KOTA BARU KRIAN Sebagai Kabupaten Suroboyo
JAWA TIMUR –
Berdasarkan data di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jatim yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, sejak tahun 2000 pertumbuhan penduduk di Jatim dibawah 1%. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Jatim per tahun selama 10 tahun terakhir periode 2000-2015 sebesar 0,75%. Dan laju pertumbuhan penduduk dibawah 1%, diharapkan bisa memberi sumbangan terhadap proses perencanaan pembangunan yang matang dan muaranya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal yang menarik bahwa perkembangan penduduk perkotaan ternyata juga meningkat tajam. Peningkatan penduduk kota yang terus meningkat membuat Pemerintah provinsi Jawa Timur Dan pemerintah pusat berinisiatif untuk membangun suatu kawasan terpadu seperti menciptakan kota mandiri. Sehingga masyarakat sekitar tak selalu menggantungkan perekonomian dari masyarakat kota sebagai salah satu tempat untuk memutar roda perekonomian.
Salah satu master plan yang sudah disiapkan adalah pembangunan KOTA BARU KRIAN, dipilihnya kawasan tersebut karena dinilai sebagai salah satu kawasan yang strategis. Apalagi Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpu-pera) menetapkan KOTA BARU KRIAN sebagai kawasan yang mendapat jatah program pengembangan kawasan. Dan dana yang disiapkan untuk megaproyek tersebut tidak main-main mencapai Rp6 triliun. Rencananya ada empat kecamatan yang ditetapkan menjadi wilayah pengembangan KOTA BARU KRIAN yakni Krian kota lama tepatnya sekitar pasar Krian, Wonoayu, junwangi dan KOTA BARU KRIAN yang diplot sebagai pusat kota. Dipilihnya Kecamatan KOTA BARU KRIAN karena wilayah ini ditengarai sebagai salah satu wilayah yang strategis sebagai penghubung dari kecamatan-kecamatan tersebut. Karena sebagai wilayah penghubung yang strategis untuk mempertemukan Krian-Menganti-Benowo, krian hingga tembus Mojokerto, krian-Surabaya hingga tembus Krian- Sidoarjo dan gresik-Krian.
Program pengembangan kawasan permukiman di wilayah kota baru krian sebenarnya sudah bergulir untuk tahap awal disiapkan 2.500 hektare lahan untuk pengembangan perumahan terpadu. Tepatnya berada di belakang pasar KRIAN/Stasiun Krian. Dan dimulai dengan pembangunan perumahan Nirwana Regency, Jasmine Recidence,Krian Sejahtera,grand maple, hingga Bumi Papan Selaras dll, dan nantinya lahan kosong di sekitar wilayah pagerngumbuk,kenep,terik,gamping,wonokalang tersebut akan menjadi pengembangan perumahan/permukiman terpadu Presiden Jokowi dalam suatu kesempatan mengutarakan bahwa dengan penetepan Kota Baru Krian sebagai kawasan terpadu dari kemenpu-pera, membuat rasa optimis yang tinggi bahwa Kota Baru Krian yang selama ini dipandang sebelah mata karena keterbatasan infrastruktur bisa menjadi kawasan terpadu yang layak dan menjanjikan. “Percepatan pengembangan Sidoarjo Barat khususnya wilayah kota Baru Krian bisa segera terealisasi dengan adanya program dari Kemenpu-pera. Dan kami pastikan infrastruktur dikawasan ini akan menyerupai kawasan satelit yaitu serba terjangkaunya fasilitas sarana dan prasarananya baik itu akses jalan yang sangat indah maupun fasilitas air PDAM,” jelasnya.
