ***
Gadis cantik berubah putri duyung
Seharusnya demikianlah yang telah dijadualkan seperti yang diperkatakan oleh Dr. Hilmi yang merawat penyakit saya sejak beberapa tahun yang dilewati, tapi Putri tentunya tahu/malah amat tahu yang saya sememangnya selalu saja yakin sangat dan percaya benar bahawa yang namanya Tuhan jualah yang menentukan segala apa pun bentuk kehidupan yang bakal saya hadapi nantinya disamping saya berusaha dan terus selalu berdoa kepada Dia Yang Maha Berkuasa segala.
Saya ulangi sekali lagi bahawa yang jelas dan pasti sangat seperti yang saya nyatakan bahawa Tuhan jua yang menentukan panjangnya umur saya yang ternyata hingga sampai ke saat ini dan tentunya keadaan sedemikian berlaku jua akibat doa dan restu kawan-kawan yang cukup baik sekali terhadap saya alias selalu atau seringkali saja memberikan saya perangsang atau semangat untuk melawan kanser yang sudah sekian lama menyerang dan mendiami usus saya tanpa keizinan sememangnya.
Sekarang ini saya kembali lagi ke sini. Iya, saya kembali lagi ke sini yang keadaannya semacam penjara besi melulu yang cukup merisaukan dan menakutkan saya secara total pada hakikatnya dan untuk makluman Putri bahawa saya dihantar ke sini pun tanpa saya sedari langsung dan bila saya sedar tau-tau saya sudah berada di ranjang dan saya sendiri dimaklumkan yang saya dihantar kala sakit usus saya semakin menekan yang menyebabkan saya biasanya pengsan dan kala itu saya selalu tidak ingat apa-apa langsung yang berlaku di sekeliling saya dan sekarang yang pasti keadaannya benar-benar menjadikan saya tidak menentu disamping saya sebenarnya langsung tidak punya kemampuan untuk menahan sakit yang selalu menekan-nekan apa lagi mahu melawannya alias menyingkirkannya untuk maksud tidak mendekati saya.
Putri tahu bahawa terasakan sangat yang seluruh isi perut saya agak memulas-mulas yang semacam mahu keluar. Iya terus memulas-mulas yang semacam ada peperangan yang maha mengerunkan di dalamnya. Sakit dan amat sakit sekali bagai mahu tercabut nyawa saya dibuatnya. Rasanya tak dapat diperkatakan bagaikan keadaannya dan tidak bisa dibayangkan langsung sakit yang dimaksudkan.
Iya, sakitnya bukan main hebat yang terkadang menyebabkan saya berpeluh dan berpeluh yang terkadang jua langsung saja tidak sedarkan diri sambil mengeletar dan terkapar. Mengeletar dan terkapar yang lalu atau akhirnya seluruh badan saya selalunya menjadi lemah dan tak termaya langsung, apa lagi untuk bergerak seperti yang orang lain lakukan saban waktu.
Putri tahukah bahawa saya sekarang ini harus berjuang untuk menghadapi hidup yang sisa ini? Iya harus berjuang sangat. Berjuang untuk melawan maut yang terasakan ada di mana-mana akibat kanser yang tidak pernah sedikitpun mahu menjauhkan diri dari saya, apa lagi mahu meninggalkan usus saya? maut yang kata doktor bakal mendekat selalu membayang yang menyebabkan semua orang bermuka tegang, ngeri, pilu yang amat sangat melihat saya sedemikian rupa kelihatannya.
Saya sebenarnya semacam tidak terdaya lagi melawannya, malah akan mudah menyerah kalah dan memangnya tidak terdaya melawannya dan selalu saja saya berfikir dan bertanya bahawa kenapa saja Tuhan Yang Maha Berkuasa itu tidak mengambil nyawa saya tanpa menyakitkan saya sebegini rupa dan bukankah kalau-kalau nyawa saya Ia copotkan yang tentu saja sakitnya hanya sekali saja dan kapan saya nyatakan hal ini kepada putri, rupanya Putri amat memarahi saya dan mengatakan bahawa saya kononnya suka sangat menyerah kalah tanpa mahu melawan dan yang paling tidak saya ingini bahawa Putri mengatakan yang saya ini seorang karyawan yang maha pengecut sangat. Astaga, apakah memangnya saya ini maha pengecut sangat seperti yang diperkatakan oleh Putri?
Kata-kata Putri itu sebenarnya tidak benar dan kelihatannya ia punya maksud sesuatu yang lain. Memangnya tidak benar dan saya tahu bahawa Putri sengaja memperkatakan kenyataan itu dengan harapan saya bakal marah dan kapan nantinya saya marah, maka diharapkannya saya bakal berusaha untuk membuktikan yang saya bukanlah memiliki sikap seperti yang dinyatakannya oleh Putri. Saya tahu sangat tujuan Putri berkata sedemikian. Ah, lupakan saja hal itu.
Iya, sekarang inipun saya terus saja bergulatan dengan segala macam kesakitan yang amat sangat sambil saya pegangi perut saya yang sakitnya selalu saja ada di mana-mana. Secara naluriah saya selalu saja meraba-raba dan kemudian mencari benjolan yang selalu saja saya rasakan ada. Iya, memangnya ada. Sekejap ada dan sekejap pula tidak ada. Begitulah.
Kadang-kadang terasakan sangat ia ada dan kadang-kadang tidak ada. Sekejap ada dan sekejap tidak ada. Sekejap menghilang yang entah ke mana perginya. Kemudian selalu saya menekan-tekan dengan harapan yang sakit itu dan pedihnya berkurangan. Terkadang saya tekan ke kanan sedikit dari pusar, kalau saya tekan serasa semakin sakit, semakin pedih, semakin ngilu. Iya semakin sakit sangat. Sakit sangat. Teramat sakit.
Memang sakitnya semakin menjadi-jadi. Terus semakin sakit dan sakitnya amat menggigit, sakitnya terlalu menyeksakan, pedihnya terasakan semacam membawa kepada kematian/kematian yang tentu saja belum sangat saya inginkan kala memikirkan masih banyak yang perlu dan belum terlaksanakan.
Barangkali perlu sangat saya jelaskan kepada Putri bahawa semalaman ini saya sebenarnya tidak bisa tidur kerana bukan saja akibat sakit yang saya deritai, malah terlalu banyak yang harus saya fikir-fikirkan sangat yang tentunya ada beribu macam atau bermacam-macam dan tentunya tidak pernah difikirkan orang, meskipun Dr. Hilmi sendiri sudah memberikan saya pil penenang untuk maksudnya supaya saya sesegeranya lena tidur yang membolehkan saya dapat menghimpunkan sedikit tenaga saya yang sisa dan memang sekarang ini saya agak lemah dan teramat lemah sekali, tapi tidak pula sedemikian jadinya. Ah, entahlah apa lagi yang harus saya lakukan untuk menghilangkan rasa sakit yang selalu menekan-nekan yang menyebabkan saya seringkali saja tidak bisa langsung untuk menahannya yang terasa sangat semacam nyawa saya bakal melayang.
Sekarang ini saya memang bersendirian di sini. Iya, memangnya bersendirian di sini tanpa sesiapapun. Di sini ini keadaannya saya anggap sebagai penjara yang memang tidak saya sukai langsung, tapi terkadang ada kalanya saya suka sangat. Kala tidak suka bilamana keadaan saya semacam diganggu sangat terutama sekali kala ramai sangat yang mahu datang dan bertanya hal-hal yang bukan-bukan terhadap saya yang tentunya pertanyaan yang tidak saya sukai bakal menambahkan berat beban yang saya tanggung segala. Itulah yang tidak saya suka dan saya menjadi suka pula kapan kehadiran saya di sini tanpa sesiapa yang mahu melihat saya atau saya suka kala saya dibiarkan sendirian yang ertinya tidak diganggu oleh sesiapapun dan tentunya tidur saya akan pasti tenang-tenang saja.
Kamu bukannya tidak tahu Putri bahawa saya sendiri tidak mahu sesiapapun untuk datang melihat saya sedemikian. Memang begitulah sejak dulu, apa lagi melayan saya sebagai orang yang amat sakit atau melayan saya sebagai si tua renta yang menunggu saatnya untuk mati. Iya, meskipun pada hakikatnya saya merasakan amat sunyi dan sepi sekali di sini, tapi saya cukup merasa berbahagia sangat di sini kecuali/saya ulangi lagi yang saya tidak suka sangat kerana dilayan sebagai orang sakit yang ada bermacam larangan dan segala macam pantang dan kalau memang Tuhan berkehendakkan saya sekarang ini untuk hadir di sisi-Nya, maka saya rela dan mengizinkan sangat untuk menyerahkan nyawa saya kepada Dia.
Rasa sunyi yang mengelilingi saya pada saat ini cukup mengingatkan saya tentang kematian yang tentunya setiap orang bakal menghadapi hakikat kematian itu secara sendiri tanpa ditemani oleh sesiapapun/baik mereka yang selalu berjanji untuk sehidup semati yang sebenarnya/padahal selalunya janji yang diperkatakan diikat dan disimpul mati selalu saja tidak menjadi kenyataan. Ah, kan semua yang dinyatakan sekadar permainan kata-kata dan bukankah Putri pernah menyatakan sebegini:“Indahnya sangat bahasa, seindah niatkah? hati-hati kerana sehari pahitnya berpanjangan” Apa maksudnya duhai Putri? Yalah tu..he..he. Masih ingatkah kamu duhai Putri?
Iya, memangnya keadaan di sini benar-benar teramat sunyi sekali yang semacam kala berada di dalam hutan bambu kala malam nun jauh di kampung halaman Pak Karno di Pedalaman. Iya terlalu sunyi sekali dan memang saya sendiri tidak mahu seorangpun datang untuk melihat saya/meskipun anak-anak saya yang cukup baik kepada saya sejak dulu hingga sekarang. Bukan kerana apa-apaan, tapi memangnya saya sendiri tidak mahu menyusahkan mereka. Iya, saya amat kesihan sangat kepada mereka yang belum tahu apa-apa lagi kecuali yang sudah cukup dewasa dan tahu sangat akan keadaan saya sejak sekian lama.
Putri tahu kenapa saya berbuat dan memutuskan hal sedemikian? Iya, memang terkadang saya sendiri tidak berniat untuk menyatakannya, tapi sesungguhnya saya tidak mahu melihat anak-anak saya hidup dalam keadaan yang tertekan dan tertekan alias susah hati atau tidak tenang dan biasanya kalau mereka hadirpun saya sebenarnya selalu berusaha sangat untuk kembali membangunkan semangat saya yang telah hilang dengan harapan mereka semuanya tidak terlalu runsing sangat terhadap diri saya, apa lagi keadaan saya sejak kebelakangan ini.
Saya rasakan jururawat yang bernama Siah itu memangnya agak semalaman tidak bisa tidur atau melelapkan matanya kerana asyik menjaga dan memerhatikan saya yang memang sudah sekian lama terlantar di ranjang. Siah memang sudah mengenali saya dan suatu waktu ia menyatakan sudah lama mengenali saya atas sebab sesuatu yang saya hasilkan selama ini. Tentu saja Siah selalu membaca apa saja yang saya tulis. Begitukah?
Siah memangnya jururawat yang baik sekali dan secara kebetulan memangnya antara saya dan dia berjiran. Itulah yang menyebabkan ia terlalu banyak berbudi kepada saya atau mengambil perhatian yang lebih sedikit dari para pesakit lain. Sebenarnya saya sendiri mengharapkan sangat agar ia tidak usah terlalu sangat menyusahkan dirinya akibat memerhati dan menjaga saya. Saya selalu saja memperkatakan bahawa saya sememangnya tidak mahu dilayan seperti orang yang sakit alias mahu mati.
Siah memang terlalu baik kepada saya. Sesungguhnya ia punya hati yang cukup mulia dan tidak ada lagi yang baik sangat selain dia yang namanya Siah yang saya kenali itu kecuali Putri yang hadir dalam hidup saya sejak bertahun-tahun lamanya.
“Meskipun Putri tidak selalu menghubungi abang lantaran yang kita punya tugas masing-masing yang harus selalu saja diselesaikan, tapi perkembangan dunia abang selalu saja saya ikuti dan tanya-tanyakan kepada kawan-kawan yang terdekat” Tulis Putri kepada saya dua bulan lalu yang dikirim lewat email. Iya, di mana kamu sekarang duhai Putri?
Siah yang sejak sekian lama dekat saya kemudiannya memegang tangan saya dan sesudah itu ia mengusap-usap dahi saya yang selalu dirasakanya amat dingin dan terkadang berpeluh. Siah kira saya sedang asyik tidur ketika itu dan saya sendiri bisa merasakan sentuhan tangannya dan saya tahu sangat bahawa subuh tadi dia bersembahyang yang tentu saja asyik mendoakan saya melulu walaupun dia sendiri tidak pernah menyatakannya kepada saya.
Saya kira kalau saya tidak silap bahawa hal doa Siah terhadap saya pernah suatu siang dibisikkan oleh Dr. Hilmi ke telinga saya sambil menyatakan yang Siah terlalu menyukai apa saja yang saya tulis dan saya ketika itu hanya diam mendengar kenyatan Dr. Hilmi sambil tidak berkata apa-apa pun, tapi saya tahu mereka hanya mahu menyenangkan hati saya melulu dan kata-kata itu sebenarnya memang menyebabkan saya punya keinginan sangat untuk terus hidup sebab kehadiran saya semacam dihargai dan secara tidak langsung penghargaan itu kian memperkuatkan semangat saya untuk terus melawan maut yang selalu membayang dalam fikiran saya sejak sekian lama.
Sesekali saya bisa menangis yang semacam anak kecil yang dimarahi oleh ibunya kapan mengenangkan hal saya yang sekian lama terlantar di ranjang tanpa sesiapa pun yang hadir di sisi saya dan kemudian begitu senang pula air mata saya keluar yang bukan kerana apa-apa, tapi terasakan sangat bahawa betapa sia-sianya hidup saya yang sekian lama saya lewati selama ini tanpa apa-apa kerana selalu saja melupakan adanya Dia dan saya berusaha sangat untuk maksud menahan deras air mata saya agar nantinya bisa mengelakkan ia dari terus dilihat oleh yang nantinya datang untuk menemui saya.
“Kenapa Putri begitu baik kepada saya sehingga Putri berusaha memohon kepada Tuhan agar malaikat Izrail tidak mencabut nyawa saya?” kata saya kala saya bersendirian dan saya sendiri memang selalu saja membisikkan kepada Tuhan supaya memberikan saya kesempatan yang banyak untuk memperbaiki semangat saya termasuk laluan yang jauh sangat tersesat di persimpangan jalan untuk maksud bersembahyang lebih banyak, kerana biasanya kala sesiapapun sembuh terutama sekali seperti saya ini akan pasti selalu saja lupa tentang adanya Dia Yang Maha Berkuasa segala. Jadi, saya berjanji bahawa saya akan melakukan sesuatu yang terbaik dalam hidup saya sebelum saya mati nantinya.
Saya lihat Putri yang tiba-tiba ada dekat saya masih menundukkan kepalanya dan asyik terus menatap wajah saya yang tentunya agak pucat dan lemah. Pucat dan lemah. Iya, kapan Putri sampai di dekat saya? Tanya saya kepada Putri dan saya kira tentunya Putri tidak bisa mendengar apa saja yang saya tanyakan. Apakah memangnya saya bertanya?
Saya lihat kepalanya semacam bergoyang ke kiri dan ke kanan menurut irama zikirnya yang menyebabkan saya tersangat malu kepada Putri yang dulunya ia adalah seorang guru yang beragama kristian yang amat taat dan tiba-tiba dapat menjadi seorang muslim yang sedar dan penuh keinsafan, sedang saya pula entah susah sangat mahu diperkatakan/walaupun saya dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang beragama/tetapi yang jelas saya sendiri seringkali saja lupa tentang adanya Tuhan Yang Esa jika selalu saja bergelimang dengan kesenangan yang berlebih-lebihan. Inilah akibatnya kalau Tuhan selalu memberikan kesenangan yang tidak sepatutnya saya dapatkan. Aduh, kenapa saya jadi sedemikian?
Tiba-tiba entah bagaimana dalam keadaan sedar dan sesekali tidak sedar, saya bisa takut sangat akan saat kematian saya seperti yang dijanjikan/seperti yang dijelaskan oleh Dr. Hilmi yang merawat saya sejak sekian lama. Saya pada hakikatnya sememangnya tidak mahu mati dan saya memangnya tidak mahu sendiri di dalam kubur nantinya, apa lagi tanpa Putri yang cukup saya ingati selalu/saya memang tidak mahu dihantar ke kubur yang tentunya bakal dingin dan sepi. Sepi dan dingin. Dingin dan sepi sekali. Sempit sekali.
Ketahuilah Putri bahawa saya sememangnya amat takut sekali. tersangat takut untuk maksudnya dioperasi dan memang saya tidak mahu dioperasi sebab setahu saya operasi merupakan jalan terakhir yang biasanya terpaksa kemudiannya bakal menghadapi kematian. Itu kata kawan-kawan saya yang asyik menasihati saya supaya membatalkan saja operasi itu sebab kira-kira seminggu lalu Pak Suki sendiri menjadi mangsa operasi dan terpaksa menemui ajalnya, padahal sebelumnya ia begitu bersemangat sangat kala berbicara dengan saya pada suatu sore tentang seni muzik biola yang selalu menemani hidupnya yang tinggal sisa.
Manalah tahu kalau memang dijadualkan untuk saya dioperasi esok hari dimana dengan secara tiba-tiba saya langsung saja mati meski pun secara terpaksa/ketika dibius misalnya dan tentunya tidak bisa menyebut yang namanya Tuhan, apa lagi untuk menyebut kalimah yang harus saya ucapkan sebelum saya mati nantinya. Iya, rasanya saya semacam diburu sangat oleh bayang-bayang kematian yang menyebabkan saya amat ketakutan sekali. Iya, amat takut sekali. Bantulah saya Putri!
Iya, sebaiknya saya minta Putri datanglah dan bantulah saya untuk menyatakan kepada Dr. Hilmi supaya saya tidak dioperasi. Tolong katakanlah segera bahawa saya sememangnya berkeberatan sangat untuk dioperasi kerana terasakan sangat yang saya semacam mahu mati.
Ah, tapi yang jelas Putri sekarang ini sedang berada di sisi saya. Iya, Putri memang berada di sisi saya. Kapan Putri datang? Kenapa tidak Putri beritahukan saya sebelum datang? Apakah memangnya Putri yang sekarang duduk dekat saya? Saya lihat Putri terus menatap wajah saya tanpa bicara apa-apa tapi saya lihat Putri terus saja berdoa dan mengharap sangat sesuatu untuk maksud saya segera sembuh seperti sebelumnya. Begitukah Putri? Iya tentu sekali.
