OLEH: SUPRIYANTO,SE
ABSTRACT
Konsep
pengembangan daerah sidoarjo harus melalui pendekatan terpadu
merupakan jalan tengah antara pendekatan sentralisasi yang menekankan
pertumbuhan di wilayah pusat kota (kota utama) dan desentralisasi
yang menekankan pada penyebaran investasi pada wilayah
belakang(pedesaan) tetapi terpusat atau terpadu pada zona yang telah
ditentukan yang peruntukannya sebagai pusat perkotaan dan pusat
bisnis dan zona diluar zona yang telah ditentukan hanya sebagai
permukiman dengan kepadatan rendah dan alih fungsi lahannya dibatasi,
Pendekatan ini bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi disertai
pemerataan yang dilaksanakan berdasarkan pertumbuhan berimbang.
Argumen
mengenai pendekatan terpadu dalam lingkup spasial dikemukakan oleh
Rondinelli untuk mencari alternative strategi pendekatan pengembangan
dengan tujuan menyebarkan dan mendorong pertumbuhan wilayah belakang
dan membawa wilayah tersebut untuk ikut berpartisipasi secara efektif
dalam proses pembangunan (Rondinelli,1985;1-2)
Dalam
kaitannya dengan upaya pengembangan wilayah secara merata ini,Supriyanto
mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut ;
a.Strategi
harus diarahkan untuk mengintegrasikan seluruh system ekonomi dengan
memberikan akses seluas-luasnya bagi pertumbuhan perekonomian wilayah
,tujuannya agar secara langsung dapat meningkatkan produktifitasnya,
memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan sebagian
besar penduduk wilayah belakang.
b.Investasi
yang cenderung dipusatkan di kota utama Sidoarjo harus di
desentralisasikan ke wilayah yang mampu berfungsi sebagai pusat-pusat
fasilitas pelayanan,pemasaran,distribusi,dan tranformasi bagi
penduduk sekitarnya ini dimaksudkan agar wilayah perdesaan memiliki
akses seluas-luasnya bagi usaha pengembangannya ,dengan demikian
wilayah perkotaan dan perdesaan harus dilihat sebagai satu kesatuan
yang terintegrasi.
c.Dalam
kerangka tata ruang regional,permukiman ditempatkan dalam suatu
system yang secara fungsional saling berkaitan dan terintegrasi sistem
tersebut pada prinsipnya merupakan system pusat-pusat pelayanan yang
disusun secara hierarkis berdasarkan karakteristik fungsi dan peran
permukimannya ditentukan berdasarkan kegiatan pelayanan dan lingkup
pelayanannya.
1.2. Tujuan
Master
Plan Percepatan pembangunan Ekonomi Daerah (MP3ED) Sidoarjo Yang
didasari oleh keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan potensi
wilayah serta daya saingnya dapat di petakan dalam kerangka
prioritas wilayah beserta fungsinya.Hal ini diungkapkan oleh
Supriyanto,SE menurutnya,Kawasan prioritas dengan masing-masing fungsi
strategisnya dapat dikategorikan sebagai berikut1.Pertama Zona perkotaan Sidoarjo : selain sebagai kawasan pusat kota utama sidorjo dapat dikembangkan pula sebagai zona industri khususnya di sepanjang jalan lingkar timur dan di sekitar wilayah buduran, dapat dilihat dalam site plain.zona pusat (zona biru) adalah zona permukiman padat di pusat kota sidoarjo.
2.Kedua Zona perkotaan Krian atau dapat disebut sebagai Kota Industri : Krian dapat dikembangkan sebagai second city atau kota kedua bagi sidoarjo karena wilayah ini punya potensi sangat besar sebagai kota industri ,wilayah industri perdagangan dan jasa di wilayah ini sangat bergeliat,dengan ditandai banyaknya industri di sekitar wilayahnya bahkan telah merambah hingga ke kecamatan di sekitarnya..zona pusat (zona biru) adalah zona permukiman padat yang ada di kecamatan krian dan kecamatan wonoayu dan sebagian kecamatan Balongbendo,dalam site plan dapat dilihat wilayah krian akan banyak di lalui jalan arteri/jalan nasional dan jalan tol disamping adanya jalur kereta api yang tentunya akan menjadi daya tarik investasi yang lebih besar bila penataan perkotaannya lebih maksimal.site plan jalan perkotaan di Krian.
3.Ketiga Zona perkotaan Waru atau dapat disebut sebagai Kota bandara(Airport City) : wilayah ini sangat layak dikembangkan sebagai kota bandara karena lokasinya yang berada di bandara juanda, zona pusat (zona Biru) adalah zona permukiman padat yang ada di kecamatan waru,kecamatan sedati,kecamatan taman.wilayah waru dapat dikembangkan menjadi kawasan yang menyerupai jalan Achmad Yani surabaya yaitu sebagai CBD dengan adanya Mall,Hotel dan pusat perdagangan dari bundaran waru ke arah Gedangan, dengan syarat adanya pembangunan fontage road di sisi timur dan barat jalan utama kemudian pintu keluar terminal bungurasih di kembalikan ke posisi awal di jalan letjen Soetoyo langsung ke arah medaeng dan merencanakan pelebaran jalan Letjen Soetoyo menjadi 4 lajur 2 arah dengan batas/median jalan ditengah.
“Hal ini mengacu pada potensi wilayah kecamatan yang ada beserta daya dukungnya,” hasil kajian dalam kerangka MP3ED maka Wilayah Kabupaten Sidoarjo di bagi menjadi 3 Koridor Ekonomi dengan tema pembangunan yang berbeda-beda sesuai dengan potensi dan karakter wilayah kecamatannya.
1.Koridor Ekonomi I: Pusat Penggerak Industri, Jasa, dan Perdagangan.
2.koridor Ekonomi II:Pusat Perkembangan Agropolitan serta Sentra Industri Pengolahan Hasil Pertanian
3.Koridor Ekonomi III:Pusat Perkembangan Minapolitan serta Sentra Produksi Industri Pengolahan Hasil Perikanan Budidaya.
Masing-masing koridor akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini;
1.Koridor Ekonomi I terdiri dari 3 Kecamatan, yaitu: Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Waru, dan Kecamatan Krian (SIWARIAN). Fungsi utama koridor ini adalah sebagai Zona Pusat Perkotaan yang kedepanya sebagai wilayah perkotaan maka penataan perkotaannya akan di perindah dan dipercantik dalam penataanya baik jalan,fasilitas umum dan fasilitas sosialnya, sebagai Penggerak Industri, Jasa, dan Perdagangan, yang akhirnya diharapkan mampu menjadi kota kecil yang bercirikan perkotaan metropolitan dan menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi, serta menjadi roda penggerak perekonomian Kabupaten Sidoarjo.
Kawasan ini saya kenalkan sebagai Kawasan SIWARIAN yang merupakan zona perkotaan, industri dan perdagangan central businese yang diharapkan dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.Kawasan ini memiliki daya tarik industri (industrial attractiveness) dan keunggulan / kelebihan (advantages) masing-masing diketiga kawasan tersebut, sehingga menawarkan peluang investasi yang menguntungkan bagi calon penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing. Yang termasuk dalam koridor ini dapat dilihat dalam site plain.
2.Koridor Ekonomi II terdiri atas Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, yaitu: sebagian Kecamatan Balongbendo, Kecamatan Tarik, Kecamatan Prambon, dan sebagian Kecamatan Wonoayu. Tema pembangunan utama pada koridor ini adalah: Pusat Perkembangan Agropolitan serta Sentra Industri Pengolahan Hasil Pertanian. Pengembangan kawasan ini adalah sebagai pusat pengembangan Wilayah berkelanjutan.yang termasuk dalam koridor ini dapat dilihat dalam site plain.
3.Koridor Ekonomi III Koridor ini sebagai tarikan utama perkembangan perekonomian Kabupaten Sidoarjo Wilayah Timur dengan aktivitas ekonomi utama adalah Minapolitan, yang tercermin dalam tema pembangunan pada koridor ini yakni: Pusat Perkembangan Minapolitan serta Sentra Produksi Industri Pengolahan Hasil Perikanan Budidaya. Wilayah yang termasuk dalam koridor ini dapat dilihat dalam site plain.
1.3 Kesimpulan
Dengan adanya Tiga koridor ekonomi ini akan menggerakkan perekonomian Sidoarjo secara terstruktur kedepannya, diharapkan untuk mengembangkan wilayahnya pemerintah daerah kabupaten sidoarjo bisa mengacu pada konsep ini karena dapat mengembangkan kabupaten sidoarjo lebih maju dan berdaya tarik ekonomi sangat besar,tetapi tidak menghilangkan potensi daerah seperti pertanian dan perikanan.dengan adanya pembatasan alih fungsi lahan untuk wilayah yang tidak termasuk dalam zona pengembangan,dan kedepan zona perkotaan dapat tebagi seperti pada site plain yang kami kembangkan.
Berikut site plan Konsep SIWARIAN(Sidoarjo -Waru -Krian)
1.Pusat Kota Kabupaten Sidoarjo
2.Kota Bandara Waru(Airport city)
3.Kota Industri Krian(City Industry)
Konsep Siwarian ini dapat diterapkan di kabupaten sidoarjo karena sebagai kota pertanian, perkebunan,perikanan dan industri konsep ini dapat mencegah habisnya lahan produktif,pada zona peruntukan Siwarian dapat dikembangkan sebagai pusat perkotaan metropolis dengan kepadatan tinggi, contoh Pembagian Zona Perkotaan Metropolis sudah diterapkan di beberapa kota di indonesia misalnya sebagai berikut:
1.Surabaya Kota lama di tunjungan dan wilayah barat
2.Semarang Kota lama dan kota atas Banyumanik
3.Mojokerto kota lama dan Mojosari
4.Kediri kota lama dan Pare
5.Kota Pasuruan lama dan bangil
dan masih banyak lagi Kota besar yang membangun Second City sebagai pusat perkembangan baru, saya rasa Sidoarjo mampu mewujudkan perencanaan ini disamping besarnya APBD sidoarjo, karena saat ini kita lihat pembangunan perkotaan hanya dipusatkan di kecamatan sidoarjo sedang kecamatan yang punya potensi seperti Krian dan Waru sebagai kota pendamping kota utama sangat tertinggal baik penataan kotanya maupun sarana dan prasarana yang dibutuhkan warga, bahkan dalam sepuluh tahun terakhir setelah kasus lumpur lapindo pembangunan di Sidoarjo berjalan tanpa arah dan kebanyakan pengembangan dari developer perumahan, bahkan banyak terkuaknya kasus pembangunan Fiktif yang sepertinya direstui oleh StakeHolder Kabupaten ini.Kami rasa perlu adanya pengawasan ketat di kabupaten ini tentang penggunaan dana APBD dan dana CSR perusahaan di sidoarjo yang tampaknya kurang Transparansi dalam pemakaianya.
Beberapa Zona industri di kabupaten Sidoarjo:
A.Tarik E.Taman-By pass Krian I.Jabon
B.Balongbendo F.Berbek
C.Prambon G.Sedati
D.Wonoayu H.Buduran-Lingkar Timur
Khusus Industri Balongbendo Direncanakan sebagai Kawasan Industri yang terintegrasi dengan terminal angkutan barang Jalur Kereta Api tepatnya di Stasiun Kedinding Balongbendo untuk mempermudah perjalanan ke tanjung perak atau teluk lamong melalui jalur Kereta Api, disamping Alternatif Jalan Tol Porong-Krian-Bunder-Manyar, jalan Arteri Bypass Krian-Waru, Jalan Arteri Krian -Legudi-Bunder, Jalan Arteri Baru Ngoro-Candinegoro-Driyorejo-JLLB surabaya-Teluk Lamong dan jalan Tol Surabaya-Mojokerto(SUMO).
PETA PERUNTUKAN DINAS CIPTAKARYA DAN TATA RUANG 2016-2030
Tidak ada komentar:
Posting Komentar