Dan mimpi untuk menjadikan Kota Baru Krian sebagai sentra bisnis/kota baru akan segera terwujud dengan percepatan pembangunan Tol Sumo (Suroboyo-Mojokerto) yang kini dalam proses penggarapan. Kota Baru Krian diplot sebagai kawasan pemukiman yang strategis karena dekatnya dan memadainya infrastruktur jalan dengan Surabaya – Sidoarjo – Gresik – Krian - Mojokerto. Adanya Tol Sumo bisa dijadikan salah satu alasan Kota baru krian sebagai kota transit penghubung terbaik antar kota di Jatim. Pemerintah pusat dan daerah sangat sadar bahwa kelak Kota Baru Krian tak hanya sebagai kota pemukiman terpadu yang baru dan pusat bisnis baru, namun bisa menjadi kawasan penyangga kotamadya surabaya yaitu sebagai Kabupaten Suroboyo dan banyaknya industri baru juga yang nantinya bisa menunjang perekonomian daerah agar tak selalu terpusat di kota surabaya saja. Dan berbagai penunjang infrastruktur juga mulai digarap seperti akses jalan yang menghubungkan Surabaya – Krian lewat jalan Trosobo – Mojokerto yang melintasi jalan Krian juga sudah berjalan mulus bahkan pengerjaannya sudah dimulai pada 2011 lalu.
Penetapan Krian sebagai kota penyangga kotamadya surabaya karena permasalahan kabupaten sidoarjo yang tidak mungkin lagi menjadi kota penyangga karena tidak bisa melakukan pembangunan berkelanjutan setelah adanya masalah lumpur lapindo yang terus menggerogoti wilayah sidoarjo timur,penamaan kabupaten suroboyo merupakan jalan tengah terbaik karena bila penamaannya sebagai kotamadya sidoarjo atau kabupaten sidoarjo barat/tetap menggunakan embel-embel sidoarjo akan tetap membuat wilayah sidoarjo barat tetap mati suri karena image jelek yang terlanjur melekat di investor dalam atau luar negeri dari berlarut-larutnya kasus lumpur lapindo.
Padahal seperti kita ketahui jarak pusat lumpur lapindo dengan Kota Krian masih sangat jauh yaitu 25km-35km dan kota gresik yang sebelumnya diharapkan bisa menarik simpati sebagai kota pengganti penyangga kotamadya surabaya ternyata dari segi infrastruktur kurang memadai bila dijadikan sebagai kota penghubung karena permasalahan banjir yg terus melanda setiap kawasan yang menghubungkan surabaya-gresik dan permasalahan akses jalan yg tak memadai.dan menganti yang sebelumnya diharapkan sebagai kota baru penyangga ternyata lebih parah dari kota induknya gresik karena di menganti selain akses nya yg hanya bisa ditempuh dari satu jalur bila dari surabaya infrastruktur di menganti juga sangat jauh dari harapan selain tentunya permasalahan kontur tanah di menganti yaitu tanah labil dari tanah liat atau tanah lumpur/lempung yang tentunya sngat tidak baik bila dikembangkan sebagai kota maandiri karena dengan kontur tanah seperti itu akan sangat mudah merusak infrastuktur jalan dll.
Kini, Sidoarjo barat sudah berubah total dari yang sebelumnya hanya bantaran sawah/lahan tidak produktif yang luas disulap menjadi suatu kawasan terpadu sebagai salah satu sentra bisnis baru untuk menggerakan perekonomian daerah terutama kota baru krian. Sekarang hasilnya sudah sangat terasa sekali, sidoarjo barat sekarang berubah total, pergerakan ekonomi di atas fundamen yang kuat ini telah membawa sidoarjo barat mencatat economic growth rata-rata di atas 7,30% dalam tiga tahun terakhir.Dan melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional maupun ekonomi Jawa Timur. Industri pengolahan mengkontribusi terbesar PDRB , diikuti sektor perdagangan dan jasa. Besarnya kontribusi sektor industri pengolahan menjadikan prioritas program, diarahkan kepada penguatan infrastruktur bagi perkembangan kawasan industri dan industrail estate (warehousing). Khususnya pada program-program yang menstimulir terdorongnya aktivitas sektor industri dan investasi. Targetnya, industri existing bisa terus berkembang dan investasi baru terus berdatangan, PDRB terus bertumbuh, sehingga ada economic effects yang besar bagi kesejahteraan masyarakat akibat dampak dari pembangunan kabupaten Suroboyo.
