PENGGANTIAN KONSEP PENGEMBANGAN SIDOARJO DARI SIBORIAN MENJADI SIWARIAN
OLEH: SUPRIYANTO,SE
ABSTRACT
Konsep pengembangan daerah sidoarjo harus melalui pendekatan terpadu merupakan jalan tengah antara pendekatan sentralisasi yang menekankan pertumbuhan di wilayah pusat kota (kota utama) dan desentralisasi yang menekankan pada penyebaran investasi pada wilayah belakang(pedesaan) tetapi terpusat atau terpadu pada zona yang telah ditentukan yang peruntukannya sebagai pusat perkotaan dan pusat bisnis dan zona diluar zona yang telah ditentukan hanya sebagai permukiman dengan kepadatan rendah dan alih fungsi lahannya dibatasi, Pendekatan ini bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi disertai pemerataan yang dilaksanakan berdasarkan pertumbuhan berimbang.
Argumen mengenai pendekatan terpadu dalam lingkup spasial dikemukakan oleh Rondinelli untuk mencari alternative strategi pendekatan pengembangan dengan tujuan menyebarkan dan mendorong pertumbuhan wilayah belakang dan membawa wilayah tersebut untuk ikut berpartisipasi secara efektif dalam proses pembangunan (Rondinelli,1985;1-2)
Dalam kaitannya dengan upaya pengembangan wilayah secara merata ini,Supriyanto mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut ;
a.Strategi harus diarahkan untuk mengintegrasikan seluruh system ekonomi dengan memberikan akses seluas-luasnya bagi pertumbuhan perekonomian wilayah ,tujuannya agar secara langsung dapat meningkatkan produktifitasnya, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan sebagian besar penduduk wilayah belakang.
b.Investasi yang cenderung dipusatkan di kota utama Sidoarjo harus di desentralisasikan ke wilayah yang mampu berfungsi sebagai pusat-pusat fasilitas pelayanan,pemasaran,distribusi,dan tranformasi bagi penduduk sekitarnya ini dimaksudkan agar wilayah perdesaan memiliki akses seluas-luasnya bagi usaha pengembangannya ,dengan demikian wilayah perkotaan dan perdesaan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang terintegrasi.
c.Dalam kerangka tata ruang regional,permukiman ditempatkan dalam suatu system yang secara fungsional saling berkaitan dan terintegrasi sistem tersebut pada prinsipnya merupakan system pusat-pusat pelayanan yang disusun secara hierarkis berdasarkan karakteristik fungsi dan peran permukimannya ditentukan berdasarkan kegiatan pelayanan dan lingkup pelayanannya.
1.2. Tujuan
Master Plan Percepatan pembangunan Ekonomi Daerah (MP3ED) Sidoarjo Yang didasari oleh keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan potensi wilayah serta daya saingnya dapat di petakan dalam kerangka prioritas wilayah beserta fungsinya.Hal ini diungkapkan oleh Supriyanto,SE menurutnya,Kawasan prioritas dengan masing-masing fungsi strategisnya dapat dikategorikan sebagai berikut
1.Pertama Zona perkotaan Sidoarjo : selain sebagai kawasan pusat kota utama, sidoarjo dapat dikembangkan pula sebagai zona industri khususnya di sepanjang jalan lingkar timur dan di sekitar wilayah buduran, dapat dilihat dalam site plain.zona pusat (zona biru) adalah zona permukiman padat di pusat kota sidoarjo,selain harus direncanakan pembangunan pelabuhan di teluk permisan yang dapat membuka akses sebagai pelabuhan dari wilayah indonesia timur tentunya dengan dibangunnya pelabuhan di sidoarjo akan membuat sidoarjo mempunyai daya tarik investasi tinggi karena selain wilayahnya terdapat bandara udara tapi juga terdapat pelabuhan nasional yang tidak di miliki wilayah lain sekitar ring satu di jawa timur lainnya, jangan sampai dengan tidak adanya pelabuhan ini potensi industri yang selama ini sudah tumbuh lama di sidoarjo diambil alih daerah lain khususnya gresik karena kelemahan sidoarjo selama ini yaitu belum mempunyai pelabuhan sendiri dan untuk lumpur lapindo harusnya pemkab dapat menggandeng investor kelas wahid untuk memoles dan mengelolannya sebagai wisata menarik yang tentunya akan dapat memberi masukan APBD yang signifikan dari sektor wisata.