Saya memangnya semacam merasakan sedang berlari tunggang-langgang akibat dikejar oleh malaikat maut yang galak matanya dan ganas sangat wajahnya serta amat menakutkan saya yang selalu saja mengekori saya ke mana saja saya berpergian. Kenapa kamu harus mengekori saya duhai sang Malaikat Maut? Kamu jelasnya membikin saya dalam dunia ketakutan yang amat sangat dan kemudian akibat ketakutan itulah saya langsung saja melanggar apa saja yang ada di depan saya untuk maksudnya saya menyelamatkan diri saya dari yang namanya kematian dan akhirnya saya menjerit sekeras-kerasnya yang lalu segera pula meloncat dari tempat tidur dan tiba-tiba saya tersentak kala Putri memegang tangan saya dan kemudian mengusap-usap dahi saya yang berpeluh-peluh dan dingin sekali. Kamukah Putri yang ada dekat saya sekarang ini? Bukankah Putri lagi kuliah dan bakal selesai dalam waktu yang terdekat ini? Putri tidak menjawab pertanyaan saya? Kenapa? Apakah Putri mendengar yang saya ini bertanya?
Tiba-tiba semua yang saya lihat menjadi kabur dan berkunang-kunang. Kabur dan berkunang-kunang. Saya terus saja membuka mata, tapi semacam tidak terdaya langsung/ sesekali bisa saya dibuka, tapi memangnya amat kabur sekali kelihatannya. Rasanya saya sedang melihat Putri duduk di dekat saya/di pinggir ranjang dan saya melihat ada beberapa orang doktor yang saya sendiri sudah lupa namanya kecuali Dr. Hilmi dan jururawat yang namanya Siah itu.
Kemudian saya melihat ada beberapa orang teman-teman saya mengelilingi saya sambil membaca sesuatu yang entah apa dan mulut mereka terkumat kamit. Apa yang mereka baca dan apa yang mereka doakan untuk saya? Iya, saya ingat mereka semacam membaca surah yasin yang memang selalu dibaca kala seseorang tengah berhadapan dengan maut seperti saya. Apakah saya memang berhadapan dengan maut? Saya tidak tahu, tapi memang malaikat maut itu selalu membayangi hidup saya.
Kemudian saya langsung saja mendengar suara lembut Putri yang saya kenal sejak sekian tahun dulu/kala ia masih belajar di Maktab Perguruan di pedalaman. Iya, kenapa tiba-tiba Putri datang dalam saat-saat saya sedemikian jadinya? Apa yang Putri mahu perkatakan kepada saya? Apa? Saya tidak mendengar dan kata-kata Putri memang kurang jelas. Maafkan saya Putri. Maafkan saya. Dan apakah Putri memangnya berkata-kata?
Putri telah datang dalam hidup saya. Kenapa Putri harus datang? Iya, memang Putri yang datang dalam hidup saya. Benarkah atau saya sekadar bermimpi? Saya tiba-tiba jadi sedih, pilu dan kemudian segera pula menangis. Saya menangis bukan kerana apa-apa, tapi pada saat-saat semacam ini tiba-tiba Putri datang dan memang ia selalu datang bila mana saya seringkali dalam kesusahan. Memang Putri terlalu baik. Iya, terlalu baik. Memangnya yang sekarang dekat saya adalah yang namanya Putri. Memang dan saya pasti sangat. Bukan bermimpi.
Putri benar-benar datang dan sedang menghadapi saya sekarang ini. Kononnya telah dikatakan sendiri yang Putri telah bermimpi minggu lalu yang saya sedang sakit tenat tanpa sesiapa di samping saya dan tanpa sesiapa yang memperdulikan saya dan memangnya sedemikian kenyataannya sebab saya sendiri memang tidak mahu memberitahukan kepada sesiapapun kala saya dihantar di tempat yang memang tidak saya sukai.
Wadoh, rupanya Tuhan telah membicarakan keadaan saya lewat mimpi kepada Putri. Tuhan memang terlalu baik kepada saya hingga saya sendiri masih bisa hidup sekalipun telah ditentukan yang saya seharusnya sudah mati pada November tahun lalu. Terima kasih duhai Tuhan!
Putri terus berkata-kata dan nyatanya tidak henti-henti membicarakan tentang mimpinya yang rupanya menjadi kenyataan. Saya terus saja menangis dan terus menangis. Bukan kerana sedih atau atas sebab saya terlantar di ranjang, tapi atas sebab terlalu terharu akan kebaikan yang diperlihatkan oleh teman-teman lain selain Putri dan Siah, apa lagi kala saya menghadapi keadaan semacam seperti sekarang ini.
Putri bertanya tentang kawan-kawan saya yang dulunya selalu bersama saya dan sekarang diberitahukan kepadanya asyik sangat menjauhkan diri dari saya, apa lagi kala kematian saya kian hampir dan semakin mendekat. Ah, saya tidak mahu menjawab pertanyaan itu sebab tidaklah penting sangat. Saya diam saja dan kerana mimpi yang ngeri itulah Putri segera datang mendekati saya dan sanggup pula meninggalkan kuliahnya sekadar mahu menjenguk saya yang entah bakal hidup atau bakal mati nantinya.
Iya, memang tak siapa yang tahu kapan saya kembali kepada-Nya dan memang secara kebetulan yang saya sedang melawan maut alias berhadapan dengan maut yang tentu saja akan hadir pada bila-bila masa saja atas perintah Yang Maha Berkuasa. Ah, bagaimana pula kalau memangnya saya segera menemui Dia?
“Kehadiran Putri sekarang ini cukup bermakna bagi saya dan sekarang saya amat takut sekali kalau saya nantinya mati akibat dioperasi. Saya takut dioperasi dan saya tidak mahu sama sekali” Kata saya dalam keadaan sedar dan sesekali tidak sedar. Apakah Putri mendengar kata-kata saya?
“Tenang-tenanglah saja.. Tidak usah takut kerana kan putri sudah berada di sisi” kata Putri selamba. Iya kata-kata Putri benar-benar memberikan semangat kepada saya untuk terus hidup dan memang saya berusaha untuk terus hidup dan menikmati makna/erti kehidupan ini bersama Putri seperti yang pernah dijanjikan sepuluh tahun yang dulu. Putri tentunya amat tahu segalanya. Putri ingatkah itu?
“Tidurlah” sambung Putri lagi sambil ia pegang tangan kiri saya. Terasakan pegangannya amat perlahan sekali yang tentu saja ditakutinya pegangan itu mengganggu tidur saya. Iya, saya amat merasakan pegangan itu. Memang jelas yang ada dekat saya ialah yang namanya Putri, bukan orang lain. Memangnya dia adalah Putri. Iya, alangkah bahagianya saya.
“Tidurlah?” pinta Putri lagi.
“Tidak usah saya disuruh tidur dan nyatanya saya tidak akan tidur. Saya takut sekali ketika nantinya saya tidur kelak saya didorong pula ke kamar operasi. Demi Tuhan dan ketahuilah Putri bahawa yang saya langsung tidak mahu dioperasi”Kata saya serius. Putri tidak menjawab, tapi terus saja melihat wajah saya. Yang pasti Putri amat merasa serba salah segala.
“Demi putri dan kawan-kawan yang masih sayangkan abang, lebih baik saja dioperasi dan saya yakin bakal tidak ada apa-apa, lagipun saya sudah minta izin pada Dr. Hilmi yang saya akan menunggu abang di dalam kamar nantinya, jadi abang tidak usah khuatir sangat” saya lihat Putri semacam menggeleng-gelengkan kepalanya yang lalu terdengarlah nasihat para doktor yang merawat saya sejak minggu lalu untuk maksud segera minta izin untuk melakukan operasi dan tidak lama kemudian/maksudnya sesudah itu saya tidak lagi mendengar apa-apa selain pasti bahawa kalaulah saya dioperasi, maka saya akan pasti mati. Iya akan pasti mati.
Saya memang menolak untuk dioperasi dan kerana itu kapan saja dimasukkan ke rumah sakit, saya akan segera mengharapkan sangat diizinkan untuk pulang segera kerana rumah sakit sebenarnya menjadikan saya semakin bertambah sakit. Rumah sakit bukan maksud mahu menyembuhkan saya dari sakit, tapi rumah sakit sebenarnya dirasakan semakin menambahkan saya bertambah sakit dan segera kambuh semula. Iya, itulah tolakan yang muktamad dan tolakan itu merupakan kemestian yang harus dipatuhi oleh semua orang.
Saya memang takut sangat dan terasakan kalau nantinya dioperasi saya bakal mati. Berulangkali saya rasakan keadaan yang bakal terjadi. Memang saya amat takut sangat. Saya berusaha memegang tangan putri erat-erat dan putri hanya mendiamkan diri sama seperti sepuluh tahun yang lalu kala pertemuan pertama yang tentunya Putri sendiri tahu.
Iya, cuba saja Putri ingat-ingatkan peristiwa itu seperti yang selalu saya perkatakan. Ah, saya lihat Putri agak malu yang menyebabkan tidak mahu berkata apa-apa kecuali menyatakan yang cerita itu terlalu syok untuk dikenang kembali, tapi saya lihat dalam matanya ada rasa sayu, ada sedih yang amat sangat dan tiba-tiba hening seketika. Kenapa Putri jadi sedemikian?
“Saya sayangkan kamu Putri sebab kamu terlalu baik sangat dan kerana itu saya tidak mahu dioperasi sebab kalau dioperasi tentunya saya akan mati dan bila saya mati, tentunya saya dan Putri bakal berpisah dan saya tidak mahu perpisahan antara kita terjadi lagi sebab perpisahan bermakna kematian” Putri terdiam, sedih, terharu dan tiba-tiba saya lihat putri menangis. Kenapa Putri menangis? tapi saya rasa Putri semacam sengaja mahu menyembunyikan rasa sedihnya dan sempat menyatakan bahawa katanya hidup ini terlalu sengkat untuk dimengerti. Iya, kata-kata itulah yang selalu dicatatkan dalam surat-surat Putri sebelum ini. Apa maksudnya?
Saya yang sejak tadi asyik memerhatikan Putri secara tiba-tiba ikut menangis/menangis bukan kerana apa, tapi kerana mereka yang ada di sekeliling saya terlalu baik sangat kepada saya. Kenapa mereka baik sangat kepada saya? Iya, kebaikan semacam inilah yang selalu menjadikan saya tidak tenang sebab selalu saja semacam berat membawa beban budi, tapi Tuhan selalu saya harapkan akan memberikan berjuta rahmat kepada mereka yang terus mengasihi saya.
“Saya tahu yang abang tidak tenang sekarang ini dan sebaiknya abang tidur saja tanpa memikirkan apa-apa yang menyebabkan sakit abang semakin bertambah dan percayalah saya tidak akan ke mana-mana, malah saya akan terus menjaga abang dan mempastikan yang abang kembali sihat seperti sepuluh tahu dulu” Kata-kata Putri semacam bermain-main di telinga saya. Iya, saya ingat sangat akan kata-katanya itu. Memangnya itulah suara Putri, bukan suara orang lain. Memang suara Putri. Amat pasti segala. Saya tidak salah lagi. Memang pasti sangat.
“Saya tidak mahu tidur Putri dan tidak akan tidur. Demi Tuhan, batalkan saja operasi itu. Rasanya esok adalah hari nahas saya. Kalau Putri memang mahu membunuh saya, maka lakukan saja operasi itu, tapi yakinlah bahawa kalau memang dilakukan jua, itu bermakna pertemuan kita akan berakhir di sini” Putri bingung. Benar-benar binggung. Amat binggung sekali dan saya memang terisak-isak menangis yang semacam anak-anak yang kehilangan sesuatu.
Saya merasakan ada tangan lain yang mengusap air mata saya dan saya kenal benar tangan itu. Iya saya kenal benar dan menurut Putri kakak saya yang baru saja tiba dari Sembulan sedang menghadapi saya bersama dua orang putera saya yang cukup baik kepada saya. Benarkah kedua-dua putera saya hadir sama? Ah, yang pasti saya tidak dapat melihat mereka kerana yang jelas yang saya lihat agak kabur sekali alias berkunang-kunang.
Iya, saya tahu tangan yang mengusap itu milik kakak saya dan yang menghampiri saya pula adalah jua adik kesayangan saya yang satu-satunya itu. Kenapa yang lain tidak hadir sama? Ke mana dia sekarang ini? Siapa dia yang saya maksudkan? Entahlah dan kenapa jadi demikian?. Tak apalah, saya sendiri tidak mahu menyusahkan orang lain, apa lagi untuk melihat saya yang terlantar di sini. Tak apalah Putri.
Tidak apalah kerana saya sendiri tidak memerlukan sangat kehadiran yang lainnya sebab saya sendiri lebih tidak suka didatangi oleh sesiapapun kala menghadapi saat sedemikian rupa dan kerana itulah tahun lalu ketika saya dimasukkan ke tempat sama telah saya pesan kepada Siah supaya tidak diberi tahukan kepada sesiapapun yang saya ditahan di tempat sama dan hampir 10 hari saya terlantar tanpa sesiapa dekat saya kecuali Siah yang memang terlalu baik terhadap saya. Terima kasih banyak Siah!
Iya, sekarang saya semakin lemah. Benar-benar lemah. Sakit terasakan di mana-mana. Menusuk, menikam dan menusuk luati. Darah semacam terhenti mengalir ke mana-mana. Jantung semakin guyah dan terasakan semacam enggan berdegup. Degupnya sesekali terasakan ter“stop” secara mendadak. Payah sangat untuk saya mencari nafas yang hilang. Iya, kenapa saya sedemikian jadinya? Apa yang telah terjadi dalam diri saya ini?
Saya rasakan dunia ini semacam menghilang. Saya rasa dunia semacam tidak mahu menerima kehadiran saya. Sakit semakin menikam. Iya, semakin menikam dan terus saja menikam. Bisanya tidak pernah saya rasakan sebelum ini dan saya benar-benar jadi lemah. Lemah yang tidak bermaya langsung. Benar-benar lemah. Lemah sangat hingga saya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mulut terasa berat untuk berkata-kata. Memang tersangat berat untuk berkata-kata. Maha berat segala.
Nafas saya semakin sukar sangat didapatkan. Semakin hilang. Iya, semakin hilang. Hilang entah ke mana. Sesekali ada dan sesekali tidak ada. Sesekali ada dan sesekali hilang terbang melayang. Sesekali datang dan sesekali menghilang dan akhirnya saya hilang ingatan dan ubat bius rupanya menjalar ke mana-mana. Menjalar ke otak saya, menjalar ke jantung saya, menjalar ke mata saya dan sesudah itu saya merasakan sangat bahawa saya sudah berada di pangkuan malaikat Izrail yang entah mahu ke mana saya dibawanya segala.
Selamat tinggal kakak, selamat tinggal duhai kedua-dua putera saya. Selamat tinggal Dr. Hilmi yang baik. Selamat tinggal Siah yang berbudi dan semuanya akan menjadi teman baik seumur hidup saya dan saya tidak akan lupa sebab saya bukanlah orangnya yang tidak mengenang budi langsung seperti orang lain.
Terima kasih segalanya dan rasanya kalian tidak usah ragu dan khuatir sangat bahawa saya akan terus memperjuangkan hidup saya seperti yang diinginkan oleh Putri dan kawan-kawan terdekat. Saya akan memohon terus kepada Tuhan supaya nyawa saya tidak usah diambil atau segera membatalkan untuk mencopot nyawa saya yang satu-satunya ini.
Saya sebenarnya mahu ke luar daerah. Jauh mengembara. Mengembara di daerah yang terakhir dikunjungi. Saya mahu pindah. Pindah ke suatu daerah yang nantinya semua orang bakal ke sana. Iya, saya mahu pindah ke mana saja/asal tidak di tempat sekarang ini.
Saya mahu berjalan ke mana-mana saja. Saya mahu menikmati udara yang dingin. Saya mahu merasakan tiupan angin senja yang lembut dan menyenangkan saya. Saya mahu menyusuri pinggir pantai sambil berjalan melihat matahari senja yang terbenam lewat di sebalik perbukitan dan sekaligus melihat cahaya kemerah-merahan yang selalu saja berlari di permukaan ombak kala senja tiba.
Kamu tahu Putri bahawa sebenarnya saya kepingin sangat mahu berpergian bersama kamu melihat pantai, melihat kerikil-kerikil tajam, melihat ombak yang bermain di gigian pantai dan menikmati angin senja dan kemudian memutuskan untuk tidak mengizinkan perpisahan ada dalam diari kehidupan kita yang sisa.
Waktu yang kita lewati telah memberikan kesan kepada diri kita. Iya, memang saya mahu pergi bersama Putri sebab Putri adalah sama seperti matahari yang terbit di ufuk timur kala pagi menjelma dan tentunya kehadiran Putri membawa sinar yang sama sekali berbeda dalam hidup saya yang terlalu banyak sia-sianya.
Ah, mana mungkin ini bisa terjadi kala kita berada dalam dunia yang berbeda. Maafkan saya Putri. Saya sesungguhnya tidak terdaya melawan takdir yang ditentukan. Takdir yang ditentukan oleh Yang Maha Berkuasa. Maafkan saya Putri. Iya, maafkan saya. Maafkan saya. Saya mohon sangat. Mohon. Saya memangnya tidak terdaya. Saya lemah dan terlalu lemah. Benar-benar Lemah. Amat lemah sekali. Iya lemah sekali. Di mana saya sekarang ini? Di mana iya? Entahlah!__________________
pemikiran 5
Kopi panas terhidang cepat di hadapanku. Uapnya mengepul menghantam hidungku. Panas, tapi harum. Kusambar sepotong bakwan dari piring tak jauh dariku. Pancaran petromaks semakin samar. Tidak biasanya warung kopi ini begini sepi. Hanya ada aku dan seorang laki-laki berwajah lelah yang masih tekun menyantap indomie rebusnya.
Alunan suara Iis Dahlia terdengar lamat-lamat dari radio tua sang empunya warung kopi. Lirik-lirik sendu menghujat cinta itu kudengar dengan sabar. Begitu pahitkah cinta? Kuseruput kopi panas itu perlahan. Aromanya menusuk hidung. Masih panas.
Angin menghembus pelan. Dingin. Kurapatkan kemeja flanel tebalku. Beberapa malam ini memang dingin sekali. Hujan datang tak pernah permisi. Kunyalakan rokok untuk mengusir dingin. Angin masih saja berhembus pelan tapi dingin. Bapak tua sang empunya warung memompa petromaks yang sinarnya semakin temaram. Sebentar kemudian petromaks itu langsung menyala terang sekali. Aku memicingkan mata tidak siap menerima sinar petromaks. Tapi toh lampu petromaks itu cukup membuat warung kopi ini agak hangat.
Kulihat jam di dinding warkop. Setengah sebelas. Sudah setengah jam aku disini. Dia belum datang juga. Tanpa sadar aku sudah menghabiskan tiga batang rokok. Kemana dia? Kucoba buang waktu mendengarkan lirik-lirik kepasrahan luar biasa dari radio tua itu. Cinta masih sangat pahit.
Kudengar suara tawa dari kejauhan. Makin lama makin dekat. Ramai sekali. Tak lama muncullah dia dari gelap jalan setapak di dekat warkop itu, bersama tiga orang yang lain.