Selain itu berdirinya beberapa pergudangan dan perumahan yang ada dalam kawasan kabupaten suroboyo ini akan dilengkapi pusat komersial ( mall, trade centre, perkantoran, hotel dan restauran,Rsud di krian bertipe B)selain tentunya pusat pemerintahan yang berada di kecamatan baru yaitu kota baru krian. Lokasi kawasan ini terbilang sangat strategis, karena berbatasan dengan Surabaya yang sedang mengalami perkembangan pesat sebagai wilayah bisnis dan permukiman mewah adanya Grup Ciputra yang terus membidik Sidoarjo barat sebagai sentra bisnis baru.
Sekedar diketahui kota Krian juga berbatasan dengan Gresik-Surabaya-Sidoarjo timur-mojosari-mojokerto dan akan dikembangkan Proyek Perumahan Kota Baru Krian oleh Perumnas dengan luasan 1.000 ha. Perbatasan bagian BARAT merupakan daerah industri eksisting dan ada sudah ratusan pabrik beroperasi di sekitar krian ini, dan kawasan blok ini akan ditetapkan menjadi daerah industri baru. Bagian baratdd Driyorejo dan Wringinanom berbatasan dengan Krian yang kini telah berkembang sebagai wilayah industri dan pergudangan. Akses masuk lokasi perencanaan bisa melalui beberapa alternatif, baik dari arah Surabaya, arah gresik, arah Sidoarjo Timur, maupun arah Mojokerto. Sedangkan Jalan Tol Surabaya Mojokerto (Tol Sumo) juga menyiapkan pintu tol di Wringinanom dan di Banjaran Driyorejo, keduanya masuk dalam wilayah perencanaan.
Pembangunan Kabupaten Suroboyo sebagai salah satu kawasan terpadu ini sejalan dengan pemikiran dan cita-cita Supriyanto,se, Ketua penggagas terwujudnya kabupaten suroboyo (ahli tata ruang kota)yang ingin mewujudkan pembangunan perumahan yang ramah lingkungan, tidak menimbulkan keruwetan pasca pembangunan, serta bisa memberi peluang bagi berbisnis agar tak mati gaya seperti obrolan anak muda jaman sekarang. “Pembangunan Kawasan terpadu bisa bermanfaat besar bagi masyarakat sekitar. Tak hanya menyelamatkan dari kemiskinan juga bisa menghindarkan masyarakat dari dampak pembangunan. Maklum kalau pembangunan dilakukan dengan tidak hati-hati, maka yang terjadi bukan kemakmuran tapi bencana yang semuanya itu dilakukan oleh manusia itu sendiri,” jelasnya beberapa saat yang lalu.Supriyanto juga menjelaskan bahwa pembangunan yang tak berkonsep tentu akan merugikan secara nasional, karena dampaknya bisa sangat komplek sekali termasuk mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. “Kebutuhan rumah sederhana tapak (RST), sebagai bentuk pemerataan pembangunan sangat dibutuhkan sekali.
Seiring tren pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang cukup tinggi, 7,27% pada 2012 dan 6,55% pada 2013, kebutuhan tempat tinggal yang sifatnya pokok ikut naik, tidak terkecuali bagi golongan menengah ke bawah dengan RST sebanyak ribuan unit pada 2012 dan 28 ribu unit pada 2013. Hal itu sejalan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim yang mengalami peningkatan dari 71,62 menjadi 72,15, serta indeks disparitas dari 115,14 menjadi 115,13,” pungkasnya.penamaan kawasan sidoarjo barat sebagai kabupaten suroboyo juga tidak lepas dari perlakuan kota induk kabupaten sidoarjo(yang terletak di sidoarjo timur) yang terkesan menganak tirikan kawasan sidoarjo barat yang tertinggal dari pembangunan dan tidak tersentuh oleh pembangunan kabupaten sidoarjo,semua pembangunan hanya terpusat di sidoarjo timur,maka dari itu warga di sidoarjo barat ingin memisahkan diri dari kabupaten sidoarjo dan membentuk kabupaten baru bernama kabupaten Suroboyo,dan kelak Kabupaten Suroboyo ini akan lebih maju peradaban dan pembangunannya dibandingkan mantan kota induknya kabupaten sidoarjo.