2.Kedua Zona perkotaan Krian atau dapat disebut sebagai Kota Industri : Krian dapat dikembangkan sebagai second city atau kota kedua bagi sidoarjo karena wilayah ini punya potensi sangat besar sebagai kota industri ,wilayah industri perdagangan dan jasa di wilayah ini sangat bergeliat,dengan ditandai banyaknya industri di sekitar wilayahnya bahkan telah merambah hingga ke kecamatan di sekitarnya..zona pusat (zona biru) adalah zona permukiman padat yang ada di kecamatan krian dan kecamatan wonoayu dan sebagian kecamatan Balongbendo,dalam site plan dapat dilihat wilayah krian akan banyak di lalui jalan arteri/jalan nasional dan jalan tol disamping adanya jalur kereta api yang tentunya akan menjadi daya tarik investasi yang lebih besar bila penataan perkotaannya lebih maksimal.site plan jalan perkotaan di Krian.
3.Ketiga Zona perkotaan Waru atau dapat disebut sebagai Kota bandara(Airport City) : wilayah ini sangat layak dikembangkan sebagai kota bandara karena lokasinya yang berada di bandara juanda, zona pusat (zona Biru) adalah zona permukiman padat yang ada di kecamatan waru,kecamatan sedati,kecamatan taman.wilayah waru dapat dikembangkan menjadi kawasan yang menyerupai jalan Achmad Yani surabaya yaitu sebagai CBD dengan adanya Mall,Hotel &Apartemen dan pusat perdagangan dari bundaran waru ke arah Gedangan, dengan syarat adanya pembangunan fontage road di sisi timur dan barat jalan utama yang terhubung dengan frontage road surabaya pasti kedepan kawasan waru akan menjadi pusat cbd yang banyak diburu investor, kemudian pintu keluar terminal bungurasih di kembalikan ke posisi awal di jalan letjen Soetoyo langsung ke arah medaeng dan merencanakan pelebaran jalan Letjen Soetoyo menjadi 4 lajur 2 arah dengan batas/median jalan ditengah, stasiun waru harus steril dari bongkar muat peti kemas bisa dipindah ke wilayah stasiun keboharan, stasiun kedinding balongbendo, tentunya dengan dipenuhinya syarat diatas akan menjadikan wilayah waru sebagai pusat CBD baru.
disini kami memberikan design untuk pembangunan frontage road sidoarjo yang mana dari design nya sangat berbeda jauh dengan frontage road yang dibangun kota surabaya khususnya frontage road sisi timur yang mana setelah aktifnya jalur frontage road sisi timur ternyata tidak efektif menyelesaikan masalah kemacetan di sepanjang jalan wonokromo hingga bundaran waru karena permasalahannya kurangnya proporsional jalur cepat dan jalur kereta api ,berbeda dengan design yang kami usulkan untuk kabupaten sidoarjo yaitu mengangkangi jalur kereta api(tepatnya jalur kereta api berada di tengah jalur cepat)dengan design seperti itu maka hambatan hambatan antara jalur kereta api dan jalur cepat dapat teratasi apalagi dalam site plan daop 8 surabaya direncanakan akan ada pembangunan jalur double track kereta api cepat di sepanjang jalur ini yang tentunya akan menambah traffik lalu lalangnya kereta api meningkat, dengan rencana tersebut bisa kita bayangkan bagaimana kelak macetnya jalur ini dengan adanya double track padahal saat ini dengan masih adanya single track saat kereta lewat bagaimana macet dan semrawutnya jalur frontage road dan jalur cepat sisi timur.
gambar dibawah ini adalah usulan design jalur frontage road yang harusnya dibangun,usulan ini tentunya akan menghindarkan sidoarjo dari kesia siaan mengurai kemacetan di wilayahnya.