Senyumku mengembang. Dia langsung menghampiriku dan memelukku dari belakang. Manja. "Udah lama ya, Bang?" tanyanya dengan suara manja yang sangat dibuat-buat, tapi aku suka. Aku hanya mengangguk sambil mengecup lengannya yang melingkar di pundakku. "Maaf ya, Bang. Habis si Umar pakai acara ke rumah ceweknya dulu sebentar," ujarnya langsung memberikan argumentasi. Aku hanya bisa tersenyum lagi. Tak masalah untuk aku sebenarnya. Tiga orang yang lainnya menyapaku ramah dan langsung mengambil tempat berjajar denganku lalu memesan kopi dan teh hangat.
Dia duduk di sampingku. Tangannya tidak pernah lepas dari pundakku. Sejenak kemudian warkop ini langsung ramai oleh tawa empat orang itu. Entah apa saja yang diobrolkan. Yang jelas seru sekali. Dan sekarang aku tidak kedinginan lagi. Dia merapatkan duduknya ke badanku. Dipeluknya aku erat-erat, hangat. Suara radio mendadak makin keras. Dia menggoyangkan tubuhnya
mengikuti alunan lagu. Kali ini tak ada lirik menghujat cinta. Ternyata cinta tidak selalu pahit.
Kutatap wajah di sebelahku ini. Kelihatan sekali bedaknya yang tebal, gincu merah menyala yang aku yakin dipulas berkali-kali, eye shadow mengkilat di matanya, alis yang dilukis ulang serupa rembulan. Harum badannya menyengat hidungku, mengalahkan aroma kopi panas di sekitar warkop. Sesekali ia juga menatapku malu-malu, lalu tertawa genit sambil mencubit pinggangku. "Ngapain sih lihat-lihat? Naksir ya?" tanyanya manja. Aku mengangguk cepat kalau ia bertanya seperti itu. Kemudian tawanya berderai dari bibir merahnya. Ramai. Ribuan cubitan lainnya langsung mendarat di badanku. Aku terbang.
Kupeluk dia erat-erat selama perjalanan pulang. Tiga temannya tadi memisahkan diri. Jalan gelap itu membuatku semakin mempererat pelukan. Aroma tubuhnya menempel di badanku. Tapi tak apa, aku belom mandi sore tadi. Sampai di pertigaan jalan yang sepi, ia mengajak berhenti. Dia bilang capek. Aku tak percaya sebenarnya, toh kami belum berjalan jauh. Tapi aku turuti saja, tidak ada ruginya. Hari juga belum berganti.
Ia mengajakku duduk di bawah pohon tak jauh dari pinggir jalan. Dia langsung memelukku erat sesampainya disana. Aku tidak berpura-pura bodoh. Kuciumi wajahnya, lalu bibirnya. Gincunya belepotan di bibirku. Dia membantuku menghapus gincu merah di bibirku dengan tissue yang dibawanya. Lalu kami berciuman lagi. Tanganku tak pernah berhenti meraba tubuhnya, mengusap rambutnya. Sesekali kuremas buah dadanya yang montok itu. Ia hanya bisa merintih pelan. Betapa aku senang mendengar rintihannya. Angin membawanya berlari. Alunan lirik-lirik yang menghujat cinta masih terngiang di telingaku. Cinta memang tidak selalu pahit.
Bulan berdarah masih menggantung di sana. Kupejamkan mataku dengan paksa. Tapi kelebat di bawah pohon itu masih terus melintas di otakku. Hari ini memang menyebalkan. Tadi siang aku bertemu lagi dengannya. Dia menungguku di depan gerbang kampus. Riasan tebal di wajahnya tidak bisa menyembunyikan luka. Masih terbayang lebam biru di dekat sudut matanya. Dia hanya menangis ketika aku tanya mengapa. Aku tidak menghiraukan tatapan aneh teman-temanku yang melihat aku memeluknya. Dia menangis di dadaku.
"Bapak tahu tentang kita, Bang." Kata-katanya tersendat-sendat dibalik tangisannya. Aku hanya bisa membisu. "Kata Bapak, aku nggak boleh lagi berani
ketemu Abang." Dia menangis terus di pelukanku. "Kata Bapak, aku nggak pantas buat Abang." Aku bisa rasakan gemuruh di dadaku. Entah apa. Dan gemuruh itu makin menjadi ketika sepasang mata mengawasi dari kejauhan. Aku mengenali mata itu. Mata seorang gadis di masa lalu. Aku tak bisa menahan gemuruh itu. Aku ajak dia pulang.
"Teganya kamu, Yo. Aku nggak pernah menyangka kamu bisa begini. Kurang apa sih aku, Yo? Apa sih yang dia lakukan terhadap kamu sampai kamu bisa seperti ini? Apa, Yo? Kamu dipelet ya?" Dan sebuah tamparan selanjutnya mendarat di mukaku ketika aku jawab kalau aku mencintainya.
"Nemu di mana tuh, Yo?" sebuah pertanyaan hinggap padaku suatu hari dari seorang teman. Aku hanya menjawab dengan senyum. Dan aku hanya bisa menerima tampang-tampang heran mereka.
"Sorry ya, Yo. Tapi kok selera lu tambah parah sih sekarang?"
"Serius tuh, Yo? Itu cewek lu yang baru?"
"Hmm...gimana ya, Yo. Gue nggak tega ngomongnya, tapi ini harus gue bilang juga sama elu. Cewek baru lu kampungan banget sih, Yo? Sorry banget deh kalau gue ngomong begini. Gue cuman mau jujur aja sama lu. Kan lu minta pendapat gue."
Bulan berdarah mulai meleleh. Mataku masih saja tidak bisa terpejam. Semuanya berkelebat cepat. Gemuruh masih ada di dadaku. Tangisan gadisku masih jelas di kepalaku. Gadisku memang kampungan. Dandanannya yang tebal sebenarnya membuat kepalaku pusing waktu pertama kali aku berjumpa dengannya. Derai tawanya yang terlalu ramai dan suara manjanya yang terlalu dibuat-buat. Dia memang jauh berbeda dengan Siska, gadisku yang dulu. Siska yang cerdas, cantik alami tanpa perlu make-up, dan cenderung pendiam tak banyak bicara. Entah mengapa aku berpaling darinya.
Gadisku yang kampungan itu...ah...entah mengapa aku tertarik padanya. Sejak bertemu di warkop dekat rumahku. Lirikannya, senyuman genitnya, perhatiannya. Dan tak ada yang lebih hebat dari ciumannya, rintihannya dan gerakan tubuhnya. Alunan suaranya saat menyanyikan lirik-lirik yang menghujat cinta bisa membuatku terdiam tanpa bisa berbuat apa-apa selain menatap matanya dengan eye shadow mengkilat itu.
Gadisku yang kampungan, yang memujaku seperti pangeran yang jatuh dari bulan. Gadisku yang kampungan, yang sedang berbaring di sampingku dengan tubuhnya yang telanjang, tertidur lelap. Kutatap wajahnya yang polos, tanpa make-up. Dan aku membodohi diriku sendiri ketika aku ingat kalau aku tidak pernah mengatakan padanya kalau aku mencintainya. Kupeluk tubuhnya erat-erat. Kuusap perutnya lembut, tempat benih cintaku dan cintanya sedang bertumbuh. Gadisku memang kampungan, tapi apa bedanya kalau ia mencintaiku?
Alunan suara Iis Dahlia terdengar lamat-lamat dari radio tua sang empunya warung kopi. Lirik-lirik sendu menghujat cinta itu kudengar dengan sabar. Begitu pahitkah cinta? Kuseruput kopi panas itu perlahan. Aromanya menusuk hidung. Masih panas.
Angin menghembus pelan. Dingin. Kurapatkan kemeja flanel tebalku. Beberapa malam ini memang dingin sekali. Hujan datang tak pernah permisi. Kunyalakan rokok untuk mengusir dingin. Angin masih saja berhembus pelan tapi dingin. Bapak tua sang empunya warung memompa petromaks yang sinarnya semakin temaram. Sebentar kemudian petromaks itu langsung menyala terang sekali. Aku memicingkan mata tidak siap menerima sinar petromaks. Tapi toh lampu petromaks itu cukup membuat warung kopi ini agak hangat.
Kulihat jam di dinding warkop. Setengah sebelas. Sudah setengah jam aku disini. Dia belum datang juga. Tanpa sadar aku sudah menghabiskan tiga batang rokok. Kemana dia? Kucoba buang waktu mendengarkan lirik-lirik kepasrahan luar biasa dari radio tua itu. Cinta masih sangat pahit.
Kudengar suara tawa dari kejauhan. Makin lama makin dekat. Ramai sekali. Tak lama muncullah dia dari gelap jalan setapak di dekat warkop itu, bersama tiga orang yang lain.
Senyumku mengembang. Dia langsung menghampiriku dan memelukku dari belakang. Manja. "Udah lama ya, Bang?" tanyanya dengan suara manja yang sangat dibuat-buat, tapi aku suka. Aku hanya mengangguk sambil mengecup lengannya yang melingkar di pundakku. "Maaf ya, Bang. Habis si Umar pakai acara ke rumah ceweknya dulu sebentar," ujarnya langsung memberikan argumentasi. Aku hanya bisa tersenyum lagi. Tak masalah untuk aku sebenarnya. Tiga orang yang lainnya menyapaku ramah dan langsung mengambil tempat berjajar denganku lalu memesan kopi dan teh hangat.
Dia duduk di sampingku. Tangannya tidak pernah lepas dari pundakku. Sejenak kemudian warkop ini langsung ramai oleh tawa empat orang itu. Entah apa saja yang diobrolkan. Yang jelas seru sekali. Dan sekarang aku tidak kedinginan lagi. Dia merapatkan duduknya ke badanku. Dipeluknya aku erat-erat, hangat. Suara radio mendadak makin keras. Dia menggoyangkan tubuhnya
mengikuti alunan lagu. Kali ini tak ada lirik menghujat cinta. Ternyata cinta tidak selalu pahit.
Kutatap wajah di sebelahku ini. Kelihatan sekali bedaknya yang tebal, gincu merah menyala yang aku yakin dipulas berkali-kali, eye shadow mengkilat di matanya, alis yang dilukis ulang serupa rembulan. Harum badannya menyengat hidungku, mengalahkan aroma kopi panas di sekitar warkop. Sesekali ia juga menatapku malu-malu, lalu tertawa genit sambil mencubit pinggangku. "Ngapain sih lihat-lihat? Naksir ya?" tanyanya manja. Aku mengangguk cepat kalau ia bertanya seperti itu. Kemudian tawanya berderai dari bibir merahnya. Ramai. Ribuan cubitan lainnya langsung mendarat di badanku. Aku terbang.
Kupeluk dia erat-erat selama perjalanan pulang. Tiga temannya tadi memisahkan diri. Jalan gelap itu membuatku semakin mempererat pelukan. Aroma tubuhnya menempel di badanku. Tapi tak apa, aku belom mandi sore tadi. Sampai di pertigaan jalan yang sepi, ia mengajak berhenti. Dia bilang capek. Aku tak percaya sebenarnya, toh kami belum berjalan jauh. Tapi aku turuti saja, tidak ada ruginya. Hari juga belum berganti.
Ia mengajakku duduk di bawah pohon tak jauh dari pinggir jalan. Dia langsung memelukku erat sesampainya disana. Aku tidak berpura-pura bodoh. Kuciumi wajahnya, lalu bibirnya. Gincunya belepotan di bibirku. Dia membantuku menghapus gincu merah di bibirku dengan tissue yang dibawanya. Lalu kami berciuman lagi. Tanganku tak pernah berhenti meraba tubuhnya, mengusap rambutnya. Sesekali kuremas buah dadanya yang montok itu. Ia hanya bisa merintih pelan. Betapa aku senang mendengar rintihannya. Angin membawanya berlari. Alunan lirik-lirik yang menghujat cinta masih terngiang di telingaku. Cinta memang tidak selalu pahit.
Bulan berdarah masih menggantung di sana. Kupejamkan mataku dengan paksa. Tapi kelebat di bawah pohon itu masih terus melintas di otakku. Hari ini memang menyebalkan. Tadi siang aku bertemu lagi dengannya. Dia menungguku di depan gerbang kampus. Riasan tebal di wajahnya tidak bisa menyembunyikan luka. Masih terbayang lebam biru di dekat sudut matanya. Dia hanya menangis ketika aku tanya mengapa. Aku tidak menghiraukan tatapan aneh teman-temanku yang melihat aku memeluknya. Dia menangis di dadaku.
"Bapak tahu tentang kita, Bang." Kata-katanya tersendat-sendat dibalik tangisannya. Aku hanya bisa membisu. "Kata Bapak, aku nggak boleh lagi berani
ketemu Abang." Dia menangis terus di pelukanku. "Kata Bapak, aku nggak pantas buat Abang." Aku bisa rasakan gemuruh di dadaku. Entah apa. Dan gemuruh itu makin menjadi ketika sepasang mata mengawasi dari kejauhan. Aku mengenali mata itu. Mata seorang gadis di masa lalu. Aku tak bisa menahan gemuruh itu. Aku ajak dia pulang.
"Teganya kamu, Yo. Aku nggak pernah menyangka kamu bisa begini. Kurang apa sih aku, Yo? Apa sih yang dia lakukan terhadap kamu sampai kamu bisa seperti ini? Apa, Yo? Kamu dipelet ya?" Dan sebuah tamparan selanjutnya mendarat di mukaku ketika aku jawab kalau aku mencintainya.
"Nemu di mana tuh, Yo?" sebuah pertanyaan hinggap padaku suatu hari dari seorang teman. Aku hanya menjawab dengan senyum. Dan aku hanya bisa menerima tampang-tampang heran mereka.
"Sorry ya, Yo. Tapi kok selera lu tambah parah sih sekarang?"
"Serius tuh, Yo? Itu cewek lu yang baru?"
"Hmm...gimana ya, Yo. Gue nggak tega ngomongnya, tapi ini harus gue bilang juga sama elu. Cewek baru lu kampungan banget sih, Yo? Sorry banget deh kalau gue ngomong begini. Gue cuman mau jujur aja sama lu. Kan lu minta pendapat gue."
Bulan berdarah mulai meleleh. Mataku masih saja tidak bisa terpejam. Semuanya berkelebat cepat. Gemuruh masih ada di dadaku. Tangisan gadisku masih jelas di kepalaku. Gadisku memang kampungan. Dandanannya yang tebal sebenarnya membuat kepalaku pusing waktu pertama kali aku berjumpa dengannya. Derai tawanya yang terlalu ramai dan suara manjanya yang terlalu dibuat-buat. Dia memang jauh berbeda dengan Siska, gadisku yang dulu. Siska yang cerdas, cantik alami tanpa perlu make-up, dan cenderung pendiam tak banyak bicara. Entah mengapa aku berpaling darinya.
Gadisku yang kampungan itu...ah...entah mengapa aku tertarik padanya. Sejak bertemu di warkop dekat rumahku. Lirikannya, senyuman genitnya, perhatiannya. Dan tak ada yang lebih hebat dari ciumannya, rintihannya dan gerakan tubuhnya. Alunan suaranya saat menyanyikan lirik-lirik yang menghujat cinta bisa membuatku terdiam tanpa bisa berbuat apa-apa selain menatap matanya dengan eye shadow mengkilat itu.
Gadisku yang kampungan, yang memujaku seperti pangeran yang jatuh dari bulan. Gadisku yang kampungan, yang sedang berbaring di sampingku dengan tubuhnya yang telanjang, tertidur lelap. Kutatap wajahnya yang polos, tanpa make-up. Dan aku membodohi diriku sendiri ketika aku ingat kalau aku tidak pernah mengatakan padanya kalau aku mencintainya. Kupeluk tubuhnya erat-erat. Kuusap perutnya lembut, tempat benih cintaku dan cintanya sedang bertumbuh. Gadisku memang kampungan, tapi apa bedanya kalau ia mencintaiku?
pemikiran 5
pemikiran 4
oleh;yanto
BAB I
A. Latar Belakang
Implementasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tentang Standar Pendidikan Nasional membawa implikasi terhadap sistem penilaian, termasuk model dan teknik penilaian yang dilaksanakan di kelas.
Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan merupakan penilaian internal (internal assessment), sedangkan penilaian yang diselenggarakan oleh pemerintah merupakan penilaian eksternal (external assessment). Penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pengendali mutu, seperti ujian nasional.
Penilaian kelas merupakan penilaian internal terhadap proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru di kelas atas nama sekolah untuk menilai kompetensi peserta didik pada tingkat tertentu pada saat dan akhir pembelajaran. Kurikulum berbasis kompetensi menuntut model dan teknik penilaian dengan Penilaian Kelas sehingga dapat diketahui perkembangan dan ketercapaian berbagai kompetensi peserta didik. Oleh karena itu, model penilaian kelas ini diperuntukkan khususnya bagi pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan.
B. Tujuan
Penyusunan model Penilaian Kelas ini bertujuan untuk:
1. Memberikan penjelasan mengenai orientasi baru dalam penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi.
2. Memberikan wawasan tentang konsep penilaian hasil belajar yang dilaksanakan pada tingkat kelas oleh pendidik.
3. Memberikan rambu-rambu penilaian pembelajaran.
4. Memberikan prinsip-prinsip pengolahan dan pelaporan hasil penilaian.
C. Ruang lingkup
Isi model penilaian kelas ini meliputi konsep dasar penilaian kelas, teknik penilaian, langkah-langkah pelaksanaan penilaian, pengelolaan hasil penilaian serta pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian. Dalam konsep penilaian, akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan penilaian, manfaat penilaian, fungsi penilaian dan rambu-rambu penilaian. Teknik penilaian akan menjelaskan berbagai cara dan alat penilaian. Langkah-langkah pelaksanaan penilaian memberikan arahan penetapan indikator, pemetaan kompetensi dan teknik penilaian yang sesuai serta contoh penilaiannya. Pengelolaan hasil penilaian memberikan arahan dalam menganalisis, menginterpretasi, dan menentukan nilai pada setiap proses dan hasil pembelajaran. Pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian mencakup pemanfaatan hasil, bentuk laporan hasil penilaian dan penentuan kenaikan kelas.
D. Sasaran Pengguna Model Penilain Kelas
Model Penilain kelas ini diperuntukkan bagi pihak-pihak berikut:
1. Para guru di sekolah untuk menyusun program penilaian di kelas masing-masing
2. Pengawas dan kepala sekolah untuk merancang program supervisi pendidikan di sekolah
3. Para penentu kebijakan di daerah untuk membuat kebijakan dalam penilaian kelas yang seharusnya dilakukan di sekolah.
BAB II
KONSEP DASAR PENILAIAN KELAS
A. Pengertian Penilaian Kelas
Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi.
Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian kelas lebih merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan, dalam hal ini nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.
B. Manfaat Penilaian Kelas
Manfaat penilaian kelas antara lain sebagai berikut:
1. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
2. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
3. Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
4. Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar.
5. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.
6. Untuk memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah) dalam mempertimbagkan konsep penilaian kelas yang baik digunakan
C. Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
5. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik.