Berdasarkan data di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jatim yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, sejak tahun 2000 pertumbuhan penduduk di Jatim dibawah 1%. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Jatim per tahun selama 10 tahun terakhir periode 2000-2015 sebesar 0,75%. Dan laju pertumbuhan penduduk dibawah 1%, diharapkan bisa memberi sumbangan terhadap proses perencanaan pembangunan yang matang dan muaranya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal yang menarik bahwa perkembangan penduduk perkotaan ternyata juga meningkat tajam. Peningkatan penduduk kota yang terus meningkat membuat Pemerintah provinsi Jawa Timur Dan pemerintah pusat berinisiatif untuk membangun suatu kawasan terpadu seperti menciptakan kota mandiri. Sehingga masyarakat sekitar tak selalu menggantungkan perekonomian dari masyarakat kota sebagai salah satu tempat untuk memutar roda perekonomian.
Salah satu master plan yang sudah disiapkan adalah pembangunan KOTA BARU KRIAN, dipilihnya kawasan tersebut karena dinilai sebagai salah satu kawasan yang strategis. Apalagi Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpu-pera) menetapkan KOTA BARU KRIAN sebagai kawasan yang mendapat jatah program pengembangan kawasan. Dan dana yang disiapkan untuk megaproyek tersebut tidak main-main mencapai Rp6 triliun. Rencananya ada empat kecamatan yang ditetapkan menjadi wilayah pengembangan KOTA BARU KRIAN yakni Krian kota lama tepatnya sekitar pasar Krian, Wonoayu, junwangi dan KOTA BARU KRIAN yang diplot sebagai pusat kota. Dipilihnya Kecamatan KOTA BARU KRIAN karena wilayah ini ditengarai sebagai salah satu wilayah yang strategis sebagai penghubung dari kecamatan-kecamatan tersebut. Karena sebagai wilayah penghubung yang strategis untuk mempertemukan Krian-Menganti-Benowo, krian hingga tembus Mojokerto, krian-Surabaya hingga tembus Krian- Sidoarjo dan gresik-Krian.
Program pengembangan kawasan permukiman di wilayah kota baru krian sebenarnya sudah bergulir untuk tahap awal disiapkan 2.500 hektare lahan untuk pengembangan perumahan terpadu. Tepatnya berada di belakang pasar KRIAN/Stasiun Krian. Dan dimulai dengan pembangunan perumahan Nirwana Regency, Jasmine Recidence,Krian Sejahtera,grand maple, hingga Bumi Papan Selaras dll, dan nantinya lahan kosong di sekitar wilayah pagerngumbuk,kenep,terik,gamping,wonokalang tersebut akan menjadi pengembangan perumahan/permukiman terpadu Presiden Jokowi dalam suatu kesempatan mengutarakan bahwa dengan penetepan Kota Baru Krian sebagai kawasan terpadu dari kemenpu-pera, membuat rasa optimis yang tinggi bahwa Kota Baru Krian yang selama ini dipandang sebelah mata karena keterbatasan infrastruktur bisa menjadi kawasan terpadu yang layak dan menjanjikan. “Percepatan pengembangan Sidoarjo Barat khususnya wilayah kota Baru Krian bisa segera terealisasi dengan adanya program dari Kemenpu-pera. Dan kami pastikan infrastruktur dikawasan ini akan menyerupai kawasan satelit yaitu serba terjangkaunya fasilitas sarana dan prasarananya baik itu akses jalan yang sangat indah maupun fasilitas air PDAM,” jelasnya.