“Hal ini mengacu pada potensi wilayah kecamatan yang ada beserta daya dukungnya,” hasil kajian dalam kerangka MP3ED maka Wilayah Kabupaten Sidoarjo di bagi menjadi 3 Koridor Ekonomi dengan tema pembangunan yang berbeda-beda sesuai dengan potensi dan karakter wilayah kecamatannya.
1.Koridor Ekonomi I: Pusat Penggerak Industri, Jasa, dan Perdagangan.
2.koridor Ekonomi II:Pusat Perkembangan Agropolitan serta Sentra Industri Pengolahan Hasil Pertanian
3.Koridor Ekonomi III:Pusat Perkembangan Minapolitan serta Sentra Produksi Industri Pengolahan Hasil Perikanan Budidaya.
Masing-masing koridor akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini;
1.Koridor Ekonomi I terdiri dari 3 Kecamatan, yaitu: Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Waru, dan Kecamatan Krian (SIWARIAN). Fungsi utama koridor ini adalah sebagai Zona Pusat Perkotaan yang kedepanya sebagai wilayah perkotaan maka penataan perkotaannya akan di perindah dan dipercantik dalam penataanya baik jalan,fasilitas umum dan fasilitas sosialnya, sebagai Penggerak Industri, Jasa, dan Perdagangan, yang akhirnya diharapkan mampu menjadi kota kecil yang bercirikan perkotaan metropolitan dan menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi, serta menjadi roda penggerak perekonomian Kabupaten Sidoarjo.Kawasan ini saya kenalkan sebagai Kawasan SIWARIAN yang merupakan zona perkotaan, industri dan perdagangan central businese yang diharapkan dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.Kawasan ini memiliki daya tarik industri (industrial attractiveness) dan keunggulan / kelebihan (advantages) masing-masing diketiga kawasan tersebut, sehingga menawarkan peluang investasi yang menguntungkan bagi calon penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing. Yang termasuk dalam koridor ini dapat dilihat dalam site plain.
2.Koridor Ekonomi II terdiri atas Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, yaitu: sebagian Kecamatan Balongbendo, Kecamatan Tarik, Kecamatan Prambon, dan sebagian Kecamatan Wonoayu. Tema pembangunan utama pada koridor ini adalah: Pusat Perkembangan Agropolitan serta Sentra Industri Pengolahan Hasil Pertanian. Pengembangan kawasan ini adalah sebagai pusat pengembangan Wilayah berkelanjutan.yang termasuk dalam koridor ini dapat dilihat dalam site plain.
3.Koridor Ekonomi III Koridor ini sebagai tarikan utama perkembangan perekonomian Kabupaten Sidoarjo Wilayah Timur dengan aktivitas ekonomi utama adalah Minapolitan, yang tercermin dalam tema pembangunan pada koridor ini yakni: Pusat Perkembangan Minapolitan serta Sentra Produksi Industri Pengolahan Hasil Perikanan Budidaya. Wilayah yang termasuk dalam koridor ini dapat dilihat dalam site plain.
1.3 Kesimpulan
Dengan adanya Tiga koridor ekonomi ini akan menggerakkan perekonomian Sidoarjo secara terstruktur kedepannya, diharapkan untuk mengembangkan wilayahnya pemerintah daerah kabupaten sidoarjo bisa mengacu pada konsep ini karena dapat mengembangkan kabupaten sidoarjo lebih maju dan berdaya tarik ekonomi sangat besar,tetapi tidak menghilangkan potensi daerah seperti pertanian dan perikanan.dengan adanya pembatasan alih fungsi lahan untuk wilayah yang tidak termasuk dalam zona pengembangan,dan kedepan zona perkotaan dapat tebagi seperti pada site plain yang kami kembangkan.
Berikut site plan Konsep SIWARIAN(Sidoarjo -Waru -Krian)
1.Pusat Kota Kabupaten Sidoarjo
2.Kota Bandara Waru(Airport city)
3.Kota Industri Krian(City Industry)
Konsep Siwarian ini dapat diterapkan di kabupaten sidoarjo karena sebagai kota pertanian, perkebunan,perikanan dan industri konsep ini dapat mencegah habisnya lahan produktif,pada zona peruntukan Siwarian dapat dikembangkan sebagai pusat perkotaan metropolis dengan kepadatan tinggi, contoh Pembagian Zona Perkotaan Metropolis sudah diterapkan di beberapa kota di indonesia misalnya sebagai berikut:
1.Surabaya Kota lama di tunjungan dan wilayah barat
2.Semarang Kota lama dan kota atas Banyumanik
3.Mojokerto kota lama dan Mojosari
4.Kediri kota lama , Pare dan kawasan simpanglima Gumul
5.Kota Pasuruan lama dan bangil
dan masih banyak lagi Kota besar yang membangun Second City sebagai pusat perkembangan baru, saya rasa Sidoarjo mampu mewujudkan perencanaan ini disamping besarnya APBD sidoarjo, karena saat ini kita lihat pembangunan perkotaan hanya dipusatkan di kecamatan sidoarjo sedang kecamatan yang punya potensi seperti Krian dan Waru sebagai kota pendamping kota utama sangat tertinggal baik penataan kotanya maupun sarana dan prasarana yang dibutuhkan warga, bahkan dalam sepuluh tahun terakhir setelah kasus lumpur lapindo pembangunan di Sidoarjo berjalan tanpa arah dan kebanyakan pengembangan dari developer perumahan, bahkan banyak terkuaknya kasus pembangunan Fiktif yang sepertinya direstui oleh StakeHolder Kabupaten ini.Kami rasa perlu adanya pengawasan ketat di kabupaten ini tentang penggunaan dana APBD dan dana CSR perusahaan di sidoarjo yang tampaknya kurang Transparansi dalam pemakaianya.
Beberapa Zona industri di kabupaten Sidoarjo:
A.Tarik
B.Balongbendo
C.Prambon
D.Wonoayu
E.Taman -By pass Krian
F.Berbek
G.Sedati-Lingkar luar timur
H.Buduran-Lingkar timur
I.Jabon
Khusus Industri Balongbendo Direncanakan sebagai Kawasan Industri yang terintegrasi dengan terminal angkutan barang Jalur Kereta Api tepatnya di Stasiun Kedinding Balongbendo untuk mempermudah perjalanan ke tanjung perak atau Pelabuhan teluk Permisan melalui jalur Kereta Api (bukan tidak mungkin kedepan jalur kereta api dari stasiun krian-Tulangan-Sidoarjo bisa tembus ke Pelabuhan Teluk Permisan), disamping Alternatif Jalan Krian-Junwangi-Sukodono-buduran-teluk permisan,jalan Tol Porong-Krian-Bunder-Manyar, jalan Arteri Bypass Krian-Waru, Jalan Arteri Krian -Legudi-Bunder, Jalan Arteri Baru/jalan lingkar luar barat dari Ngoro-Candinegoro-Driyorejo-JLLB surabaya-Teluk Lamong, Jalan Lingkar Timur ,Jalan Lingkar Luar Timur, Tol Gempol- Waru-Gresik dan jalan Tol Surabaya-Mojokerto(SUMO).bayangkan dengan dikaruniai tiga wilayah potensial muspida sidoarjo tidak dapat mengembangkan potensi ini , semua ini hanya membutuhkan komitmen dalam membangun dari Muspida Sidoarjo yang menginginkan daerahnya lebih maju atau semakin tertinggal dari daerah lain, Apalagi mereka para Muspida tidak memikirkan lagi mau bangun apa mereka karena yang bekerja di pemerintahan pun tidak mau memikirkan kemajuan daerahnya dan dengan masukan seperti inilah diharapkan muspida sidoarjo dapat inspirasi , dan kembangkan ini maka peluang sidoarjo menjadi kota besar dan maju bukan impian lagi.