D. Rambu-rambu Penilaian Kelas
1. Kriteria Penilaian Kelas
a. Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam menyusun soal sebagai alat penilaian perlu memperhatikan kompetensi yang diukur, dan menggunakan bahasa yang tidak mengandung makna ganda. Misal, dalam pelajaran bahasa Indonesia, guru ingin menilai kompetensi berbicara. Bentuk penilaian valid jika menggunakan tes lisan. Jika menggunakan tes tertulis penilaian tidak valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misalnya guru menilai dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan penskorannya harus jelas.
c. Terfokus pada kompetensi
Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan).
d. Keseluruhan/Komprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi peserta didik.
e. Objektivitas
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
f. Mendidik
Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.
2. Prinsip Penilaian Kelas
Dalam melaksanakan penilaian, guru sebaiknya:
a. Memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara terpadu.
b. Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri.
c. Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik.
d. Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.
e. Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik.
f. Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian kelas dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, dan pengamatan tingkah laku.
g. Melakukan Penilaian kelas secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Ulangan harian dapat dilakukan bila sudah menyelesaikan satu atau beberapa indikator atau satu kompetensi dasar. Pelaksanaan ulangan harian dapat dilakukan dengan penilaian tertulis, observasi atau lainnya. Ulangan tengah semester dilakukan bila telah menyelesaikan beberapa kompetensi dasar, sedangkan ulangan akhir semester dilakukan setelah menyelesaikan semua kompetensi dasar semester bersangkutan. Ulangan kenaikan kelas dilakukan pada akhir semester genap dengan menilai semua kompetensi dasar semester ganjil dan genap, dengan penekanan pada kompetensi dasar semester genap. Guru menetapkan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik berdasarkan hasil belajarnya pada kurun waktu tertentu (akhir semester atau akhir tahun).
Agar penilaian objektif, guru harus berupaya secara optimal untuk (1) memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja peserta didik dan tingkah laku dari sejumlah penilaian, (2) membuat keputusan yang adil tentang penguasaan kompetensi peserta didik dengan mempertimbangkan hasil kerja (karya)
3. Penilaian Hasil Belajar Masing-masing Kelompok Mata Pelajaran
a. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:
1). Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik
2). Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik
b. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai
c. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik.
d. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,dan kesehatan dilakukan melalui:
1). Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik; dan
2). Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
E. Ranah Penilaian
Kurikulum berbasis kompetensi tidak semata-mata meningkatkan pengetahuan peserta didik, tetapi kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dengan kata lain, kurikulum tersebut menuntut proses pembelajaran di sekolah berorientasi pada penguasaan kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan.
Kurikulum tersebut memuat sejumlah standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran. Satu standar kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, satu kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian hasil belajar. Indikator tersebut menjadi acuan dalam merancang penilaian.
BAB III
TEKNIK PENILAIAN
Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Berdasarkan indikator-indikator ini dapat ditentukan cara penilaian yang sesuai, apakah dengan tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok. Untuk itu, ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
A. Penilaian Unjuk Kerja
1. Pengertian
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek OR, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut
a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati
2. Teknik Penilaian Unjuk Kerja
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:
a. Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.
Contoh Check list
Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____
No. Aspek Yang Dinilai Baik Tidak baik
1. Organization ( Introduction, body, conclusion)
2. Content ( depth of knowledge, logic)
3. Fluency
4. Language:
Pronunciation
Grammar
Vocabulary
5. Performance ( eye contact, facial expression, gesture)
Skor yang dicapai
Skor maksimum 7
Keterangan
Baik mendapat skor 1
Tidak baik mendapat skor 0
b. Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.
Contoh Rating Scale
Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris
Nama Siswa: ________ Kelas: _____
No Aspek Yang Dinilai Nilai
1 2 3 4
1. Organization ( Introduction, body, conclusion)
2. Content ( depth of knowledge, logic)
3. Fluency
4. Language:
pronunciation
grammar
vocabulary
5. Performance ( eye contact, facial expression, gesture)
Jumlah
Skor Maksimum 28
Keterangan penilaian:
1 = tidak kompeten
2 = cukup kompeten
3 = kompeten
4 = sangat kompeten
kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut
1). Jika seorang siswa memperoleh skor 26-28 dapat ditetapkan sangat kompeten
2). Jika seorang siswa memperoleh skor 21-25 dapat ditetapkan kompeten
3). Jika seorang siswa memperoleh skor 16-20 dapat ditetapkan cukup kompeten
4). Jika seorang siswa memperoleh skor 0-15 dapat ditetapkan tidak kompeten
B. Penilaian Sikap
1. Pengertian
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.
• Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
• Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
• Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
• Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Geografi. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri.
• Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.
2. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.
Contoh halaman sampul Buku Catatan Harian:
Contoh isi Buku Catatan Harian :
No. Hari/ Tanggal Nama peserta didik Kejadian
Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negatif. Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan.
Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu. Berikut contoh format Penilaian Sikap.
Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktek IPA :
No.
Nama Perilaku
Nilai
Keterangan
Bekerja sama Berini-siatif Penuh Perha-tian Bekerja sistematis
1. Ruri
2. Tono
3. ....
Catatan:
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = sedang
4 = baik
5 = amat baik
b. Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku
c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut
Nilai 18-20 berarti amat baik
Nilai 14-17 berarti baik
Nilai 10-13 berarti sedang
Nilai 6-9 berarti kurang
Nilai 0-5 berarti sangat kurang
b. Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung atau wawancara tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai "Peningkatan Ketertiban".
Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
c. Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
Untuk menilai perubahan perilaku atau sikap peserta didik secara keseluruhan, khususnya kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan jasmani, semua catatan dapat dirangkum dengan menggunakan Lembar Pengamatan berikut.
Contoh Lembar Pengamatan
(Kelompok Mata Pelajaran: Agama, Kewarganegaraan, Estetika, Jasmani)
Perilaku/sikap yang diamati: ........................................
Nama peserta didik: ... kelas... semester...
No Deskripsi perilaku awal Deskripsi perubahan Capaian
Pertemuan ...Hari/Tgl... ST T R SR
1
2
Keterangan
a. Kolom capaian diisi dengan tanda centang sesuai perkembangan perilaku
ST = perubahan sangat tinggi
T = perubahan tinggi
R = perubahan rendah
SR = perubahan sangat rendah
b. Informasi tentang deskripsi perilaku diperoleh dari:
1). pertanyaan langsung
2). Laporan pribadi
3). Buku Catatan Harian
C. Penilaian Tertulis
1. Pengertian
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.
2. Teknik Penilaian
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
a. memilih jawaban, yang dibedakan menjadi:
1) pilihan ganda
2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
3) menjodohkan
4) sebab-akibat
b. mensuplai jawaban, dibedakan menjadi:
1) isian atau melengkapi
2) jawaban singkat atau pendek
3) uraian
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, menjodohkan dan sebab akibat merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami dengan cakupan materi yang luas. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari. Peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas.
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.
a) Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diuji;
b) materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum;
c) konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas;
d) bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
Contoh Penilaian Tertulis
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/1
Mensuplai jawaban (Bentuk Uraian)
1. Jelaskan proses terjadinya alam semesta menurut teori Big Bang
2. ...
Cara Penskoran:
Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
D. Penilaian Proyek
1. Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
• Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
• Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
• Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
2. Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek:
a) penelitian sederhana tentang air di rumah;
b) Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.
Contoh Penilaian Proyek
Mata Pelajaran : Sejarah
Nama Proyek : Perkembangan Islam di Nusantara
Alokasi Waktu : Satu Semester
Nama Siswa : ______________________ Kelas : XI/1
No Aspek * Skor (1 – 5)**
1. Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2. Pelaksanaan
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data/Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
3. Laporan Proyek
a. Performans
b. Presentasi / Penguasaan
Total Skor
* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa/sekolah
** Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
E. Penilaian Produk
1. Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
• Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
• Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
• Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
2. Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
a) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
b) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
Contoh Penilaian Produk
Mata Pelajaran : IPA (Kimia)
Nama Proyek : Membuat Sabun
Alokasi Waktu : 4 kali Pertemuan
Nama Siswa : ______________________ Kelas : XI/1
No Aspek * Skor (1 – 5)**
1. Perencanaan Bahan
2. Proses Pembuatan
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keamanan, Keselamatan dan Kebersihan)
3. Hasil Produk
a. Bentuk Fisik
b. Inovasi
Total Skor
* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat
** Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
F. Penilaian Portofolio
1. Pengertian
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dsb.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:
a. Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.
Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri.
b. Saling percaya antara guru dan peserta didik
Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik.
c. Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan
d. Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya.
e. Kepuasan
Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
f. Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
g. Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik.
h. Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.
2. Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
b. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didik mengumpulkan gambar-gambar buatannya.
c. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah.
d. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
e. Sebaiknya tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik sebelum mereka membuat karyanya . Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, Kriteria penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
f. Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
g. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
h. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.
Contoh Penilaian Portofolio
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 1 Semester
Nama Siswa : _________________ Kelas : X/1
No Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar Periode Kriteria Keterangan
Tata bahasa Kosa kata Kelengkapan gagasan Sistematika
penulisan
1. Menulis karangan deskriptif 30/7
10/8
dst.
2. Membuat resensi buku 1/9
30/9
10/10
Dst.
Catatan:
Setiap karya siswa sesuai Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 0 - 10 atau 0 - 100. Semakin baik hasil yang terlihat dari tulisan peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan tulisan yang dinilai.
G. Penilaian Diri (self assessment)
1. Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
a. Penilaian kompetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian diri peserta didik didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
b. Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
c. Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain:
1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;
3) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
2. Teknik Penilaian
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
b) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
c) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.
d) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
e) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
f) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
Contoh Penilaian Diri
Mata Pelajaran : Matematika
Aspek : Kognitif
Alokasi Waktu : 1 Semester
Nama Siswa : _________________ Kelas : X/1
No S. Kompetensi / K. Dasar Tanggapan Keterangan
1 0
1. Aljabar
a. Menggunakan aturan pangkat
b. Menggunakan aturan akar
c. Menggunakan aturan logaritma
d. Memanipulasi aljabar 1 = Paham
0 = Tidak Paham
2. Dst
Catatan:
Guru menyarankan kepada peserta didikk untuk menyatakan secara jujur sesuai kemampuan yang dimilikinya, karena tidak berpengaruh terhadap nilai akhir. Hanya bertujuan untuk perbaikan proses pembelajaran.
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENILAIAN
A. Penetapan Indikator Pencapaian kompetensi
Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti: mengidentifikasi, menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan.
Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan peserta didik. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian kompetensi. Hal ini sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar yang terkait. Indikator pencapaian kompetensi, yang menjadi bagian dari silabus, dijadikan acuan dalam merancang penilaian. Berikut contoh penetapan indikator mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan tingkat SMA kelas X/1.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator pencapaian*
Mempraktikkan keterampilan rangkaian senam lantai dan nilai yang terkandung di dalamnya Mempraktikkan serangkaian senam lantai tanpa alat serta nilai percaya diri, kerjasama dan tanggung jawab 1. Melakukan 2 jenis rangkaian gerak senam lantai dengan percaya diri
2. Menjelaskan nilai yang terkandung dalam rangkaian gerakan senam
3. dst.
* : dikembangkan oleh guru
B. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator
Pemetaan standar kompetensi dilakukan untuk memudahkan guru dalam menentukan teknik penilaian. Berikut Contoh pemetaan untuk mata pelajaran bahasa Inggris
No
Aspek Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Kriteria ketuntasan Teknik Penilaian
Tes Perf Prod Proy Port
1 Mendengarkan Kemampuan memahami makna dalam teks percakapan, transaksional/ interpersonal, sangat sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat Merespon percakapan transaksional (to get things done) dan interpersonal untuk bersosialisasi lisan secara akurat, lancar dan bertema yang yang melibatkan tindak tutur mengapa yang belum/sudah dikenal, memperkenalkan diri sendiri/orang lain, memerintah atau melarang
Merespon sapaan yang belum/sudah dikenal
Merespon perkenalan diri sendiri/orang lain
Merespon perintah/larangan 75%
75%
70% -
-
- v
v
v -
-
- -
-
-
-
-
-
2 Berbicara Kemampuan mengungkapkan makna dalam teks lisan, fungsi-onal pendek, sangat sederhana secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat Mengungkapkan makna dalam bahasa lisan terutama dalam teks lisan, fungsional pendek (misal: berbagai instruksi, berbagai daftar benda, ucapan selamat, pengumuman) sangat sederhana dengan akurat, lancar dan berterima Memberi instruksi - v - - v
3 Membaca Kemampuan membaca nyaring bermakna dan mema-hami makna dalam teks tulis fungsio-nal pendek, sangat seder-hana berka-itan dengan lingkungan terdekat Membaca nyaring bermakna, kata frasa dan kalimat dengan ucapan tekanan dan intonasi yang berterima Membaca nyaring pengumuman 75% - V - - v
4 Menulis Kemampuan mengungkapkan makda dalam teks fungsional pendek sangat sederhana secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsi-onal pendek, misal, notices shopping list, kartu ucapan selamat, pengumuman, sangat sederhana secara akurat lancar dan berterima Menulis teks fungsional pendek berbentuk :
- notices
- Kartu uca
pan
- pengu
muman
- shop- ping
list V - V - v
C. Penetapan Teknik Penilaian
Dalam memilih teknik penilaian mempertimbangkan ciri indikator, contoh:
• Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya adalah unjuk kerja (performance).
• Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya adalah tertulis.
• Apabila tuntutan indikator memuat unsur penyelidikan, maka teknik penilaiannya adalah proyek.
D. Contoh Alat dan Penskoran Dalam Penilaian
Berikut contoh-contoh alat dan cara penskoran dalam penilaian untuk berbagai mata pelajaran. Contoh-contoh penilaian tersebut dapat diadaptasi atau dimodifikasi sesuai kebutuhan.
Mata pelajaran : B. Inggris/SMA/MA
Kelas/Semester : X/ 1
NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR ASPEK TEKNIK PENILAIAN CONTOH SOAL
1 Memahami makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal dalam konteks kehidupan sehari-hari Merespon makna yang terdapat dalam percakapan transaksional (to get things done) dan interpersonal (bersosialisasi resmi dan tak resmi yang menggunakan ragam bahasa lisan sederhana secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari dan melibatkan tindak tutur: mengungkapkan perasaan bahagia, menunjukkan perhatian, simpati, dan memberi instruksi. Merespon tindak tutur ungkapan perasaan bahagia
Merespon perhatian
Merespon ungkapan simpati
Memberi instruksi Mendengarkan Tes tertulis (pilihan ganda)
Choose the right expression to respond the statement you are going to hear:
1. You will hear : “Great! You got a highest score, congratulation”
You respond : “….……”
a. Oh, no.
b. I’m ashame.
c. Thanks a lot
d. Congratulation
2. Your will hear : “It’s time for school honey, take care”
You respond : “…………”
a. Thanks mom, you too!
b. No, problem
c. I’m sure
d. Really?
3. You will hear : “I’m very sorry for disaster happened in your home town”
You respond : “………..”
NO
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR ASPEK TEKNIK PENILAIAN CONTOH SOAL
a. That’s true!
b. Don’t mention it!
c. All right.
d. Thank you, God Blessed us none of us were injured.
2 Memahami makna teks tulis fungsional pendek dan esei sederhana berbentuk recount, narrative dan procedure dalam konteks kehidupan sehari-hari untuk mengakses ilmu pengetahuan Merespon makna dalam teks tulis fungsional pendek (mis: pengumuman, iklan, undangan) resmi dan tak resmi secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari untuk mengakses ilmu pengetahuan dalam teks berbentuk “ recount, narrative, procedure Mengidentifikasi informasi dalam teks berbentuk procedure Membaca Tes tertulis (answering questions) Procedure :
The Hole Game
Materials needed:
- two players
- one marble each
- A hole in ground
- A line (distance) to start from.
Method :
1. First you must dub (click marbles together).
2. Then you must check that the marbles are in good condition and are nearly worth the same value.
3. next you must dig a hole in the ground and draw a line a far distance away from the hole.
4. the first player carefully throws his or her marble towards the hole.
5. then the second player tries to throw his or her marble closer to the hole than his or her opponent.
NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR ASPEK TEKNIK PENILAIAN CONTOH SOAL
6. the player whose marble is closest to the hole tries to flick his or her marble into the hole. If successful, this player tries to flick his or her opponent’s marble into the hole.
7. The person flicking the last marble into the hole wins and gets to keep both marbles.
Question
1. What is the writer telling us about ?
2. What are the materials needed?
3. How many step are there stated in the teks?
4. What must we do before we check the condition of marbles?
5. What must be done by the player in order to flick his marble into the hole?
3 Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek dan esei sederhana berbentuk recount, Mengungkapkan makna dalam bentuk teks tulis fungsional pendek (misal: pengumuman, iklan, undangan dll) resmi dan tak resmi dengan meng-gunakan ragam Menulis teks tulis fungsional pendek dalam bentuk
- pengumuman
- iklan
- undangan resmi Menulis Tes tertulis (esei) Write an invitation on a Wedding Party which contains some information abaut time, place, and dress code.
NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR ASPEK TEKNIK PENILAIAN CONTOH SOAL
narrative, dan procedure dalam konteks kehidupan sehari-hari bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari Rubrik penilaian:
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4
1 Tata bahasa
2 Pemilihan kata
3 Format
4 Kesesuaian dengan topik
Total skor (maks) 16
Keterangan ;
1 : Tidak tepat Nilai siswa :
2 : Kurang tepat skor siswa
3 : Tepat x 10
4 : sangat tepat skor maksimum
4 Menggunakan makna dalam teks fungsional pendek dan monolog berbentuk recount, narrative sederhana dalam konteks kehidupan sehari-hari Mengungkapkan makna dalam teks monolog sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk: recount, narrative, dan procedure Menggungkapkan monolog sederhana dalam konteks kehidupan sehari-hari, dalam teks berbentuk recount Berbicara Unjuk kerja (mencerita-kan pengalaman pribadi) Tell your past experience abaout surprising moment in your life (sadness or happyness). Maximum periode is 5 minutes!
Format pengamatan dengan checklists :
Nama siswa : ….
No Deskripsi Ya tidak
1 Akurasi
2 Kelancaran
3 Ekspresi komunikatif
4 Intonasi baik
5 Ejaan baik
6 Penyampaian gagasan jelas
Skor yang dicapai :
Skor maksimum : 6
Mata Pelajaran : Fisika / SMA/MA
Kelas/Semester : X
1. Penilaian unjuk kerja dalam praktikum fisika
Aspek : Kinerja Ilmiah
S K : Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
KD : Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
Indikator : Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu suatu zat cair
Judul : Pengaruh kalor terhadap zat cair
Kegiatan : Melakukan percobaan untuk menentukan hubungan antara kalor yang diserap dan perubahan suhu zat cair
Masalah : Bagaimana hubungan kalor yang diserap zat cair dengan perubahan suhu
zat cair
Hipotesis : …………….
Variabel : Variabel bebas :…………..
Variabel tetap :……………
Variabel kontrol : …………..
Format Pengamatan Unjuk Kerja
NO Aspek
Yang
Di nilai
Nama
Kelompok Mempersiapkan alat dan Bahan Pelaksanaan Menggunakan hasil pengukuran untuk menarik kesimpulan Total skor Nilai
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Newton v v v 11 9,2
2 Bernoulli v v v 10
3 Coulomb v v v 9
4 Kirchoff v v v 10
Rubrik:
Mempersiapkan alat dan bahan
skor 4 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas kimia,
statif, lampu spirtus, kaki tiga dan kasa, stop watch
skor 3 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas kimia, , lampu
spirtus, kaki tiga dan kasa, stop watch
skor 2 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas kimia, statif, lampu spirtus, kaki tiga dan kasa
skor 1 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas kimia, , lampu spirtus, kaki tiga.
Pelaksanaan
skor 4 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, menggunakan kasa, termometer digantung tidak menyentuh gelas kimia, lampu dekat spirtus (tidak menyentuh) kasa.
skor 3 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, mengunakan kasa, termometer digantung tidak menyentuh gelas kimia, lampu spirtus terlalu jauh atau menyentuh gelas kimia.
skor 2 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, mengunakan kasa, termometer menyentuh gelas , lampu spirtus terlalu jauh atau menyentuh gelas kimia.
skor 1 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, tidak mengunakan kasa, termometer menyentuh gelas , lampu spirtus terlalu jauh atau menyentuh gelas kimia.
Menggunakan hasil pengukuran untuk menarik kesimpulan
skor 4 jika menggunakan tabel, membuat grafik hubungan antara kalor yang diserap
(lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan dari bentuk grafik.
skor 3 jika menggunakan tabel, tidak membuat grafik hubungan antara kalor yang diserap
(lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan dari data dalam tabel.
skor 2 jika tidak menggunakan tabel, membuat grafik hubungan antara kalor yang diserap
(lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan dari bentuk grafik.
skor 1 jika tidak menggunakan tabel, tidak membuat grafik hubungan antara kalor yang
diserap (lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan
Skor total yang diperoleh siswa
Konversi Nilai = ---------------------------------------- X 10
skor maksimum
11
= ------- x 10
12
= 9,16
Maka nilai kelompok Newton 9,2
2. Penilaian sikap ilmiah
Berikut lembar observasi untuk menilai sikap ilmiah saat melakukan praktikum:
No Indikator
Sikap
Nama Siswa Keterbukaan Objektif Teliti Kedisiplinan Kerjasama Kejujuran Tanggung Jawab Total Skor Nilai
1 Amanda 4 3 4 5 4 4 4 28 80
2 Nur 2 4 3 4 3 4 4 24
3 Hafiz 3 4 4 4 5 3 3 26
4 Faiz 4 3 4 5 3 4 4 27
Keterangan:
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik
skor maksimum = 5 ( skor maks setiap indikator) X 7 ( indikator) = 35.
Skor total siswa
Konversi Nilai = --------------------- X 100
skor maksimum
Jadi nilai Amanda 28
---- X 100 = 80
35
3. Penilaian Tertulis (Pilihan Ganda)
SK. : Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan
berbagai produk teknologi.
KD. : Menggunakan alat ukur listrik
Indikator : Siswa dapat menentukan tegangan dan frekwensi sumber tegangan AC
dengan menggunakan Osiloskop.
Aspek : Pemahaman dan penerapan konsep
Soal : Sebuah Osiloskop saat dihubungkan dengan sumber tegangan AC 220 volt,
50 hertz tampilan pada layar seperti gambar:
Jika Osiloskop dengan komposisi yang sama dihubungkan pada sumber tegangan lain tampilan layar menjadi ;
Besar tegangan dan frekwensi sumber tegangan yang terukur adalah ... .
a. 220 volt dan 50 hertz
b. 220 volt dan 40 hertz
c. 165 volt dan 50 hertz
d. 165 volt dan 40 hertz
e. 165 volt dan 60 hertz
Aspek : Pemahaman dan penerapan konsep
SK. : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika
benda titik
KD. : Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk
menyelesaikan masalah tumbukan
Indikator : Dapat menentukan arah gerak suatu benda dari kejadian tumbukan lenting
sempurna
A, B, dan C adalah tiga buah bola billiard identik yang terletak di suatu permukaan yang licin. Bola B dan C menyentuh satu sama lain. Jika bola A dipukul dengan perlahan maka ia akan bergerak lalu menumbuk bola B lenting sempurna sehingga akan didapati …
A. A berhenti, B terus bergerak
B. A terpantul balik, B berhenti dan C bergerak
C. A dan B berhenti, C terus bergerak
D. A, B, dan C terus bergerak
E. A terpantul balik, B dan C terus bergerak
Aspek : Pemahaman dan penerapan konsep
SK. : Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai
penyelesaian masalah dan produk teknologi
KD. : Memformulasikan konsep induksi Faraday dan arus bolak- balik serta
Penerapannya
Indikator : Dapat memformulasikan hubungan antara tegangan dan lilitan dari tabel
kedalam bentuk grafik
Tabel berikut adalah data percobaan suatu transformator
Kumparan primer Kumparan sekunder
Jumlah lilitan (Np) Tegangan (Vp) Jumlah lilitan (Ns) Tegangan (Vs)
10 2 V 5 1 V
10 2 V 10 2 V
10 2 V 15 3 V
10 2 V 20 4 V
10 2 V 25 5 V
Berdasarkan data di atas, grafik Vs terhadap Ns dapat digambarkan sebagai berikut …
A. B. C.
D. E.
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/ 1
Waktu : 45 menit
1. Penilaian Tertulis (Uraian)
Model penilaian ini dapat dilaksanakan selama proses pembelajaran, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas
Aspek : Mendengarkan
Standar Kompetensi : Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara
langsung /tidak langsung
Kompetensi Dasar : Menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik
(berita dan nonberita)
Indikator : Menuliskan isi siaran radio/ televisi da¬lam beberapa kalimat
dengan urutan yang runtut dan mudah dipahami.
Instruksi:
1. Dengarkan rekaman siaran berita berikut dengar saksama!
2. Tulislah isi siaran berita tersebut dalam beberapa kalimat dengan memperhatikan:
a. ketepatan isi
b. struktur kalimat
c. koherensi
d. ejaan, dan tanda baca
3. Bacakan hasil pekerjaan di depan kelas
Format Penilaian Tulisan
No.
Nama Aspek yang dinilai
Skor
Nilai
Ketepatan isi Struktur kalimat Koherensi Ejaan dan
tanda baca
1. Akhmad 3 4 2 3 12 75
2. Bardi 4 4 4 4 16
3. Dst.
Keterangan:
1. tidak tepat
2. kurang tepat
3. tepat
4. sangat tepat
Nilai siswa: Skor perolehan
------------------- x 100
Skor maksimum
Nilai Akhmad : 12
---- x 100 = 75
16
Format Penilaian Sikap (selama proses pembelajaran)
No.
Nama Perilaku Skor Nilai Keterangan
Mendengarkan berita Mengerjakan tugas Membacakan hasil pekerjaan Menghargai teman
1. Akhmad 5 5 5 5 20 100 Sangat Baik
2. Bardi 4 5 4 4 17 85 Baik
3. Dst.
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik
b. Keterangan diisi dengan kriteria berikut
1. Nilai = 10 – 29 Sangat Kurang
2. Nilai = 30 – 49 Kurang
3. Nilai = 50 – 69 Cukup
4. Nilai = 70 – 89 Baik
5. Nilai = 90 – 100 Sangat Baik
2. Penilaian Unjuk kerja (Performan)
Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas.
Aspek : Berbicara
Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui
kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan bercerita
Kompetensi Dasar : Memperkenalkan diri dan orang lain di da¬lam forum resmi
dengan intonasi yang tepat
Indikator : Mengucapkan kalimat perkenalan (misalnya, sebagai moderator
atau pembawa acara) dengan lancar dan intonasi yang tidak
monoton
Petunjuk
1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas seorang moderator, seorang penulis, dan dua orang pembicara!
2. Berlakulah sebagai moderator secara bergantian dalam kelompok tersebut!
3. Tentukan tema pembicaraan dalam diskusi!
Soal:
Ungkapkan kalimat perkenalan dalam forum diskusi dengan memperhatikan:
a. kelancaran berbahasa
b. ekspresi
c. intonasi
d. struktur kalimat
e. diksi
Format Penilaian Berbicara
No.
Nama Aspek yang dinilai
Skor
Nilai
Kelancaran Ekspresi Intonasi Struktur Kalimat Diksi
1. Ardiana 3 4 3 3 3 16 80
2. Dst.
Keterangan:
1. tidak baik
2. kurang baik
3. baik
4. sangat baik
Nilai Ardiana 16
----- x 100 = 80
20
3. Penilaian Tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian)
Model penilaian ini dapat dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas.
Aspek : Membaca
Standar Kompetensi : Memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan
berbagai teknik membaca
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra dari
berbagai sumber melalui teknik membaca ekstensif
Indikator : 1. Mengidentifikasi ide pokok tiap paragraf
2. Menuliskan kembali isi bacaan secara ringkas dalam
beberapa kalimat
Petunjuk:
Bacalah teks bacaan berikut dengan saksama!
Perkembangan teknologi dewasa ini sangat pesat. Hal ini ditandai oleh banyaknya barang elektronik yang beredar di masyarakat. Pemunculan barang tersebut sudah sampai di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Ada yang dikatagorikan barang mewah, ada pula yang dikatagorikan bukan barang mewah.
Di masyarakat perumahan dan perkampungan, dapat kita lihat hampir semua penduduk memiliki televisi. Televisi boleh dikatakan bukan barang mewah lagi. Peralatan canggih seperti komputer tidak dikeleompokkan lagi ke dalam barang mewah sehingga pembayaran pajak atau PPN barang tersebut tidak digolongkan pada pajak barang mewah.
Begitu pula dengan telepon genggam, sudah banyak masyarakat yang memilikinya. Bahkan, dalam sebuah keluarga, hampir semua anggota keluarganya memiliki telepon genggam. Di samping memang sudah merupakan kebutuhan, alat ini merupakan alat komunikasi yang mudah di bawa-bawa. Pengoperasian telepon ini tidak sulit dan harganya pun terjangkau. Ada kemungkinan perkembangan alat ini pesat sekali karena banyak muncul variasi bentuk, merek, dan model baru. Oleh karena itu, sekarang barang-barang tersebut sudah dianggap bukan barang mewah lagi.
Soal:
1. Ide pokok paragraf pertama adalah ... .
a. pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini
b. banyaknya peredaran barang elektronik
c. pemunculan barang elektronok di masyarakat
d. banyaknya barang mewah yang beredar
e. perkembangan barang elektronik yang mewah
2. Tulislah isi bacaan secara ringkas dalam beberapa kalimat dengan memperhatikan:
a. ketepatan isi
b. struktur kalimat
c. koherensi
d. ejaan dan tanda baca
Format Penilaian Karangan (soal no. 2)
No.
Nama Aspek yang dinilai
Skor
Nilai
Ketepatan isi Struktur kalimat Koherensi Ejaan dan
tanda baca
1. Agus
2. Budi
3. Dst.
Mata Pelajaran : Matematika / SMA/MA
Kelas/Semester : X/ I
Kecakapan atau kemahiran yang diharapkan dalam pembelajaran matematika SMA dikelompokkan menjadi 3 aspek, yaitu:
1. Pemahaman konsep
2. Penalaran dan komunikasi
3. Pemecahan masalah.
Teknik penilaian yang paling sesuai untuk mengukur 3 aspek di atas adalah “penilaian tertulis”. Bentuk pilihan ganda sesuai untuk pemahaman konsep, sedangkan bentuk uraian sesuai untuk pemecahan masalah.
1. Pemahaman konsep
Standar Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
Kompetensi Dasar : Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma.
Indikator : Mengubah bentuk pangkat negatif ke pangkat positif dan sebaliknya.
Soal: Bentuk dapat disederhanakan menjadi bentuk ….
a.
b.
c.
d.
e.
Nilai =
2. Penalaran dan Komunikasi
Standar Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
Kompetensi Dasar : Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma.
Indikator : Melakukan operasi aljabar pada bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
Soal : Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan:
Penilaian:
Jika untuk soal ini diberi bobot 10 maka skor sampai pada langkah tertentu secara komulatif diberi nilai sebagai berikut:
Jawaban Skor
………………..
……………………………..
……………………………..
………………………………….
………………………………...
…………………………………..
2
4
6
8
9
10
3. Pemecahan masalah:
Standar Kompetens : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
Kompetensi Dasar : Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang melibatkan pangkat, akar, dan logaritma.
Indikator : Menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar, dan logaritma
Soal : Suatu segitiga siku-siku mempunyai sisi terpanjang 3 kali panjangnya dari panjang sisi terpendek. Jika luasnya adalah , hitunglah keliling segitiga itu.
Penilaian:
Jika untuk soal ini diberi bobot 20 maka skor sampai pada langkah tertentu secara komulatif diberi nilai sebagai berikut:
Jawaban Skor
Misalkan sisi terpendeknya adalah a, sisi terpanjangnya adalah b dan sisi lainnya adalah c, maka b = 3a ……………………………..
Teorema Pythagoras:
a2 + c2 = b2
c2 = b2 – a2
c b = 3a = (3a)2 – a2 …….
= 9a2 – a2 ……..
= 8a2 ……..
a c = ……..
c = 2a …….
Luas segitiga = 4
………………………
………………………
…………………………
a = 2 …………………………
b = 3a
b = 6 …………..
c = 2a
c = 4 …………………….
Keliling segitiga = a + b + c
= 2 + 6 + 4 ………..
= 8 + 4 …………….
1
2
3
4
5
6
8
10
12
14
16
18
19
20
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : X / 1
Contoh-contoh penilaian berikut dapat dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung sebagai tugas individu, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester.
No Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Aspek Teknik
Penilaian Contoh Soal
1 Memahami prinsip dasar ilmu sejarah *Menjelaskan pengertian
dan ruang lingkup ilmu
sejarah
*Mendeskripsikan tradisi
sejarah dalam
masyarakat Indonesia
masa pra-aksara dan
masa aksara
*Menggunakan prinsip-
prinsip dasar penelitian
sejarah • Menjelaskan pegertian Sejarah
• Menjelaskan sejarah sebagai peristiwa
• Menyusun Periodisasi dan kronologi sejarah Indonesia pada masa pra-aksara
• Mendeskripsikan kegunaan sejarah sebagai edukatif dan rekreatif
• Menjelaskan pengertian sumber, bukti, dan fakta sejarah melalui kajian pustaka dan diskusi kelompok
• Menjelaskan pengertian sejarah social, local, politik, dan nasional
• Mendeskripsikan peristiwa, peninggalan sejarah, dan monument peringatan peristiwa bersejarah yang ada disekitarnya
• Menyusun kronologi sejarah Indonesia menggunakan ensiklopedi dan referensi relevan • Penguasaan konsep
• Kinerja Ilmiah
Penilaian tertulis bentuk uraian, tugas individu berupa laporan tertulis, penilaian unjuk kerja untuk presentasi tugas.
Penilaian tertulis (uraian)
• Jelaskan apa yang dimaksud dengan sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai seni, dan sejarah sebagai pendidikan !
• Jelaskan apa yang dimaksud dengan masa pra-aksara !
• Bagaimana sejarah dapat dijadikan sebagai salah satu sumber ilmu, jelaskan?
Penilaian Unjuk Kerja (presentasi hasil kerja)
Nama Siswa: …….. Kelas: ……
No Aspek yang dinilai Baik T. Baik
1 Pengorganisasian
2 Penguasaan materi
3 Media penyajian
4 Penyajian bahan:
5 Penggunaan bahasa
6 Ekspresi
7 Pengungkapan materi
8 Tampilan
Skor yang dicapai ...
Skor Maksimum 8
Keterangan:
Baik mendapat skor: 1
Tidak baik mendapat skor: 0
No Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Aspek Teknik
Penilaian Contoh Soal
2. Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, colonial, pergerakan kebangsaan hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia *Menganalisis perkembangan negara tradisional (Hindu-Budha dan Islam) di Indonesia
*Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan pendudukan Jepang • Mendeskripsikan Hipotesis Waisya tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di kepulauan Indonesia.
• Menganalisis perkembangan tradisi Hindu-Budha dengan perubahan struktur social, perubahan pendidikan, teknologi, perubahan kesenian, dan kesenian masyarakat pada masa kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Budha melalui studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan presentasi
• Mengidentifikasi fakta-fakta tentang proses interaksi masyarakat di berbagai daerah dengan tradisi Hindu-Budha di bidang agama, social, dan arsitektur melalui stdi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas
• Mendeskripsikan keberlanjutan tradisi Hindu-Budha di dalam masyarakat di daerah-daerah tertentu setelah runtuhnya kerajaan Hindu-Budha
• Penguasaan konsep
• Kinerja Ilmiah Penilaian tertulis. Penilaian proyek, Tugas kelompok (LKS)
Penilaian tertulis (Pilihan Ganda) :
Akibat masuknya gama dan budaya Hindu-Budha terdapat perubahan pada tingkatan masayarakat Indonesia, yaitu …
a. Raja dibatasi kekuasaannya
b. Pendeta menjadi golongan yang terpandang selain raja*
c. Petani dapat memberikan pendapat pada pengambilan keputusan
d. Masyarakat pesisir menjadi gologan masyarakat terpandang
e. Golongan masyarakat dikelompokkan berdasarkan tempat tinggalnya.
Penilaian Proyek:
Nama Kegiatan : Pengaruh Hindu-Budha dalam perkembangan budaya di Nusantara
Alokasi Waktu : 1 semester
Nama Siswa : ………… Kelas : …..
No Aspek Penilaian Rentang Skor
1 2 3 4 5
1
2
3
Perencanaan
a. Pemilihan Materi
b. Pengajuan Judul
Pelaksanaan
a. Sistematika
b. Sumber data/informasi
c. Kuantitas sumber data
d. Teknik pengumpulan data
e. Analisa Data
f. Penarikan kesimpulan
Penyajian
a. Tampilan
b. Penguasaan Materi
Skor perolehan siswa ...
Skor maksimum 50
Nilai: Skor perolehan = NA
Skor maksimum
Penilaian Diri
Kompetensi Dasar : Jelas
Alokasi Waktu : 20 menit
Aspek : Afektif
Nama Siswa : …………… Kelas : …..
No Aspek Skor
1 0
1
2
3
4
5 Dapatkah anda menyebutkan kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang ada di Indonesia
Apakah anda sudah mengerti sebab runtuhnya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha
Apakah anda mengetahui kebudayaan-kebudayaan yang ditinggalkan oleh tradisi Hindu-Budha
Apakah anda dapat menjelaskan kebudayaan Hindu-Budha yang masih bertahan sampai sekarang
Dapatkah anda menjelaskan secara rinci proses penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia
Skor 1 = paham
0 = belum paham
Mata Pelajaran : Seni dan Budaya (Seni Musik)
Kelas/Semester : X / 1
No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Aspek Teknik Penilaian
Tes Prod Proy Un kerja Porto Sikap
1. Mengapresiasi karya seni musik
Menunjukkan nilai-nilai musikal dari hasil pengalaman musikal yang didapatkan melalui pertunjukan musik tradisional setempat Mendeskripsikan karakteristik/keunikan karya musik tradisional setempat
menyanyikan karya musik tradisional setempat dengan teknik yang benar.
Memainkan salah satu alat musik tradisional setempat dengan benar
Seni Musik √
√
√
√
√
Penilaian Tertulis
Jelaskan karakteristik/keunikan salah satu lagu karya musik tradisional.
Penilaian Unjuk Kerja.
Tugas:
1. Nyanyikanlah salah satu lagu karya musik tradisional dengan teknik yang benar.
2. Mainkanlah salah satu alat musik tradisional setempat..
Contoh format penilaian bernyanyi
No. Nama Siswa Penampilan Teknik bernyanyi
Harmoni/Apresiasi
Skor Nilai
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Yuri ● ● ● 9 100
2 Refi ● ● ● 7 77
3 Dst.
Catatan
a. Kriteria Penilaian.
Penampilan.
3. Penampilan, gaya dan mimik baik sesuai isi lagu
2. Penampilan, gaya dan mimik baik tetapi masih kaku dan kurang luwes.
1. Penampilan, gaya dan mimik kurang baik dan sering membelakangi penonton.
Teknik Bernyanyi.
3. Teknik bernyanyi dan pernapasan baik.
2. Bernyanyi baik tetapi teknik pernapasan masih kurang baik.
Harmoni/Apresiasi. (karakteristik/keunikan karya musik tradisional)
3. Keserasian vokal dan musik sempurna serta apresiasi sesuai dengan
maksud dan tujuan dari lagu.
2. Keserasian nada vokal dan musik baik tetapi kadang-kadang masih fals
(sumbang), serta apresiasi sesuai dengan maksud dan tujuan dari lagu.
1. Keserasian nada vokal dan musik kurang sempurna, serta apresiasi masih
kurang sempurna.
b. Skor maksimum : 9
Nilai : Skor perolehan
------------------ x 100
Skor maksimum
Nilai Yuri untuk bernyanyi : 9
--- x 100 = 100
9
Contoh format penilaian memainkan alat musik
No. Nama Siswa Penampilan Teknik bermain alat musik
Harmonisasi
Skor Nilai
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Yuri ● ● ● 8 88
2 Refi ● ● ● 7 77
3 Dst.
Catatan
a. kriteria Penilaian
Penampilan.
3. Penampilan sempurna.
2. Penampilan baik, tetapi masih kaku, kurang luwes.
1. Penampilan tidak sempurna, sering membelakangi penonton.
Teknik Bernyanyi.
3. Teknik bermain alat musik sempurna.
2. Teknik bermain alat musik masih agak kaku.
1. Teknik bermain alat musik kurang sempurna.
Harmonisasi.
3. Perpaduan nada, tempo, dan dinamik sempurna dalam permainan alat musik.
2. Perpaduan nada, tempo, dan dinamik masih masih kaku.
1. Perpaduan nada, tempo, dan dinamik tidak sempurna.
b. Skor maksimum : 9
Nilai : Skor perolehan
------------------ x 100
Skor maksimum
Nilai Yuri untuk memainkan alat musik : 8
--- x 100 = 88
9
Penilaian Sikap
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran dan melaksanakan tugas
No. Nama Perilaku Nilai Keterangan
Kedisiplinan Tanggung Jawab Berinisiatif Kerjasama Penuh Perhatian
1 Refi 4 4 5 5 5 23 Amat Baik
2 Yundi 4 4 4 3 3 18 Baik
3 Deny 2 2 2 1 2 9 Kurang
Catatan
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik
b. Nilai merupakan jumlah dari nilai tiap-tiap indikator perilaku
c. Nilai maksimum = 25.
d. Keterangan diisi dengan deskripsi nilai seperti berikut
Nilai 23 - 25 berarti amat baik
Nilai 18 - 22 berarti baik
Nilai 13 - 17 berarti cukup
Nilai 8 - 12 berarti kurang
Nilai 0 - 7 berarti sangat kurang
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X / 1
Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator
No Aspek Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Kriteria Ketuntasan Teknik Penilaian
Tes Perf Prod Proy Porto
1 1.Pengu-asaan dan pemahaman konsep
2.Praktik
3. Sikap
Memahami
hakikat
bangsa dan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
(NKRI)
Mendeskrip-sikan haki-kat bangsa dan unsur- unsur ter-bentuknya Negara
• Mendeskripsikan kedudukan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
• Menguraikan pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu bangsa
• Menguraikan pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu negara
80 %
75%
75 %
V
V
V
V
V
V
-
-
-
-
-
-
V
V
V
Penjabaran standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator ke alat penilaian
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Aspek Teknik Penilaian Contoh
Soal
1 Memahami
hakikat
bangsa dan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
(NKRI)
Mendeskripsikan hakikat bangsa dan unsur-unsur terbentuknya negara
• Mendeskripsikan kedudukan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
• Menguraikan pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu bangsa
• Menguraikan pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu negara
1.Penguasaan Konsep dan Nilai-nilai
2.Penerapan
Penilaian tertulis, performans (dlm diskusi dan presentasi), portofolio
Sebagai makhluk individu, hakikat kedudukan manusia antara lain adalah sebagai makhluk yang berfikir, atau disebut
a. homo socius
b. homo sapiens
c. homo ludens
d. homo faber
e. homo economicus
Judul : unsur-unsur terbentuknya negara
SK : memahami hakekat bangsa dan Negara dan Negara kesatuan RI
KD : mendeskripsikan hekekat bangsa dan unsure-unsur terbentuknya bangsa/negara
Indikator : menguraikan unsur-unsur terbentuknya bangsa/negara
Kegiatan : mendiskusikan unsur-unsur terbentuknya bangsa/Negara
Contoh instrumen penilaian afektif dalam diskusi kelompok
No Nama Perilaku
nilai
keterangan
tanggung Jawab kerjasama kedisiplinan
keso
panan menghargai
teman kejujuran
1 Nina 5 4 5 4 4 5 27 Amat baik
2 Dodi 2 2 2 3 3 2 14 kurang
Catatan
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik
b. Nilai merupakan jumlah dari nilai tiap-tiap indikator perilaku
c. Nilai maksimum = 30
d. Keterangan diisi dengan deskripsi nilai seperti berikut
Nilai 27 – 30 berarti amat baik
Nilai 22 - 26 berarti baik
Nilai 16 - 21 berarti cukup
Nilai 10 - 15 berarti kurang
Nilai 0 - 9 berarti sangat kurang
Contoh Instrumen penilaian praktik presentasi
No Nama Perilaku
Nilai
keterangan
Rasional Komunikasi Lisan Res
ponsif Kerjasama Pengelolaan Emosi Menghargai teman
1 Ruri 5 2 2 3 3 3 18 cukup
2 Tata 4 5 4 5 4 4 26 baik
Catatan
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik
b. Nilai merupakan jumlah dari nilai tiap-tiap indikator perilaku
c. Nilai maksimum = 30
d. Keterangan diisi dengan deskripsi nilai seperti berikut
Nilai 27 – 30 berarti amat baik
Nilai 22 - 26 berarti baik
Nilai 16 - 21 berarti cukup
Nilai 10 - 15 berarti kurang
Nilai 0 - 9 berarti sangat kurang
Contoh Format Penilaian Diri
Petunjuk
Tuliskan secara jujur perilaku yang pernah Anda langgar dalam kehidupan sehari–hari.
Nama : ………..................... Klas :…… Bulan ……. ……S/d ……………. 2006
No Jenis Perbuatan Jenis Pelanggaran Frekuensi Norma yang Dilanggar Sanksi Pelanggaran Tempat
1 Tidak mengikuti upacara hari senin Terlambat hadir 3 Tata Tertib sekolah Di panggil guru piket dan
diberi pengarahan sekolah
2 dst
BAB V
PENGELOLAAN HASIL PENILAIAN
A. Pengolahan Hasil Penilaian
1. Data Penilaian Unjuk Kerja
Data penilaian unjuk kerja adalah skor yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan terhadap penampilan peserta didik dari suatu kompetensi. Skor diperoleh dengan cara mengisi format penilaian unjuk kerja yang dapat berupa daftar cek atau skala penilaian.
Nilai yang dicapai oleh peserta didik dalam suatu kegiatan unjuk kerja adalah skor pencapaian dibagi skor maksimum dikali 10 (untuk skala 0 -10) atau dikali 100 (untuk skala 0 -100). Misalnya, dalam suatu penilaian unjuk kerja pidato, ada 8 aspek yang dinilai, antara lain: berdiri tegak, menatap kepada hadirin, penyampaian gagasan jelas, sistematis, dan sebagainya. Apabila seseorang mendapat skor 6, skor maksimumnya 8, maka nilai yang akan diperoleh adalah = 6/8 x 10 = 0,75 x 10 = 7,5.
Nilai 7,5 yang dicapai peserta didik mempunyai arti bahwa peserta didik telah mencapai 75% dari kompetensi ideal yang diharapkan untuk unjuk kerja tersebut. Apabila ditetapkan batas ketuntasan penguasaan kompetensi minimal 70%, maka untuk kompetensi tersebut dapat dikatakan bahwa peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar. Dengan demikian, peserta didik tersebut dapat melanjutkan ke kompetensi berikutnya.
2. Data Penilaian Sikap
Data penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta didik berdasarkan pengamatan/ observasi guru mata pelajaran. Data hasil pengamatan guru dapat dilengkapi dengan hasil penilaian berdasarkan pertanyaan langsung dan laporan pribadi.
Seperti telah diutarakan sebelumnya, hal yang harus dicatat dalam buku Catatan Harian peserta didik adalah kejadian-kejadian yang menonjol, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan unjuk kerja peserta didik, baik positif maupun negatif. Yang dimaksud dengan kejadian-kejadian yang menonjol adalah kejadian-kejadian yang perlu mendapat perhatian, atau perlu diberi peringatan dan penghargaan dalam rangka pembinaan peserta didik.
Pada akhir semester, guru mata pelajaran merumuskan sintesis, sebagai deskripsi dari sikap, perilaku, dan unjuk kerja peserta didik dalam semester tersebut untuk mata pelajaran yang bersangkutan. Deskripsi tersebut menjadi bahan atau pernyataan untuk diisi dalam kolom Catatan Guru pada rapor peserta didik untuk semester dan mata pelajaran yang berkaitan. Selain itu, berdasarkan catatan-catatan tentang peserta didik yang dimilikinya, guru mata pelajaran dapat memberi masukan pula kepada Guru Bimbingan Konseling untuk merumuskan catatan, baik berupa peringatan atau rekomendasi, sebagai bahan bagi wali kelas dalam mengisi kolom deskripsi perilaku dalam rapor. Catatan Guru mata pelajaran menggambarkan sikap atau tingkat penguasaan peserta didik berkaitan dengan pelajaran yang ditempuhnya dalam bentuk kalimat naratif. Demikian juga catatan dalam kolom deskripsi perilaku, menggambarkan perilaku peserta didik yang perlu mendapat penghargaan/pujian atau peringatan.
3. Data Penilaian Tertulis
Data penilaian tertulis adalah skor yang diperoleh peserta didik dari hasil berbagai tes tertulis yang diikuti peserta didik. Soal tes tertulis dapat berbentuk pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, uraian, jawaban singkat.
Soal bentuk pilihan ganda diskor dengan memberi angka 1 (satu) bagi setiap butir jawaban yang benar dan angka 0 (nol) bagi setiap butir soal yang salah. Skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu perangkat tes pilihan ganda dihitung dengan prosedur: jumlah jawaban benar
------------------------------ X 10
jumlah seluruh butir soal
Prosedur ini juga dapat digunakan dalam menghitung skor perolehan peserta didik untuk soal berbentuk benar salah, menjodohkan, dan jawaban singkat. Keempat bentuk soal terakhir ini juga dapat dilakukan penskoran secara objektif dan dapat diberi skor 1 untuk setiap jawaban yang benar.
Soal bentuk uraian dibedakan dalam dua kategori, uraian objektif dan uraian non-objektif. Uraian objektif dapat diskor secara objektif berdasarkan konsep atau kata kunci yang sudah pasti sebagai jawaban yang benar. Setiap konsep atau kata kunci yang benar yang dapat dijawab peserta didik diberi skor 1. Skor maksimal butir soal adalah sama dengan jumlah konsep kunci yang dituntut untuk dijawab oleh peserta didik. Skor capaian peserta didik untuk satu butir soal kategori ini adalah jumlah konsep kunci yang dapat dijawab benar, dibagi skor maksimal, dikali dengan 10.
Soal bentuk uraian non objektif tidak dapat diskor secara objektif, karena jawaban yang dinilai dapat berupa opini atau pendapat peserta didik sendiri, bukan berupa konsep kunci yang sudah pasti. Pedoman penilaiannya berupa kriteria-kriteria jawaban. Setiap kriteria jawaban diberikan rentang nilai tertentu, misalnya 0 - 5. Tidak ada jawaban untuk suatu kriteria diberi skor 0. Besar-kecilnya skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu kriteria ditentukan berdasarkan tingkat kesempurnaan jawaban dibandingkan dengan kriteria jawaban tersebut.
Skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan berbagai bentuk tes tertulis perlu digabung menjadi satu kesatuan nilai penguasaan kompetensi dasar dan standar kompetensi mata pelajaran. Dalam proses penggabungan dan penyatuan nilai, data yang diperoleh dengan masing-masing bentuk soal tersebut juga perlu diberi bobot, dengan mempertimbangkan tingkat kesukaran dan kompleksitas jawaban. Nilai akhir semester ditulis dalam rentang 0 sampai 10, dengan dua angka di belakang koma. Nilai akhir semester yang diperoleh peserta didik merupakan deskripsi tentang tingkat atau persentase penguasaan Kompetensi Dasar dalam semester tersebut. Misalnya, nilai 6,50 dapat diinterpretasikan peserta didik telah menguasai 65% unjuk kerja berkaitan dengan Kompetensi Dasar mata pelajaran dalam semester tersebut.
4. Data Penilaian Proyek
Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap: perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data/laporan. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan skor yang terentang dari 1 sampai 4. Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi untuk setiap tahap. Jadi total skor terendah untuk keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor tertinggi adalah 16.
Berikut tabel yang memuat contoh deskripsi dan penskoran untuk masing-masing tahap.
Tahap Deskripsi Skor
Perencanaan/ persiapan Memuat:
topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah kerja, jadwal, waktu, perkiraan data yang akan diperoleh, tempat penelitian, daftar pertanyaan atau format pengamatan yang sesuai dengan tujuan. 1- 4
Pengumpulan data Data tercatat dengan rapi, jelas dan lengkap. Ketepatan menggunakan alat/bahan 1- 4
Pengolahan data Ada pengklasifikasian data, penafsiran data sesuai dengan tujuan penelitian. 1- 4
Penyajian data/ laporan Merumuskan topik, merumuskan tujuan penelitian, menuliskan alat dan bahan, menguraikan cara kerja (langkah-langkah kegiatan)
Penulisan laporan sistematis, menggunakan bahasa yang komunikatif. Penyajian data lengkap, memuat kesimpulan dan saran. 1- 4
Total Skor
Keterangan:
Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap semakin tinggi skor yang diperoleh.
5. Data Penilaian Produk
Data penilaian produk diperoleh dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pembuatan (produk), dan tahap penilaian (appraisal). Informasi tentang data penilaian produk diperoleh dengan menggunakan cara holistik atau cara analitik. Dengan cara holistik, guru menilai hasil produk peserta didik berdasarkan kesan keseluruhan produk dengan menggunakan kriteria keindahan dan kegunaan produk tersebut pada skala skor 0 – 10 atau 1 – 100. Cara penilaian analitik, guru menilai hasil produk berdasarkan tahap proses pengembangan, yaitu mulai dari tahap persiapan, tahap pembuatan, dan tahap penilaian.
Contoh tabel penilaian analitik dan penskorannya.
Tahap Deskripsi Skor
Persiapan Kemampuan merencanakan seperti:
• menggali dan mengembangkan gagasan;
• mendesain produk, menentukan alat dan bahan 1-10
Pembuatan Produk • Kemampuan menyeleksi dan menggunakan bahan;
• Kemampuan menyeleksi dan menggunakan alat;
• Kemampuan menyeleksi dan menggunakan teknik; 1-10
Penilaian produk • Kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaan/fungsinya;
• Produk memenuhi kriteria keindahan. 1-10
Kriteria penskoran:
• menggunakan skala skor 0 – 10 atau 1 – 100;
• semakin baik kemampuan yang ditampilkan, semakin tinggi skor yang diperoleh.
6. Data penilaian Portofolio
Data penilaian portofolio peserta didik didasarkan dari hasil kumpulan informasi yang telah dilakukan oleh peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Komponen penilaian portofolio meliputi: (1) catatan guru, (2) hasil pekerjaan peserta didik, dan (3) profil perkembangan peserta didik. Hasil catatan guru mampu memberi penilaian terhadap sikap peserta didik dalam melakukan kegiatan portofolio. Hasil pekerjaan peserta didik mampu memberi skor berdasarkan kriteria (1) rangkuman isi portofolio, (2) dokumentasi/data dalam folder, (3) perkembangan dokumen, (4) ringkasan setiap dokumen, (5) presentasi dan (6) penampilan. Hasil profil perkembangan peserta didik mampu memberi skor berdasarkan gambaran perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik pada selang waktu tertentu. Ketiga komponen ini dijadikan suatu informasi tentang tingkat kemajuan atau penguasaan kompetensi peserta didik sebagai hasil dari proses pembelajaran.
Berdasarkan ketiga komponen penilaian tersebut, guru menilai peserta didik dengan menggunakan acuan patokan kriteria yang artinya apakah peserta didik telah mencapai kompetensi yang diharapkan dalam bentuk persentase (%) pencapaian atau dengan menggunakan skala 0 – 10 atau 0 - 100. Pensekoran dilakukan berdasarkan kegiatan unjuk kerja, dengan rambu-rambu atau kriteria penskoran portofolio yang telah ditetapkan. Skor pencapaian peserta didik dapat diubah ke dalam skor yang berskala 0 -10 atau 0 – 100 dengan patokan jumlah skor pencapaian dibagi skor maksimum yang dapat dicapai, dikali dengan 10 atau 100. Dengan demikian akan diperoleh skor peserta didik berdasarkan portofolio masing-masing.
7. Data Penilaian Diri
Data penilaian diri adalah data yang diperoleh dari hasil penilaian tentang kemampuan, kecakapan, atau penguasaan kompetensi tertentu, yang dilakukan oleh peserta didik sendiri, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Pada taraf awal, hasil penilaian diri yang dilakukan oleh peserta didik tidak dapat langsung dipercayai dan digunakan, karena dua alasan utama. Pertama, karena peserta didik belum terbiasa dan terlatih, sangat terbuka kemungkinan bahwa peserta didik banyak melakukan kesalahan dalam penilaian. Kedua, ada kemungkinan peserta didik sangat subjektif dalam melakukan penilaian, karena terdorong oleh keinginan untuk mendapatkan nilai yang baik. Oleh karena itu, pada taraf awal, guru perlu melakukan langkah-langkah telaahan terhadap hasil penilaian diri peserta didik. Guru perlu mengambil sampel antara 10% s.d. 20% untuk ditelaah, dikoreksi, dan dilakukan penilaian ulang. Apabila hasil koreksi ulang yang dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa peserta didik banyak melakukan kesalahan-kesalahan dalam melakukan koreksi, guru dapat mengembalikan seluruh hasil pekerjaan kepada peserta didik untuk dikoreksi kembali, dengan menunjukkan catatan tentang kelemahan-kelemahan yang telah mereka lakukan dalam koreksian pertama. Dua atau tiga kali guru melakukan langkah-langkah koreksi dan telaahan seperti ini, para peserta didik menjadi terlatih dalam melakukan penilaian diri secara baik, objektif, dan jujur.
Apabila peserta didik telah terlatih dalam melakukan penilaian diri secara guru. Hasil penilaian diri yang dilakukan peserta didik juga dapat dipercaya serta dapat dipahami, diinterpresikan, dan digunakan seperti hasil penilaian yang dilakukan oleh guru.
B. Interpretasi Hasil Penilaian dalam Menetapkan Ketuntasan Belajar
Penilaian dilakukan untuk menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai suatu kompetensi mengacu ke indikator. Penilaian dilakukan pada waktu pembelajaran atau setelah pembelajaran berlangsung. Sebuah indikator dapat dijaring dengan beberapa soal/tugas.
Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0% – 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator, apakah 50%, 60% atau 70%. Penetapan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti tingkat kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung guru serta ketersediaan sarana dan prasarana. Namun, kualitas sekolah akan dinilai oleh pihak luar secara berkala, misalnya melalui ujian nasional. Hasil penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu sekolah dibandingkan dengan sekolah lain (benchmarking). Melalui pemeringkatan ini diharapkan sekolah terpacu untuk meningkatkan kualitasnya, dalam hal ini meningkatkan kriteria pencapaian indikator semakin mendekati 100%.
Apabila nilai peserta didik untuk indikator pencapaian sama atau lebih besar dari kriteria ketuntasan, dapat dikatakan bahwa peserta didik itu telah menuntaskan indikator itu. Apabila semua indikator telah tuntas, dapat dikatakan peserta didik telah menguasai KD bersangkutan. Dengan demikian, peserta didik dapat diinterpretasikan telah menguasai SK dan mata pelajaran. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang telah tuntas lebih dari 50%, peserta didik dapat mempelajari KD berikutnya dengan mengikuti remedial untuk indikator yang belum tuntas. Sebaliknya, apabila nilai indikator dari suatu KD lebih kecil dari kriteria ketuntasan, dapat dikatakan peserta didik itu belum menuntaskan indikator itu. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang belum tuntas sama atau lebih dari 50%, peserta didik belum dapat mempelajari KD berikutnya.
Contoh penghitungan nilai kompetensi dasar dan ketuntasan belajar pada suatu mata pelajaran.
Kompetensi Dasar Indikator Kriteria Ketuntasan Nilai peserta didik Ketuntasan
Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan dimuka bumi 1. Menganalisis keterkaitan teori tektonik lemeng terhadap persebaran gunung api, gempa bumi dan pembentukan relief muka bumi
2. Mengidentifikasi ciri bentang lahan sebagai akibat proses pengikisan dan pengendapan
3. Mengidentifikasi degradasi lahan dan dampaknya terhadap kehidupan 60%
60%
50% 60
59
59 Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi 1. Mengidentifikasi ciri-ciri lapisan atmosfer dan pemanfaatannya
2. Menganalisis unsur-unsur cuaca dan iklim (penyinaran, suhu, angin, kelembaban, awan, curah hujan)
3. Mengklasifikasikan berbagai tipe iklim
60%
70%
60% 61
80
90 Tuntas
Tuntas
Tuntas
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa nilai indikator pada kompetensi dasar 1 cenderung 60. Jadi nilai kompetensi dasar 1 adalah 60 atau 6. Nilai indikator pada kompetensi dasar ke 2 bervariasi, sehingga dihitung nilai rata-rata indikator. Jadi nilai kompetensi dasar ke 2 :
Pada kompetensi dasar 1, indikator ke- 2 belum tuntas. Jadi peserta didik perlu mengikuti remedial untuk indikator tersebut.
BAB VI
PEMANFAATAN DAN PELAPORAN
HASIL PENILAIAN KELAS
Penilaian kelas menghasilkan informasi pencapaian kompetensi peserta didik yang dapat digunakan antara lain: (1) perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan, (2) pengayaan bagi peserta didik yang mencapai kriteria ketuntasan lebih cepat dari waktu yang disediakan, (3) perbaikan program dan proses pembelajaran, (4) pelaporan, dan (5) penentuan kenaikan kelas.
A. Pemanfaatan Hasil Penilaian
1. Bagi peserta didik yang memerlukan remedial.
Guru harus percaya bahwa setiap peserta didik dalam kelasnya mampu mencapai kriteria ketuntasan setiap kompetensi, bila peserta didik mendapat bantuan yang tepat. Misalnya, memberikan bantuan sesuai dengan gaya belajar peserta didik pada waktu yang tepat sehingga kesulitan dan kegagalan tidak menumpuk. Dengan demikian peserta didik tidak frustasi dalam mencapai kompetensi yang harus dikuasainya.
Remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru kelas, atau oleh guru lain yang memiliki kemampuan memberikan bantuan dan mengetahui kekurangan peserta didik. Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Kegiatan dapat berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar sendiri, kemudian dilakukan penilaian dengan cara: menjawab pertanyaan, membuat rangkuman pelajaran, atau mengerjakan tugas mengumpulkan data. Waktu remedial diatur berdasarkan kesepakatan antara peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan pada atau di luar jam efektif. Remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum tuntas.
2. Bagi peserta didik yang memerlukan pengayaan.
Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki penguasaan lebih cepat dibandingkan peserta didik lainnya, atau peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar ketika sebagian besar peserta didik yang lain belum. Peserta didik yang berprestasi baik perlu mendapat pengayaan, agar dapat mengembangkan potensi secara optimal. Salah satu kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi tambahan, latihan tambahan atau tugas individual yang bertujuan untuk memperkaya kompetensi yang telah dicapainya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai npeserta didik pada mata pelajaran bersangkutan. Pengayaan dapat dilaksanakan setiap saat baik pada atau di luar jam efektif. Bagi peserta didik yang secara konsisten selalu mencapai kompetensi lebih cepat, dapat diberikan program akselerasi.
3. Bagi Guru
Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan program dan kegiatan pembelajaran. Misalnya, guru dapat mengambil keputusan terbaik dan cepat untuk memberikan bantuan optimal kepada kelas dalam mencapai kompetensi yang telah ditargetkan dalam kurikulum, atau guru harus mengulang pelajaran dengan mengubah strategi pembelajaran, dan memperbaiki program pembelajarannya. Oleh karena itu, program yang telah dirancang, strategi pembelajaran yang telah disiapkan, dan bahan yang telah disiapkan perlu dievaluasi, direvisi, atau mungkin diganti apabila ternyata tidak efektif membantu peserta didik dalam mencapai penguasaan kompetensi. Perbaikan program tidak perlu menunggu sampai akhir semester, karena bila dilakukan pada akhir semester bisa saja perbaikan itu akan sangat terlambat.
4. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penilaian dapat digunakan Kepala sekolah untuk menilai kinerja guru dan tingkat keberhasilan siswa.
B. Pelaporan Hasil Penilain Kelas
1. Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang dan dilaksanakan dalam kerangka manajemen berbasis sekolah, di mana peran-serta masyarakat di bidang pendidikan tidak hanya terbatas pada dukungan dana saja, tetapi juga di bidang akademik. Unsur penting dalam manajemen berbasis sekolah adalah partisipasi masyarakat, transparansi dan akuntabilitas publik. Atas dasar itu, laporan kemajuan hasil belajar peserta didik dibuat sebagai pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada orangtua/wali peserta didik, komite sekolah, masyarakat, dan instansi terkait lainnya. Laporan tersebut merupakan sarana komunikasi dan kerja sama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar peserta didik maupun pengembangan sekolah.
Pelaporan hasil belajar hendaknya:
• Merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan peserta didik
• Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat.
• Menjamin orangtua mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar
2. Bentuk Laporan
Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam angka (skor), misalnya seorang peserta didik mendapat nilai 6 pada mata pelajaran matematika. Namun, makna nilai tunggal seperti itu kurang dipahami peserta didik maupun orangtua karena terlalu umum. Hal ini membuat orangtua sulit menindaklanjuti apakah anaknya perlu dibantu dalam bidang aritmatika, aljabar, geometri, statistika, atau hal lain.
Laporan harus disajikan dalam bentuk yang lebih komunikatif dan komprehensif agar “profil” atau tingkat kemajuan belajar peserta didik mudah terbaca dan dipahami). Dengan demikian orangtua/wali lebih mudah mengidentifikasi kompetensi yang belum dimiliki peserta didik, sehingga dapat menentukan jenis bantuan yang diperlukan bagi anaknya. Dipihak anak, ia dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya serta aspek mana yang perlu ditingkatkan.
Isi Laporan
Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban dari pertanyaan sebagai berikut;
• Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik, fisik, sosial dan emosional?
• Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?
• Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai dengan baik?
• Apa yang harus orangtua lakukan untuk membantu dan mengembangkan prestasi anak lebih lanjut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, informasi yang diberikan kepada orang tua hendaknya;
• Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
• Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah dicapai anak.
• Memberikan perhatian pada pengembangan dan pembelajaran anak.
• Berkaitan erat dengan hasil belajar yang harus dicapai dalam kurikulum.
• Berisi informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar.
3. Rekap Nilai
Rekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang berisi informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu 1 semester. Rekap nilai diperlukan sebagai alat kontrol bagi guru tentang perkembangan hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui kapan peserta didik memerlukan remedial.
Nilai yang ditulis merupakan rekap nilai setiap KD dari setiap aspek penilaian. Nilai suatu KD dapat diperoleh dari tes formatif, tes sumatif, hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, nilai tugas perseorangan maupun kelompok. Rata-rata nilai KD dalam setiap aspek akan menjadi nilai pencapaian kompetensi untuk aspek yang bersangkutan.
CONTOH FORMAT REKAP NILAI
MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris
KELAS/SEMESTER :
TAHUN PELAJARAN :
NO NAMA Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis
Kd 1 Kd2 Kd3 ... NR Kd1 Kd2 Kd3 ... NR Kd1 Kd2 Kd3 ... NR Kd1 Kd2 Kd3 ... NR
1 Riri
2 Toto
* NR = nilai rata-rata KD untuk setiap aspek penilaian yang akan dimasukkan pada rapor
4. Rapor
Rapor adalah laporan kemajuan belajar peserta didik dalam kurun waktu satu semester. Laporan prestasi mata pelajaran, berisi informasi tentang pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Untuk model rapor, masing-masing sekolah boleh menetapkan sendiri model rapor yang dikehendaki asalkan menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada setiap matapelajaran yang diperoleh dari ketuntasan kompetensi dasarnya. (Contoh model rapor beserta petunjuk pengisiannya lihat lampiran ).
Nilai pada rapor merupakan gambaran kemampuan peserta didik, karena itu kedudukan atau bobot nilai harian tidak lebih kecil dari nilai sumatif (nilai akhir program). Kompetensi yang diuji pada penilaian sumatif berasal dari SK, KD dan Indikator semester bersangkutan.
C. Penentuan Kenaikan Kelas
Peserta didik dinyakan tidak naik kelas apabila: 1) memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia 2) Jika peserta didik tidak menuntaskan 50 % atau lebih KD dan SK lebih dari 3 mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun ajaran, dan 3) Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan.
Untuk memudahkan administrasi, peserta didik yang tidak naik kelas diharapkan mengulang semua mata pelajaran beserta SK, KD, dan indikatornya dan sekolah mempertimbangkan mata pelajaran, SK, KD, dan indikator yang telah tuntas pada tahun ajaran sebelumnya.
Apabila setiap anak bisa dibantu secara optimal sesuai dengan keperluannya mencapai kompetensi tertentu, maka tidak perlu ada anak yang tidak naik kelas (automatic promotion). Automatic promotion apabila semua indikator, kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi (SK) suatu mata pelajaran telah terpenuhi ketuntasannya, maka peserta didik dianggap layak naik ke kelas berikutnya.
Lampiran 1
PETUNJUK PENGISIAN RAPOR
A. RASIONAL
Rapor merupakan dokumen yang menjadi penghubung komunikasi baik antara sekolah dengan orangtua peserta didik maupun dengan pihak lain yang ingin mengetahui tentang hasil belajar anak pada kurun waktu tertentu. Karena itu, rapor harus komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh) memberikan gambaran tentang hasil belajar peserta didik.
Kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Setiap mata pelajaran memiliki dimensi yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga orientasi pembelajaran dan penilaian adalah penguasaan kompetensi sesuai dengan dimensi masing-masing mata pelajaran. Dengan demikian nilai pada rapor bukan nilai tunggal tetapi dikelompokkan menurut dimensi masing-masing mata pelajaran.
Setiap mata pelajaran memberikan informasi secara kuantitatif maupun deskriptif tentang perkembangan belajar peserta didik, sehingga dapat diketahui lebih jelas kelebihan maupun kekurangan peserta didik. Untuk memudahkan pengisian, maka aspek-aspek penilaian pada rapor diusahakan sama dengan aspek-aspek yang tertuang dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajarannya.
B. PENJELASAN UMUM
Informasi tentang hasil belajar dalam rapor diperoleh dari Rekap nilai yang dirangkum guru selama proses pembelajaran berlangsung. Format maupun cara pengisiannya dapat dilihat dalam Model Penilaian Kelas.
Secara umum pengisian rapor adalah sebagai berikut (Lihat format):
1. Sekolah dapat menetapkan sendiri kelengkapan dari model rapor ini, misalnya identitas peserta didik dan sekolahnya.
2. Kotak pertama, berisi no, nama mata pelajaran, aspek penilaian, nilai (angka dan huruf) serta catatan guru.
a. Nomer merupakan nomer mata pelajaran sesuai dalam struktur kurikulum yang digunakan.
b. Mata Pelajaran merupakan nama mata pelajaran sesuai dalam struktur kurikulum yang digunakan
c. Aspek Penilaian merupakan aspek-aspek pada masing-masing mata pelajaran yang ingin dikomunikasikan.
d. Nilai merupakan nilai rata-rata dari masing-masing aspek penilaian. Kolom nilai angka diisi dengan angka dalam skala 10 (misal 8,40). Nilai tersebut ditulis dalam huruf pada kolom nilai huruf, misalnya: delapan koma empat puluh.
e. Catatan guru merupakan deskripsi pencapaian kompetensi siswa termasuk sikap yang berhubungan dengan mata pelajaran. Indikator yang belum tuntas sampai akhir semester dapat dicatat pada kolom ini.
Misalnya (Bahasa Indonesia) intonasi dan pengucapan sangat bagus, kosa kata kurang sehingga mengalami kesulitan dalam berpidato, kurang berani berlatih berpidato.
3. Kotak ke dua: Pengembangan diri
Merupakan rangkuman catatan guru:
a. bimbingan dan Konseling yang berkaitan dengan perilaku umum peserta didik yang menonjol positif maupun negatif. Misal kedisiplinan, keaktifan mengikuti kegiatan sekolah, dan tanggung jawab.
b. pembina extrakurikuler tentang peserta didik yang berkaitan dengan pengembangan potensi diri yang dilakukan di luar jam belajar efektif (ekstrakurikuler). Misal, pengembangan diri dalam bidang olahraga, seni dan budaya, sains, pramuka.
C. PENJELASAN PENGISIAN NILAI MASING-MASING MATA PELAJARAN PADA SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
1. Pendidikan Agama
Indikator untuk Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha) dapat dikelompokkan menjadi aspek:
a. Kemampuan untuk mengembangkan konsep dan nilai-nilai kehidupan beragama, dan
b. Kemampuan untuk menerapkan konsep dan nilai-nilai kehidupan beragama termasuk ahklak mulia, budi pekerti atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agam melalui Praktik atau Pengalaman Belajar serta pengamatan aktifitas peserta didik.
Berdasarkan hal itu, nilai hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor harus merupakan nilai perpaduan antara nilai :
a. Penguasaan Konsep dan Nilai-nilai, dan
b. Penerapan.
Untuk kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap seluruh INDIKATOR diperlukan untuk menentukan indikator-indikator yang termasuk ke dalam masing-masing aspek. Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor merupakan keputusan akhir yang menyimpulkan pencapaian pada setiap aspek.
2. Pendidikan Kewarganegaraan
Indikator untuk Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dikelompokkan menjadi aspek:
a. Kemampuan untuk mengembangkan konsep dan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara, dan
b. Kemampuan untuk menerapkan konsep dan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk kepribadian melalui Praktik atau Pengalaman Belajar yang menggunakan pendekatan ilmiah.
Berdasarkan hal itu, nilai hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor harus merupakan nilai perpaduan antara nilai :
a. Penguasaan Konsep dan Nilai-nilai,
b. Penerapan.
Untuk kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap seluruh Indikator diperlukan untuk menentukan indikator-indikator yang termasuk ke dalam masing-masing aspek. Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor merupakan keputusan akhir yang menyimpulkan pencapaian pada setiap aspek.
3. Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMU kelas I dikelompokkan dalam aspek:
a. Kemampuan berbahasa yang terdiri atas sub-aspek:
1) Mendengarkan,
2) Berbicara,
3) Membaca dan
4) Menulis
b. Kemampuan Bersastra yang terdiri atas sub-aspek:
1) Mendengarkan,
2) Berbicara,
3) Membaca dan
4) Menulis.
Aspek penilaian dalam rapor adalah nilai rata-rata dari aspek:
a. Mendengarkan,
b. Berbicara,
c. Membaca,
d. Menulis serta
e. Apreasiasi Sastra.
Ketika memasukkan nilai pada rapor guru memberikan kesimpulan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan nilai Kemampuan Bersastra disimpulkan secara keseluruhan dan masuk dalam aspek penilaian apresiasi sastra.
4. Bahasa Inggris
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMU dikelompokkan dalam aspek:
a. Mendengarkan,
b. Berbicara,
c. Membaca dan
d. Menulis.
Aspek Penilaian dalam mata pelajaran ini juga merupakan nilai rata-rata dari aspek :
a. Mendengarkan,
b. Berbicara,
c. Membaca dan
d Menulis.
5. Matematika
Standar kompetensi mata pelajaran matematika SMA terdiri dari 6 aspek yaitu : a) Bilangan; (b) Geometri dan pengukuran; (c) Peluang dan statistika; (d) Trigonometri; (e) Aljabar; (f)Kalkulus.
Kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dalam pembelajaran matematika yang mencakup ke enam aspek tersebut diatas adalah mencakup : (a) Pemahaman konsep; (b) Prosedur; (c) Penalaran dan komunikasi; (d) Pemecahan masalah; (e) Menghargai kegunaan matematika.
Demi kepraktisan dan kemudahan, maka aspek penilaian matematika dikelompokkan menjadi 3 aspek yaitu:
a. Pemahaman Konsep
b. Penalaran dan komunikasi
c. Pemecahan masalah
Alasan:
1) Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat. Indikator yang menunjukkan pemahaman konsep antara lain adalah:
(a) menyatakan ulang sebuah konsep
(b) mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya)
(c) memberi contoh dan non-contoh dari konsep
(d) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
(e) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep
(f) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu
(g) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah
2) Penalaran dan komunikasi merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam melakukan penalaran dan mengkomunikasikan gagasan matematika. Indikator yang menunjukkan penalaran dan komunikasi antara lain adalah:
(a) menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan diagram
(b) mengajukan dugaan
(c) melakukan manipulasi matematika
(d) menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi
(e) menarik kesimpulan dari pernyataan
(f) memeriksa kesahihan suatu argumen
(g) menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi
3) Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik yang ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan, dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah. Indikator yang menunjukkan penalaran dan komunikasi antara lain adalah:
(a) menunjukkan pemahaman masalah
(b) mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah
(c) menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk
(d) memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat
(e) mengembangkan strategi pemecahan masalah
(f) membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah
(g) menyelesaikan masalah yang tidak rutin
Sehingga ketika akan memberikan nilai harus merupakan :
1) Hasil penilaian terhadap Indikator yang menunjukkan bahwa siswa telah kompeten dalam pemahaman konsep dimasukkan ke dalam aspek penilaian pemahaman konsep.
2) Hasil penilaian terhadap Indikator yang menunjukkan bahwa siswa telah kompeten dalam penalaran dan komunikasi dimasukkan ke dalam aspek penilaian penalaran dan komunikasi.
3) Hasil penilaian terhadap Indikator yang menunjukkan bahwa siswa telah kompeten dalam pemecahan masalah dimasukkan dalam aspek penilaian pemecahan masalah.
6. Seni dan Budaya
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Seni dan Budaya dikelompokkan dalam:
a. Seni Rupa,
b. Seni Musik,
c. Seni Tari , dan
d. Seni Teater.
Siswa boleh memilih satu atau dua dari cabang seni tersebut. Kelompok Standar Kompetensi tersebut kemudian diurai menjadi kompetensi dasar (KD) yang mencakup:
a. konsepsi,
b. apresiasi, dan
c. kreasi.
Aspek Penilaian dalam mata pelajaran ini dikelompokkan dalam aspek:
a. Apresiasi dan
b. Kreasi.
Untuk mengisi rapor, nilai KD konsepsi dilebur ke dalam aspek apresiasi dan/atau kreasi sesuai tuntutan kompetensinya. Nilai KD apresiasi masuk ke dalam aspek penilaian apresiasi, sedangkan nilai KD kreasi masuk ke dalam aspek penilaian kreasi. Jadi masing-masing cabang seni memiliki nilai kreasi dan apresiasi. Hal ini untuk mencegah bentuk penilaian yang teoritis pada mata pelajaran Kesenian.
7. Pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan.
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani , olah raga dan kesehatan terdiri atas:
a. Permainan dan Olahraga,
b. Aktivitas Pengembangan,
c. Uji diri/senam,
d. aktivitas Ritmik,
e. Akuatik dan
f. Pendidikan Luar Kelas.
g. Kesehatan
Aspek Penilaian yang dimasukan ke dalam rapor adalah:
a. Kemampuan gerak dasar,
b. Keterampilan cabang olah raga,
c. Kebugaran dan kesehatan,
d. Pilihan akuatik dan pendidikan luar kelas
8. Sejarah
INDIKATOR yang terdapat dalam Standar Kompetensi mata pelajaran Sejarah dikelompokkan menjadi dua aspek, yaitu:
a. Kemampuan untuk mengembangkan perspektif dan membangun kesadaran sejarah, dan
b. Kemampuan untuk melakukan aktivitas yang menggunakan pendekatan ilmiah seperti problem solving, inkuiri, dan berpikir kritis untuk menggali, membangun, dan menjeneralisasi konsep dan peristiwa sejarah.
Berdasarkan hal itu, nilai hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor juga mencakup aspek:
a. Penguasaan Konsep,
b. Kinerja Ilmiah.
Untuk kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap seluruh INDIKATOR diperlukan untuk menentukan indikator-indikator yang termasuk ke dalam masing-masing aspek. Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor merupakan keputusan akhir yang menyimpulkan pencapaian pada setiap aspek.
9. Geografi
INDIKATOR yang terdapat dalam Standar Kompetensi mata pelajaran Geografi dikelompokkan menjadi aspek:
a. Kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan geografi dan menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan dan sumber daya, dan
b. Kemampuan untuk melakukan aktivitas yang menggunakan pendekatan ilmiah seperti problem solving, inkuiri, dan berpikir kritis untuk menggali, membangun, dan menjeneralisasi konsep geografi serta lingkungan dan sumber daya.
Berdasarkan hal itu, nilai hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor juga mencakup aspek:
a. Penguasaan Konsep,
b. Kinerja Ilmiah.
Untuk kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap seluruh INDIKATOR diperlukan untuk menentukan indikator-indikator yang termasuk ke dalam masing-masing aspek. Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor merupakan keputusan akhir yang menyimpulkan pencapaian pada setiap aspek.
10. Ekonomi
Indikator yang terdapat dalam Standar Kompetensi mata pelajaran Ekonomi dikelompokkan menjadi aspek:
a. Kemampuan untuk mengembangkan konsep dan memahami peristiwa ekonomi, dan
b. Kemampuan untuk melakukan aktivitas yang menggunakan pendekatan ilmiah seperti problem solving, inkuiri, dan berpikir kritis untuk menggali, membangun, dan menjeneralisasi konsep dan peristiwa ekonomi.
Berdasarkan hal itu, nilai hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor juga mencakup aspek:
a. Penguasaan Konsep,
b. Kinerja Ilmiah.
Untuk kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap seluruh INDIKATOR diperlukan untuk menentukan indikator-indikator yang termasuk ke dalam masing-masing aspek. Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor merupakan keputusan akhir yang menyimpulkan pencapaian pada setiap aspek.
11. Sosiologi/Antropologi
INDIKATOR yang terdapat dalam Standar Kompetensi mata pelajaran Sosiologi/Antropologi dikelompokkan menjadi aspek:
a. Kemampuan untuk mengembangkan konsep dan memahami potensi-potensi manusia dalam mengambil dan mengungkapkan status dan perannya dalam kehidupan sosial dan budaya yang terus mengalami perubahan, dan
b. Kemampuan untuk melakukan aktivitas yang menggunakan pendekatan ilmiah seperti problem solving, inkuiri, dan berpikir kritis untuk menggali, membangun, dan menjeneralisasi konsep kehidupan sosial.
Berdasarkan hal itu, nilai hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor juga mencakup aspek:
a. Penguasaan Konsep,
b. Kinerja Ilmiah.
Untuk kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap seluruh indikator diperlukan untuk menentukan indikator-indikator yang termasuk ke dalam masing-masing aspek. Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor merupakan keputusan akhir yang menyimpulkan pencapaian pada setiap aspek.
12. Fisika
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fisika dikelompokkan dalam:
a. Pemahaman Konsep dan Penerapannya
b. Kerja Ilmiah
Sedangkan aspek penilaiannya dikelompokkan menjadi:
a. Pemahaman dan Penerapan konsep
b. Kinerja Ilmiah
Alasan:
a. Pemahaman dan Penerapan Konsep mencakup semua sub ranah dalam ranah kognitif
b. Kinerja Ilmiah mencerminkan semua aktivitas Sains yang melatih dan mengembangkan baik keterampilan sains dan sikap ilmiah.
Untuk memasukkan nilai pada rapor, semua nilai Pemahaman dan penerapan konsep yang mencakup semua sub ranah kognitif dimasukkan ke dalam aspek Pemahaman dan Penerapan Konsep, sedangkan semua nilai yang berhubungan dengan aktifitas sains yang melatih dan mengembangkan keterampilan sains dan Sikap Ilmiah, dimasukkan ke dalam aspek Kinerja Ilmiah.
13. Kimia
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia dikelompokkan dalam:
a. Pemahaman konsep dan Penerapannya
b. Kerja Ilmiah
Sedangkan aspek penilaiannya dikelompokkan menjadi:
a. Pemahaman dan penerapan konsep
b. Kinerja Ilmiah
Alasan:
a. Pemahaman dan Penerapan Konsep Kimia mencakup semua sub ranah dalam ranah kognitif
b. Kinerja Ilmiah mencerminkan semua aktivitas Kimia yang melatih dan mengembangkan baik keterampilan Kimia dan sikap ilmiah
Untuk memasukkan nilai pada rapor, semua nilai Pemahaman dan penerapan konsep yang mencakup semua sub ranah kognitif dimasukkan ke dalam aspek Pemahaman dan Penerapan Konsep, sedangkan semua nilai yang berhubungan dengan aktifitas sains yang melatih dan mengembangkan keterampilan sains dan Sikap Ilmiah, dimasukkan ke dalam aspek Kinerja Ilmiah.
14. Biologi
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi dikelompokkan dalam:
a. Pemahaman konsep dan Penerapannya
b. Kerja Ilmiah
Sedangkan aspek penilaian dikelompokkan menjadi:
a. Pemahaman dan penerapan konsep
b. Kinerja Ilmiah
Alasan:
a. Pemahaman dan Penerapan Konsep Biologi mencakup semua sub ranah dalam ranah kognitif
b. Kinerja Ilmiah mencerminkan semua aktivitas sains yang melatih dan mengembangkan baik keterampilan sains dan sikap ilmiah
Untuk memasukkan nilai pada rapor, semua nilai Pemahaman dan penerapan konsep yang mencakup semua sub ranah kognitif dimasukkan ke dalam aspek Pemahaman dan Penerapan Konsep, sedangkan semua nilai yang berhubungan dengan aktifitas sains yang melatih dan mengembangkan keterampilan sains dan Sikap Ilmiah, dimasukkan ke dalam aspek Kinerja Ilmiah.
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Standar kompetensi untuk mata pelajaran Teknologi Informatika dan Komunikasi dikelompokkan dalam:
a. Pemahaman Konsep, Pengetahuan, dan Operasi Dasar,
b. Pengolahan Informasi untuk Produktivitas, dan
c. Pemecahan masalah, eksplorasi, dan komunikasi.
Aspek penilaian dalam rapor adalah:
a. Etika Pemanfaatan dan Pemahaman Komponen/ Perangkat,
b. Pengolahan dan Pemanfaatan Informasi, dan
c. Tugas Proyek
Dengan demikian, semua nilai yang berkaitan dengan Pemahaman Konsep, Pengetahuan, dan Operasi Dasar, dimasukkan ke dalam aspek penilaian Etika Pemanfaatan dan Pemahaman Komponen/ Perangkat. Nilai Pengolahan Informasi untuk Produktivitas, dimasukan ke dalam aspek penilaian Pengolahan dan Pemanfaatan Informasi, Nilai Pemecahan masalah, eksplorasi, dan komunikasi dimasukkan ke dalam aspek penilaian Tugas Proyek.
16. Keterampilan
Standar Kompetensi mata pelajaran Keterampilan dikelompokkan dalam:
a. menciptakan dan mengkomunikasikan produk kerajinan, dan
b. menciptakan dan mengkomunikasikan produk teknologi.
Aspek penilaiannya dalam rapor adalah:
a. Kreasi Produk Kerajinan,
b. Kreasi Produk Teknologi
Dengan demikian, semua nilai yang diperoleh dari kreasi tangan yang menggunakan bahan dengan tehnik tertentu atau tehnik campuran dimasukkan ke dalam nilai Kreasi Produk Kerajinan. Sedangkan, semua nilai yang diperoleh dari kreasi dengan bantuan peralatan teknologi (seperti pada pembuatan dan pengawetan makanan, serta Teknologi Tanaman, Tehnik Cetak Foto, dan Tehnik Listrik) dimasukkan dalam nilai Kreasi Produk Teknologi. Perlu diingat, nilai kreasi juga termasuk nilai apresiasi dan etika kerja.
17. Bahasa Asing
Bahasa Asing merupakan mata pelajaran pilihan. Siswa dapat memilih salah satu dari Bahasa Asing yang disediakan oleh sekolah. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Asing SMU dikelompokkan dalam aspek:
a. Mendengarkan,
b. Berbicara,
c. Membaca dan
d. Menulis.
Aspek Penilaiannya juga dikelompokkan dalam aspek:
a. Mendengarkan,
b. Berbicara,
c. Membaca dan
d. Menulis.
Sehingga ketika akan memasukkan nilai dalam rapor , nilai dari masing-masing aspek dalam Standar Kompetensi disimpulkan kemudian dimasukkan sesuai dengan aspek dalam penilaian
D. MEKANISME PENENTUAN NAIK KELAS DAN TINGGAL KELAS
1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
2. Siswa dinyatakan naik kelas, apabila yang bersangkutan telah mencapai kriteria ketuntasan minimal pada semua indikator, hasil belajar (HB), kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi (SK) pada semua mata pelajaran.
3. Siswa dinyatakan harus mengulang di kelas yang sama bila, a) memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia b) Jika peserta didik tidak menuntaskan KD dan SK lebih dari 3 mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun ajaran, dan c) Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan.
4. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai siswa untuk semua indikator, KD, dan SK yang ketuntasan belajar minimumnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.
Lampiran 2
Nama Sekolah : ……………………………………………. Kelas : X
Alamat : ……………………………………………. Semester Ke : 1 ( satu)
Nama Siswa : ……………………………………………. Tahun Pelajaran : 2006/2007
Nomor Induk : …………………………………………….
No. Mata Pelajaran Aspek Penilaian Nilai Catatan Guru
Angka Huruf
1. Pendidikan Agama Penguasaan konsep dan nilai-nilai
Penerapan
2. Pendidikan Kewarganegaraan Penguasaan konsep dan nilai-nilai
Penerapan
3. Bahasa Indonesia Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Apresiasi Sastra
4. Bahasa Inggris Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
5. Matematika Pemahaman konsep
Penalaran dan Komunikasi
Pemecahan Masalah
6. Seni dan Budaya Apresiasi
Kreasi
7. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kemampuan Gerak Dasar
Keterampilan cabang olar raga
Kebugaran dan Kesehatan
Pilihan: Akuatik/Pend.Luar Sekolah
8. Sejarah Penguasaan Konsep
Kinerja Ilmiah
9. Geografi Penguasaan Konsep
Kinerja Ilmiah
10. Ekonomi Penguasaan Konsep
Kinerja Ilmiah
11. Sosiologi Penguasaan Konsep
Kinerja Ilmiah
12. Fisika Pemahaman dan penerapan Konsep
Kinerja Ilmiah
13. Kimia Pemahaman dan penerapan Konsep
Kinerja Ilmiah
14. Biologi Pemahaman dan penerapan Konsep
Kinerja Ilmiah
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi Etika Pemanfaatan
Pengolahan dan Pemanfaatan Informasi
Tugas Proyek
16. Pilihan:
a. Keterampilan Kreasi Produk Kerajinan
Kreasi Produk Teknologi
b. Bahasa Asing Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
17 Muatan Lokal
PENGEMBANGAN DIRI
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
Ketidakhadiran Hari
1. Sakit
2. Izin
3. Tanpa Keterangan
Nama Sekolah : ……………………………………………. Kelas : X
Alamat : ……………………………………………. Semester Ke : 2 (dua)
Nama Siswa : ……………………………………………. Tahun Pelajaran : 2006/2007
Nomor Induk : …………………………………………….
No. Mata Pelajaran Aspek Penilaian Nilai Catatan Guru
Angka Huruf
1. Pendidikan Agama Penguasaan konsep dan nilai-nilai
Penerapan
2. Pendidikan Kewarganegaraan Penguasaan konsep dan nilai-nilai
Penerapan
3. Bahasa Indonesia Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Apresiasi Sastra
4. Bahasa Inggris Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
5. Matematika Pemahaman konsep
Penalaran dan Komunikasi
Pemecahan Masalah
6. Seni dan Budaya Apresiasi
Kreasi
7. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kemampuan Gerak Dasar
Keterampilan cabang olar raga
Kebugaran dan Kesehatan
Pilihan: Akuatik/Pend.Luar Sekolah
8. Sejarah Penguasaan Konsep
Kinerja Ilmiah
9. Geografi Penguasaan Konsep
Kinerja Ilmiah
10. Ekonomi Penguasaan Konsep
Kinerja Ilmiah
11. Sosiologi Penguasaan Konsep
Kinerja Ilmiah
12. Fisika Pemahaman dan penerapan Konsep
Kinerja Ilmiah
13. Kimia Pemahaman dan penerapan Konsep
Kinerja Ilmiah
14. Biologi Pemahaman dan penerapan Konsep
Kinerja Ilmiah
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi Etika Pemanfaatan
Pengolahan dan Pemanfaatan Informasi
Tugas Proyek
16. Pilihan:
a. Keterampilan Kreasi Produk Kerajinan
Kreasi Produk Teknologi
b. Bahasa Asing Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
17 Muatan Lokal
PENGEMBANGAN DIRI
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
Ketidakhadiran Hari
1. Sakit
2. Izin
3. Tanpa Keterangan
DAFTAR PUSTAKA
Forster, Margaret, dan Masters, G. (1996). Portfolios Assessment Resource Kit. Camberwell, Melborne: The Australian Council for Educational Research Ltd.
Forster, Margaret, dan Masters, G. (1996). Project Assessment Resource Kit. Camberwell, Melborne: The Australian Council for Educational Research Ltd.
Forster, Margaret, dan Masters, G. (1998). Product Assessment Resource Kit. Camberwell, Melborne: The Australian Council for Educational Research Ltd.
Forster, Margaret, dan Masters, G. (1996). Performance Assessment Resource Kit. Camberwell, Melborne: The Australian Council for Educational Research Ltd.
Forster, Margaret, dan Masters, G. (1999). Paper amd Pen Assessment Resource Kit. Camberwell, Melborne: The Australian Council for Educational Research Ltd.
Gronlund, E. Norman. (1982). Constructing Achievement Tests. London: Prentice Hall.
Hill, B.C., dan Ruptic, C.A. (1994). Practical Aspects of Authentic Assessment: Putting the Pieces Together. Norwood: Christopher-Gordon Publishers, Inc.
Linn, R.L., dan Gronlund, N.E. (1995). Measurement and Assessment in Teaching. New Jersey: Prentice Hall.
Popham, W.J. (1995) Classroom Assessment, What Teachers Need to Know. Boston: Allyn & Bacon.
Langganan:
Postingan (Atom)