Dan mimpi untuk menjadikan Kota Baru Krian sebagai sentra bisnis/kota baru akan segera terwujud dengan percepatan pembangunan Tol Sumo (Suroboyo-Mojokerto) yang kini dalam proses penggarapan. Kota Baru Krian diplot sebagai kawasan pemukiman yang strategis karena dekatnya dan memadainya infrastruktur jalan dengan Surabaya – Sidoarjo – Gresik – Krian - Mojokerto. Adanya Tol Sumo bisa dijadikan salah satu alasan Kota baru krian sebagai kota transit penghubung terbaik antar kota di Jatim. Pemerintah pusat dan daerah sangat sadar bahwa kelak Kota Baru Krian tak hanya sebagai kota pemukiman terpadu yang baru dan pusat bisnis baru, namun bisa menjadi kawasan penyangga kotamadya surabaya yaitu sebagai Kabupaten Suroboyo dan banyaknya industri baru juga yang nantinya bisa menunjang perekonomian daerah agar tak selalu terpusat di kota surabaya saja. Dan berbagai penunjang infrastruktur juga mulai digarap seperti akses jalan yang menghubungkan Surabaya – Krian lewat jalan Trosobo – Mojokerto yang melintasi jalan Krian juga sudah berjalan mulus bahkan pengerjaannya sudah dimulai pada 2011 lalu.
Penetapan Krian sebagai kota penyangga kotamadya surabaya karena permasalahan kabupaten sidoarjo yang tidak mungkin lagi menjadi kota penyangga karena tidak bisa melakukan pembangunan berkelanjutan setelah adanya masalah lumpur lapindo yang terus menggerogoti wilayah sidoarjo timur,penamaan kabupaten suroboyo merupakan jalan tengah terbaik karena bila penamaannya sebagai kotamadya sidoarjo atau kabupaten sidoarjo barat/tetap menggunakan embel-embel sidoarjo akan tetap membuat wilayah sidoarjo barat tetap mati suri karena image jelek yang terlanjur melekat di investor dalam atau luar negeri dari berlarut-larutnya kasus lumpur lapindo.
Padahal seperti kita ketahui jarak pusat lumpur lapindo dengan Kota Krian masih sangat jauh yaitu 25km-35km dan kota gresik yang sebelumnya diharapkan bisa menarik simpati sebagai kota pengganti penyangga kotamadya surabaya ternyata dari segi infrastruktur kurang memadai bila dijadikan sebagai kota penghubung karena permasalahan banjir yg terus melanda setiap kawasan yang menghubungkan surabaya-gresik dan permasalahan akses jalan yg tak memadai.dan menganti yang sebelumnya diharapkan sebagai kota baru penyangga ternyata lebih parah dari kota induknya gresik karena di menganti selain akses nya yg hanya bisa ditempuh dari satu jalur bila dari surabaya infrastruktur di menganti juga sangat jauh dari harapan selain tentunya permasalahan kontur tanah di menganti yaitu tanah labil dari tanah liat atau tanah lumpur/lempung yang tentunya sngat tidak baik bila dikembangkan sebagai kota maandiri karena dengan kontur tanah seperti itu akan sangat mudah merusak infrastuktur jalan dll.
Kini, Sidoarjo barat sudah berubah total dari yang sebelumnya hanya bantaran sawah/lahan tidak produktif yang luas disulap menjadi suatu kawasan terpadu sebagai salah satu sentra bisnis baru untuk menggerakan perekonomian daerah terutama kota baru krian. Sekarang hasilnya sudah sangat terasa sekali, sidoarjo barat sekarang berubah total, pergerakan ekonomi di atas fundamen yang kuat ini telah membawa sidoarjo barat mencatat economic growth rata-rata di atas 7,30% dalam tiga tahun terakhir.Dan melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional maupun ekonomi Jawa Timur. Industri pengolahan mengkontribusi terbesar PDRB , diikuti sektor perdagangan dan jasa. Besarnya kontribusi sektor industri pengolahan menjadikan prioritas program, diarahkan kepada penguatan infrastruktur bagi perkembangan kawasan industri dan industrail estate (warehousing). Khususnya pada program-program yang menstimulir terdorongnya aktivitas sektor industri dan investasi. Targetnya, industri existing bisa terus berkembang dan investasi baru terus berdatangan, PDRB terus bertumbuh, sehingga ada economic effects yang besar bagi kesejahteraan masyarakat akibat dampak dari pembangunan kabupaten Suroboyo.