ABSTRACT
Konsep pengembangan daerah sidoarjo harus melalui pendekatan terpadu merupakan jalan tengah antara pendekatan sentralisasi yang menekankan pertumbuhan di wilayah pusat kota (kota utama) dan desentralisasi yang menekankan pada penyebaran investasi pada wilayah belakang(pedesaan) tetapi terpusat atau terpadu pada zona yang telah ditentukan yang peruntukannya sebagai pusat perkotaan dan pusat bisnis dan zona diluar zona yang telah ditentukan hanya sebagai permukiman dengan kepadatan rendah dan alih fungsi lahannya dibatasi, Pendekatan ini bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi disertai pemerataan yang dilaksanakan berdasarkan pertumbuhan berimbang.
Argumen mengenai pendekatan terpadu dalam lingkup spasial dikemukakan oleh Rondinelli untuk mencari alternative strategi pendekatan pengembangan dengan tujuan menyebarkan dan mendorong pertumbuhan wilayah belakang dan membawa wilayah tersebut untuk ikut berpartisipasi secara efektif dalam proses pembangunan (Rondinelli,1985;1-2)
Dalam kaitannya dengan upaya pengembangan wilayah secara merata ini,Supriyanto mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut ;
a.Strategi harus diarahkan untuk mengintegrasikan seluruh system ekonomi dengan memberikan akses seluas-luasnya bagi pertumbuhan perekonomian wilayah ,tujuannya agar secara langsung dapat meningkatkan produktifitasnya, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan sebagian besar penduduk wilayah belakang.
b.Investasi yang cenderung dipusatkan di kota utama Sidoarjo harus di desentralisasikan ke wilayah yang mampu berfungsi sebagai pusat-pusat fasilitas pelayanan,pemasaran,distribusi,dan tranformasi bagi penduduk sekitarnya ini dimaksudkan agar wilayah perdesaan memiliki akses seluas-luasnya bagi usaha pengembangannya ,dengan demikian wilayah perkotaan dan perdesaan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang terintegrasi.
c.Dalam kerangka tata ruang regional,permukiman ditempatkan dalam suatu system yang secara fungsional saling berkaitan dan terintegrasi sistem tersebut pada prinsipnya merupakan system pusat-pusat pelayanan yang disusun secara hierarkis berdasarkan karakteristik fungsi dan peran permukimannya ditentukan berdasarkan kegiatan pelayanan dan lingkup pelayanannya.
1.2. Tujuan
Master Plan Percepatan pembangunan Ekonomi Daerah (MP3ED) Sidoarjo Yang didasari oleh keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan potensi wilayah serta daya saingnya dapat di petakan dalam kerangka prioritas wilayah beserta fungsinya.Hal ini diungkapkan oleh Supriyanto,SE menurutnya,Kawasan prioritas dengan masing-masing fungsi strategisnya dapat dikategorikan sebagai berikut
1.Pertama Zona perkotaan Sidoarjo : selain sebagai kawasan pusat kota utama, sidoarjo dapat dikembangkan pula sebagai zona industri khususnya di sepanjang jalan lingkar timur dan di sekitar wilayah buduran, dapat dilihat dalam site plain.zona pusat (zona biru) adalah zona permukiman padat di pusat kota sidoarjo,selain harus direncanakan pembangunan pelabuhan di teluk permisan yang dapat membuka akses sebagai pelabuhan dari wilayah indonesia timur tentunya dengan dibangunnya pelabuhan di sidoarjo akan membuat sidoarjo mempunyai daya tarik investasi tinggi karena selain wilayahnya terdapat bandara udara tapi juga terdapat pelabuhan nasional yang tidak di miliki wilayah lain sekitar ring satu di jawa timur lainnya, jangan sampai dengan tidak adanya pelabuhan ini potensi industri yang selama ini sudah tumbuh lama di sidoarjo diambil alih daerah lain khususnya gresik karena kelemahan sidoarjo selama ini yaitu belum mempunyai pelabuhan sendiri dan untuk lumpur lapindo harusnya pemkab dapat menggandeng investor kelas wahid untuk memoles dan mengelolannya sebagai wisata menarik yang tentunya akan dapat memberi masukan APBD yang signifikan dari sektor wisata.
2.Kedua Zona perkotaan Krian atau dapat disebut sebagai Kota Industri : Krian dapat dikembangkan sebagai second city atau kota kedua bagi sidoarjo karena wilayah ini punya potensi sangat besar sebagai kota industri ,wilayah industri perdagangan dan jasa di wilayah ini sangat bergeliat,dengan ditandai banyaknya industri di sekitar wilayahnya bahkan telah merambah hingga ke kecamatan di sekitarnya..zona pusat (zona biru) adalah zona permukiman padat yang ada di kecamatan krian dan kecamatan wonoayu dan sebagian kecamatan Balongbendo,dalam site plan dapat dilihat wilayah krian akan banyak di lalui jalan arteri/jalan nasional dan jalan tol disamping adanya jalur kereta api yang tentunya akan menjadi daya tarik investasi yang lebih besar bila penataan perkotaannya lebih maksimal.site plan jalan perkotaan di Krian.
3.Ketiga Zona perkotaan Waru atau dapat disebut sebagai Kota bandara(Airport City) : wilayah ini sangat layak dikembangkan sebagai kota bandara karena lokasinya yang berada di bandara juanda, zona pusat (zona Biru) adalah zona permukiman padat yang ada di kecamatan waru,kecamatan sedati,kecamatan taman.wilayah waru dapat dikembangkan menjadi kawasan yang menyerupai jalan Achmad Yani surabaya yaitu sebagai CBD dengan adanya Mall,Hotel &Apartemen dan pusat perdagangan dari bundaran waru ke arah Gedangan, dengan syarat adanya pembangunan fontage road di sisi timur dan barat jalan utama yang terhubung dengan frontage road surabaya pasti kedepan kawasan waru akan menjadi pusat cbd yang banyak diburu investor, kemudian pintu keluar terminal bungurasih di kembalikan ke posisi awal di jalan letjen Soetoyo langsung ke arah medaeng dan merencanakan pelebaran jalan Letjen Soetoyo menjadi 4 lajur 2 arah dengan batas/median jalan ditengah, stasiun waru harus steril dari bongkar muat peti kemas bisa dipindah ke wilayah stasiun keboharan, stasiun kedinding balongbendo, tentunya dengan dipenuhinya syarat diatas akan menjadikan wilayah waru sebagai pusat CBD baru.
disini kami memberikan design untuk pembangunan frontage road sidoarjo yang mana dari design nya sangat berbeda jauh dengan frontage road yang dibangun kota surabaya khususnya frontage road sisi timur yang mana setelah aktifnya jalur frontage road sisi timur ternyata tidak efektif menyelesaikan masalah kemacetan di sepanjang jalan wonokromo hingga bundaran waru karena permasalahannya kurangnya proporsional jalur cepat dan jalur kereta api ,berbeda dengan design yang kami usulkan untuk kabupaten sidoarjo yaitu mengangkangi jalur kereta api(tepatnya jalur kereta api berada di tengah jalur cepat)dengan design seperti itu maka hambatan hambatan antara jalur kereta api dan jalur cepat dapat teratasi apalagi dalam site plan daop 8 surabaya direncanakan akan ada pembangunan jalur double track kereta api cepat di sepanjang jalur ini yang tentunya akan menambah traffik lalu lalangnya kereta api meningkat, dengan rencana tersebut bisa kita bayangkan bagaimana kelak macetnya jalur ini dengan adanya double track padahal saat ini dengan masih adanya single track saat kereta lewat bagaimana macet dan semrawutnya jalur frontage road dan jalur cepat sisi timur.
gambar dibawah ini adalah usulan design jalur frontage road yang harusnya dibangun,usulan ini tentunya akan menghindarkan sidoarjo dari kesia siaan mengurai kemacetan di wilayahnya.
“Hal ini mengacu pada potensi wilayah kecamatan yang ada beserta daya dukungnya,” hasil kajian dalam kerangka MP3ED maka Wilayah Kabupaten Sidoarjo di bagi menjadi 3 Koridor Ekonomi dengan tema pembangunan yang berbeda-beda sesuai dengan potensi dan karakter wilayah kecamatannya.
1.Koridor Ekonomi I: Pusat Penggerak Industri, Jasa, dan Perdagangan.
2.koridor Ekonomi II:Pusat Perkembangan Agropolitan serta Sentra Industri Pengolahan Hasil Pertanian
3.Koridor Ekonomi III:Pusat Perkembangan Minapolitan serta Sentra Produksi Industri Pengolahan Hasil Perikanan Budidaya.
Masing-masing koridor akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini;
1.Koridor Ekonomi I terdiri dari 3 Kecamatan, yaitu: Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Waru, dan Kecamatan Krian (SIWARIAN). Fungsi utama koridor ini adalah sebagai Zona Pusat Perkotaan yang kedepanya sebagai wilayah perkotaan maka penataan perkotaannya akan di perindah dan dipercantik dalam penataanya baik jalan,fasilitas umum dan fasilitas sosialnya, sebagai Penggerak Industri, Jasa, dan Perdagangan, yang akhirnya diharapkan mampu menjadi kota kecil yang bercirikan perkotaan metropolitan dan menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi, serta menjadi roda penggerak perekonomian Kabupaten Sidoarjo.Kawasan ini saya kenalkan sebagai Kawasan SIWARIAN yang merupakan zona perkotaan, industri dan perdagangan central businese yang diharapkan dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.Kawasan ini memiliki daya tarik industri (industrial attractiveness) dan keunggulan / kelebihan (advantages) masing-masing diketiga kawasan tersebut, sehingga menawarkan peluang investasi yang menguntungkan bagi calon penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing. Yang termasuk dalam koridor ini dapat dilihat dalam site plain.
2.Koridor Ekonomi II terdiri atas Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, yaitu: sebagian Kecamatan Balongbendo, Kecamatan Tarik, Kecamatan Prambon, dan sebagian Kecamatan Wonoayu. Tema pembangunan utama pada koridor ini adalah: Pusat Perkembangan Agropolitan serta Sentra Industri Pengolahan Hasil Pertanian. Pengembangan kawasan ini adalah sebagai pusat pengembangan Wilayah berkelanjutan.yang termasuk dalam koridor ini dapat dilihat dalam site plain.
3.Koridor Ekonomi III Koridor ini sebagai tarikan utama perkembangan perekonomian Kabupaten Sidoarjo Wilayah Timur dengan aktivitas ekonomi utama adalah Minapolitan, yang tercermin dalam tema pembangunan pada koridor ini yakni: Pusat Perkembangan Minapolitan serta Sentra Produksi Industri Pengolahan Hasil Perikanan Budidaya. Wilayah yang termasuk dalam koridor ini dapat dilihat dalam site plain.
1.3 Kesimpulan
Dengan adanya Tiga koridor ekonomi ini akan menggerakkan perekonomian Sidoarjo secara terstruktur kedepannya, diharapkan untuk mengembangkan wilayahnya pemerintah daerah kabupaten sidoarjo bisa mengacu pada konsep ini karena dapat mengembangkan kabupaten sidoarjo lebih maju dan berdaya tarik ekonomi sangat besar,tetapi tidak menghilangkan potensi daerah seperti pertanian dan perikanan.dengan adanya pembatasan alih fungsi lahan untuk wilayah yang tidak termasuk dalam zona pengembangan,dan kedepan zona perkotaan dapat tebagi seperti pada site plain yang kami kembangkan.
Berikut site plan Konsep SIWARIAN(Sidoarjo -Waru -Krian)
1.Pusat Kota Kabupaten Sidoarjo
2.Kota Bandara Waru(Airport city)
3.Kota Industri Krian(City Industry)
Konsep Siwarian ini dapat diterapkan di kabupaten sidoarjo karena sebagai kota pertanian, perkebunan,perikanan dan industri konsep ini dapat mencegah habisnya lahan produktif,pada zona peruntukan Siwarian dapat dikembangkan sebagai pusat perkotaan metropolis dengan kepadatan tinggi, contoh Pembagian Zona Perkotaan Metropolis sudah diterapkan di beberapa kota di indonesia misalnya sebagai berikut:
1.Surabaya Kota lama di tunjungan dan wilayah barat
2.Semarang Kota lama dan kota atas Banyumanik
3.Mojokerto kota lama dan Mojosari
4.Kediri kota lama , Pare dan kawasan simpanglima Gumul
5.Kota Pasuruan lama dan bangil
dan masih banyak lagi Kota besar yang membangun Second City sebagai pusat perkembangan baru, saya rasa Sidoarjo mampu mewujudkan perencanaan ini disamping besarnya APBD sidoarjo, karena saat ini kita lihat pembangunan perkotaan hanya dipusatkan di kecamatan sidoarjo sedang kecamatan yang punya potensi seperti Krian dan Waru sebagai kota pendamping kota utama sangat tertinggal baik penataan kotanya maupun sarana dan prasarana yang dibutuhkan warga, bahkan dalam sepuluh tahun terakhir setelah kasus lumpur lapindo pembangunan di Sidoarjo berjalan tanpa arah dan kebanyakan pengembangan dari developer perumahan, bahkan banyak terkuaknya kasus pembangunan Fiktif yang sepertinya direstui oleh StakeHolder Kabupaten ini.Kami rasa perlu adanya pengawasan ketat di kabupaten ini tentang penggunaan dana APBD dan dana CSR perusahaan di sidoarjo yang tampaknya kurang Transparansi dalam pemakaianya.
Beberapa Zona industri di kabupaten Sidoarjo:
A.Tarik
B.Balongbendo
C.Prambon
D.Wonoayu
E.Taman -By pass Krian
F.Berbek
G.Sedati-Lingkar luar timur
H.Buduran-Lingkar timur
I.Jabon
Khusus Industri Balongbendo Direncanakan sebagai Kawasan Industri yang terintegrasi dengan terminal angkutan barang Jalur Kereta Api tepatnya di Stasiun Kedinding Balongbendo untuk mempermudah perjalanan ke tanjung perak atau Pelabuhan teluk Permisan melalui jalur Kereta Api (bukan tidak mungkin kedepan jalur kereta api dari stasiun krian-Tulangan-Sidoarjo bisa tembus ke Pelabuhan Teluk Permisan), disamping Alternatif Jalan Krian-Junwangi-Sukodono-buduran-teluk permisan,jalan Tol Porong-Krian-Bunder-Manyar, jalan Arteri Bypass Krian-Waru, Jalan Arteri Krian -Legudi-Bunder, Jalan Arteri Baru/jalan lingkar luar barat dari Ngoro-Candinegoro-Driyorejo-JLLB surabaya-Teluk Lamong, Jalan Lingkar Timur ,Jalan Lingkar Luar Timur, Tol Gempol- Waru-Gresik dan jalan Tol Surabaya-Mojokerto(SUMO).bayangkan dengan dikaruniai tiga wilayah potensial muspida sidoarjo tidak dapat mengembangkan potensi ini , semua ini hanya membutuhkan komitmen dalam membangun dari Muspida Sidoarjo yang menginginkan daerahnya lebih maju atau semakin tertinggal dari daerah lain, Apalagi mereka para Muspida tidak memikirkan lagi mau bangun apa mereka karena yang bekerja di pemerintahan pun tidak mau memikirkan kemajuan daerahnya dan dengan masukan seperti inilah diharapkan muspida sidoarjo dapat inspirasi , dan kembangkan ini maka peluang sidoarjo menjadi kota besar dan maju bukan impian lagi.
pemindahan petikemas dari waru ke st. gedangan bisa saja malah memberikan masalah baru, mengingat daerah gedangan merupakan kawasan macet luat biasa & wilayah stasiun yg sempit meskipun jl. jenggolo - jl. kalanganyar diberikan akses langsung pintu keluar tol lingkar timur luar surabaya - pasuruan. pelebaran jalan akses ini kemungkinan besar akan buntu/berlarut-larut karena daerah wedi (sedati) merupakan kawasan industri yg pabriknya menempati lahan yg luas.
BalasHapussip infonya