Selain itu berdirinya beberapa pergudangan dan perumahan yang ada dalam kawasan kabupaten suroboyo ini akan dilengkapi pusat komersial ( mall, trade centre, perkantoran, hotel dan restauran,Rsud di krian bertipe B)selain tentunya pusat pemerintahan yang berada di kecamatan baru yaitu kota baru krian. Lokasi kawasan ini terbilang sangat strategis, karena berbatasan dengan Surabaya yang sedang mengalami perkembangan pesat sebagai wilayah bisnis dan permukiman mewah adanya Grup Ciputra yang terus membidik Sidoarjo barat sebagai sentra bisnis baru.
Sekedar diketahui kota Krian juga berbatasan dengan Gresik-Surabaya-Sidoarjo timur-mojosari-mojokerto dan akan dikembangkan Proyek Perumahan Kota Baru Krian oleh Perumnas dengan luasan 1.000 ha. Perbatasan bagian BARAT merupakan daerah industri eksisting dan ada sudah ratusan pabrik beroperasi di sekitar krian ini, dan kawasan blok ini akan ditetapkan menjadi daerah industri baru. Bagian baratdd Driyorejo dan Wringinanom berbatasan dengan Krian yang kini telah berkembang sebagai wilayah industri dan pergudangan. Akses masuk lokasi perencanaan bisa melalui beberapa alternatif, baik dari arah Surabaya, arah gresik, arah Sidoarjo Timur, maupun arah Mojokerto. Sedangkan Jalan Tol Surabaya Mojokerto (Tol Sumo) juga menyiapkan pintu tol di Wringinanom dan di Banjaran Driyorejo, keduanya masuk dalam wilayah perencanaan.
Pembangunan Kabupaten Suroboyo sebagai salah satu kawasan terpadu ini sejalan dengan pemikiran dan cita-cita Supriyanto,se, Ketua penggagas terwujudnya kabupaten suroboyo (ahli tata ruang kota)yang ingin mewujudkan pembangunan perumahan yang ramah lingkungan, tidak menimbulkan keruwetan pasca pembangunan, serta bisa memberi peluang bagi berbisnis agar tak mati gaya seperti obrolan anak muda jaman sekarang. “Pembangunan Kawasan terpadu bisa bermanfaat besar bagi masyarakat sekitar. Tak hanya menyelamatkan dari kemiskinan juga bisa menghindarkan masyarakat dari dampak pembangunan. Maklum kalau pembangunan dilakukan dengan tidak hati-hati, maka yang terjadi bukan kemakmuran tapi bencana yang semuanya itu dilakukan oleh manusia itu sendiri,” jelasnya beberapa saat yang lalu.Supriyanto juga menjelaskan bahwa pembangunan yang tak berkonsep tentu akan merugikan secara nasional, karena dampaknya bisa sangat komplek sekali termasuk mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. “Kebutuhan rumah sederhana tapak (RST), sebagai bentuk pemerataan pembangunan sangat dibutuhkan sekali.
Seiring tren pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang cukup tinggi, 7,27% pada 2012 dan 6,55% pada 2013, kebutuhan tempat tinggal yang sifatnya pokok ikut naik, tidak terkecuali bagi golongan menengah ke bawah dengan RST sebanyak ribuan unit pada 2012 dan 28 ribu unit pada 2013. Hal itu sejalan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim yang mengalami peningkatan dari 71,62 menjadi 72,15, serta indeks disparitas dari 115,14 menjadi 115,13,” pungkasnya.penamaan kawasan sidoarjo barat sebagai kabupaten suroboyo juga tidak lepas dari perlakuan kota induk kabupaten sidoarjo(yang terletak di sidoarjo timur) yang terkesan menganak tirikan kawasan sidoarjo barat yang tertinggal dari pembangunan dan tidak tersentuh oleh pembangunan kabupaten sidoarjo,semua pembangunan hanya terpusat di sidoarjo timur,maka dari itu warga di sidoarjo barat ingin memisahkan diri dari kabupaten sidoarjo dan membentuk kabupaten baru bernama kabupaten Suroboyo,dan kelak Kabupaten Suroboyo ini akan lebih maju peradaban dan pembangunannya dibandingkan mantan kota induknya kabupaten sidoarjo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar