PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR LUAR BARAT
DI KOTA SURABAYA
YANG TERHUBUNG
DENGAN JALAN LINGKAR LUAR BARAT SIDOARJO.
OLEH: SUPRIYANTO,SE
Pemerhati Tata Ruang Kota
OLEH: SUPRIYANTO,SE
Pemerhati Tata Ruang Kota
Abstract
Menurut ahli tata ruang Bapak SUPRIYANTO,SE meminta PROVINSI JAWA TIMUR segera menyetujui dan lebih mengembangkan Pengembangan Jalur Lingkar Luar Timur (JLLT) yang memecah kemacetan di pusat kota surabaya dari pulau Madura-bangil pasuruan, dan Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB) yang memecah kemacetan di pusat kota surabaya dari arah gresik,tuban,lamongan agar tidak melewati pusat Kota Surabaya- ngoro - arteri baru porong terus dilakukan guna mempermudah dan memperlancar akses penduduk sekaligus upaya mengurai kemacetan di jalan utama tersibuk di Surabaya.Pembangunan JLLB dan JLLT Surabaya diprediksi Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini akan rampung dalam dua tahun kedepan.“Kami sudah berkonsultasi ke Kementrian Pekerjaan Umum, sudah menghadap Gubernur Jatim dan Alhamdulillah telah menyepakati penetapan lokasi untuk JLLT dan JLLB di Kota Surabaya ini,” ujar Risma, panggilan akrab Tri Rismaharini menjawab pertanyaan wartawan, Senin (22/6) malam.
Ahli tata ruang SUPRIYANTO,SE bahkan menambahkan kelak Pembangunan Jalan Lingkar Luar harus dilakukan secara bertahap dan jangka panjang.
1. JLLT Dimulai dari akses Jembatan Tol Suramadu hingga Gunung Anyar.yang nantinya akan terhubung ke bandara juanda- kekota Sidoarjo- BANGIL(PASURUAN) Alur akses JLLT memiliki panjang ± 50 kilometer (km) dengan lebar 60 meter (m) yang membentang dari wilayah jembatan SURAMADU-Kenjeran-Bulak-Mulyorejo-Sukolilo-Rungkut-Gunung Anyar –kota BANGIL, dan JLLT menuju Bandara Juanda Baru terminal 2 dan 3.
2. JLLB akan mendukung akses jalan dari kawasan timur dan barat mulai banyuwangi-pasuruan- malang - sidoarjo menuju Pelabuhan Teluk Lamong atau kota kota lainnya tanpa melalui wilayah tengah kota Surabaya dan ini disamping sebagai alternative mengurai kemacetan di tengah kota juga sebagai jalur yang bisa memperpendek jalur bangil dan ngoro-teluk lamong.
Sementara itu 75 persen hingga 80 persen pembangunan JLLB dan JLLT yang masuk wilayah Surabaya menggunakan sarana dan prasarana milik pengembang yang akan diserahkan untuk kepentingan jalan, sehingga tidak terlalu membebani Pemkot Surabaya, utamanya dengan masalah pembebasan lahan dan begitu pula untuk jalan yang ada di gresik dan sidoarjo selain menggunakan jalan dari pengembang wilayah ini memanfaatkan jalan-jalan yang sudah ada dan hanya perlu melakukan pelebaran dan pembebasan di beberapa titik.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 UMUM
Seluruh wilayah di Indonesia
mengalami permasalahan lalu lintas yang sangat kompleks. Surabaya-sidoarjo-KRIAN-gresik
adalah salah satu kota-kota besar di Indonesia yang mengalami perkembangan
sangat pesat di bidang perekonomian, perdagangan dan perindustrian. Sebagai kota metropolitan,
pertumbuhan di bidang tersebut tentu disertai dengan tingginya intensitas
kegiatan dan pergerakkan manusia maupun barang. Selain itu daya tarik kegiatan
ekonomi yang tinggi tersebut juga berdampak sosial secara langsung dengan
tingginya angka urbanisasi. Sebagai konsekuensi logis dari besarnya jumlah
penduduk dan tingginya intensitas kegiatan ekonomi tersebut adalah berkembangnya
permasalahan transportasi perkotaan diatas. Permasalahan besar transportasi
perkotaan yang dihadapi kota metropolitan Surabaya-gresik-sidoarjo yang sampai
saat ini belum terpecahkan adalah kemacetan lalu-lintas dan buruknya pelayanan
angkutan umum massal.
Kondisi tersebut mengharuskan
Pemerintah provinsi jawa timur bersama-sama seluruh komponen masyarakat untuk
secara sungguh-sungguh mencari alternatif-alternatif pemecahan masalah
transportasi yang sekiranya mampu memecahkan masalah tanpa menimbulkan masalah
baru yang lebih besar di kemudian hari dan ahli tata ruang SUPRIYANTO,SE
mencoba memberi solusi jangka pendek dan panjangnya.
1.2 LATAR BELAKANG
Berbagai Upaya telah dilakukan
oleh Pemerintah provinsi jawa timur, Kota Surabaya,kota gresik,kota sidoarjo
dalam memperbaiki kinerja transportasi. Salah satu upaya pemecahan masalah
transportasi di kota ini dengan membangun jaringan jalan baru yang melingkari
kota Surabaya dengan terkoneksi dengan jaringan jalan kolektor,dan saat ini
Pemerintah Kota Surabaya telah membangun sebagian jaringan jalan lingkar luar
timur Kota Surabaya atau yang disebut OERR (Outer East Ring Road /JLLT )
yang menghubungkan wilayah selatan Surabaya dengan wilayah utara Surabaya
dengan melalui akses kawasanSurabaya timur yang melintasi beberapa ruas dan
Jalur Lingkar Luar BaratOWRR (Outer West Ring
Road /JLLB) yang memecah kemacetan di pusat kota surabaya dari arah
gresik,tuban,lamongan .
Gambar 1.1 Rencana OERR di
Surabaya Timur dan OWRR di Surabaya barat
Ahli tata ruang
SUPRIYANTO,SE bahkan menambahkan kelak Pembangunan JLLT dan JLLB harus dilakukan secara bertahap dan jangka
panjang dengan tujuan menghubungkannya sampai wilayah pasuruan..
1. JLLT/OERR Dimulai dari akses
Jembatan Tol Suramadu hingga Gunung Anyar.yang nantinya akan terhubung ke
bandara juanda- kekota Sidoarjo-
BANGIL(PASURUAN) Alur akses JLLT memiliki panjang ± 50 kilometer (km)
dengan lebar 60 meter (m) yang membentang dari wilayah jembatan SURAMADU-Kenjeran-Bulak-Mulyorejo-Sukolilo-Rungkut-Gunung
Anyar –kota BANGIL
.
.
2. Sedangkan JLLB/OWRR, dengan panjang ±80 km dengan lebar 55 m untuk
mengurangi
kemacetan di daerah utara -Teluk Lamong - Surabaya (Lakarsantri
citraland) Driyorejo -Petiken -Tenaru - Candinegoro - Pagerngumbuk -
Ngoro (lihat dalam
gambar).
JLLB akan mendukung akses jalan dari kawasan timur dan selatan mulai banyuwangi-pasuruan- malang - sidoarjo menuju Pelabuhan Teluk Lamong atau kota kota lainnya tanpa melalui wilayah tengah kota Surabaya dan disamping sebagai alternative mengurai kemacetan di tengah kota juga sebagai jalur yang bisa memperpendek jalur bangil dan ngoro-teluk lamong
JLLB akan mendukung akses jalan dari kawasan timur dan selatan mulai banyuwangi-pasuruan- malang - sidoarjo menuju Pelabuhan Teluk Lamong atau kota kota lainnya tanpa melalui wilayah tengah kota Surabaya dan disamping sebagai alternative mengurai kemacetan di tengah kota juga sebagai jalur yang bisa memperpendek jalur bangil dan ngoro-teluk lamong
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 1.1
Gambar di bawah ini adalah rencana jalan JLLB dan JLLT pada titik-titik merah adalah jalan tol tidak berbayar/Lingkar Luar yang akan dikembangkan sedang titik kuning dari garis JLLB mulai dari wilayah Krian dan -pagerngumbuk-jalan arteri baru porong adalah tol berbayar sedang titik kuning dari garis JLLT mulai dari wilayah juanda-bangil pasuruan adalah tol berbayar
Sumber : Peta Dinas PU Cipta
Karya Dan Tata Ruang Kota Surabaya
1.JALAN OERR yang mengalami perubahan dari simpang tiga menjadi simpang bersinyal empat dengan tingkat kemacetan yang cukup tinggi adalah simpang Jl. kenjeran. Hampir setiap hari pada jam puncak simpang ini sangat padat dipenuhi kendaraan bermotor, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Dengan dibangunnya Jalan OERR yang beroperasi pada tahun 2018 maka hal ini akan sangat berpengaruh pada kinerja lalu lintas yang ada pada simpang bersinyal Jl. kenjeran Sumber permasalahan yang utama pada dasarnya adalah ketidakseimbangan antara prasarana dengan volume lalu lintas, kurang optimalnya kesadaran para pelaku pengguna jalan akan peraturan yang ada. Maka, diperlukan evaluasi dan analisa lebih lanjut tentang dampak dari hasil perencanaan pembangunan jalan OERR
Dari hasil analisa dan evaluasi
tentang dampak pembangunan dari OERR yang akan ditemukan, kemudian dilakukan
manajemen rekayasa lalu lintas pada titik simpang bersinyal yang berada
disekitar OERR,
berikut ini Jalan Lingkar Luar Timur dan penetapan kawasan Konservasi di Pamurbaya
Dalam site plan kawasan peruntukan permukiman Pemerintah Surabaya juga telah menetapkan koordinat baru untuk kawasan Konservasi hutan mangroev yaitu berada di titik koordinat 52-54 di wilayah Pamurbaya, Terlihat perubahan lebih banyak berada di wilayah medokan ayu tambak dan gunung anyar tambak yang sebelumnya dipaksakan berada di koordinat 50 sekarang digeser ke koordinat 52, ini semata demi rasa keadilan pemilik lahan di wilayah ini yang merasa adanya diskriminasi penetapan wilayah mangroev, karena seperti kita ketahui keberadaan pengembang property besar dapat membangun wilayahnya hingga di koordinat 53-54, tetapi terjadi sebaliknya di wilayah medokan ayu tambak dan gunung anyar tambak yang notabene masih dimiliki petani, nelayan, perorangan dan pengembang property kecil dipaksakan berada di koordinat 50.
2.JALAN OWRR yang mengalami perubahan dari simpang tiga menjadi simpang bersinyal empat dengan tingkat kemacetan yang cukup tinggi adalah simpang Jl.Veteran,Jl.lakarsantri,Jl.Tenaru,Jl.Jatikalang,Jl.Pagerngumbuk .Hampir setiap hari pada jam puncak simpang ini sangat padat dipenuhi kendaraan bermotor, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Dengan dibangunnya Jalan OWRR yang dimulai pada tahun 2015 maka hal ini akan sangat berpengaruh pada kinerja lalu lintas yang ada pada simpang bersinyal ,Sumber permasalahan yang utama pada dasarnya adalah ketidakseimbangan antara prasarana dengan volume lalu lintas, kurang optimalnya kesadaran para pelaku pengguna jalan akan peraturan yang ada. Maka, diperlukan evaluasi dan analisa lebih lanjut tentang dampak dari hasil perencanaan pembangunan jalan OERR dan OWRR
Dalam site plan kawasan peruntukan permukiman Pemerintah Surabaya juga telah menetapkan koordinat baru untuk kawasan Konservasi hutan mangroev yaitu berada di titik koordinat 52-54 di wilayah Pamurbaya, Terlihat perubahan lebih banyak berada di wilayah medokan ayu tambak dan gunung anyar tambak yang sebelumnya dipaksakan berada di koordinat 50 sekarang digeser ke koordinat 52, ini semata demi rasa keadilan pemilik lahan di wilayah ini yang merasa adanya diskriminasi penetapan wilayah mangroev, karena seperti kita ketahui keberadaan pengembang property besar dapat membangun wilayahnya hingga di koordinat 53-54, tetapi terjadi sebaliknya di wilayah medokan ayu tambak dan gunung anyar tambak yang notabene masih dimiliki petani, nelayan, perorangan dan pengembang property kecil dipaksakan berada di koordinat 50.
2.JALAN OWRR yang mengalami perubahan dari simpang tiga menjadi simpang bersinyal empat dengan tingkat kemacetan yang cukup tinggi adalah simpang Jl.Veteran,Jl.lakarsantri,Jl.Tenaru,Jl.Jatikalang,Jl.Pagerngumbuk .Hampir setiap hari pada jam puncak simpang ini sangat padat dipenuhi kendaraan bermotor, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Dengan dibangunnya Jalan OWRR yang dimulai pada tahun 2015 maka hal ini akan sangat berpengaruh pada kinerja lalu lintas yang ada pada simpang bersinyal ,Sumber permasalahan yang utama pada dasarnya adalah ketidakseimbangan antara prasarana dengan volume lalu lintas, kurang optimalnya kesadaran para pelaku pengguna jalan akan peraturan yang ada. Maka, diperlukan evaluasi dan analisa lebih lanjut tentang dampak dari hasil perencanaan pembangunan jalan OERR dan OWRR
Dari hasil analisa dan evaluasi
tentang dampak pembangunan dari OERR dan OWRR yang akan ditemukan, kemudian
dilakukan manajemen rekayasa lalu lintas pada titik simpang bersinyal yang
berada disekitar OERR dan OWRR,
Dari hasil manajemen rekayasa lalu lintas
tersebut diharapkan sebagai perencanaan rekayasa lalu lintas pembangunan
simpang OERR dan OWRR akan mendapatkan pertimbangan lebih baik oleh pemerintah
khususnya Pemerintah pusat dan provinsi Jawa Timur dalam pengoperasian simpang
OERR dan OWRR, dimana akan berpengaruh terhadap stabilitas lalu-lintas di
kawasan timur Surabaya dan barat Surabaya .
I.3 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang
permasalahan di atas, maka perumusan masalah pada studi kasus simpang bersinyal
yang bisa diambil adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja kondisi
eksisting simpang bersinyal pada jalan-jalan tersebut sebelum direalilasikan
Pembangunan OERR dan OWRR.
2. Bagaimana kinerja kondisi
simpang bersinyal Jl. OERR dan OWRR yang baru tersebut sesudah direalisasikan
pembangunan OERR dan OWRR.
3. Bagaimana manajemen rekayasa
lalu - lintas pada simpang jalan -jalan tersebut sebelum direalisasikan
pembangunan OERR dan OWRR.
4. Bagaimana manajemen rekayasa
lalu- lintas pada simpang bersinyal Jl. OERR dan OWRR yang baru tersebut
sesudah direalisasikan pembangunan OERR dan OWRR.
I.4 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah mendapatkan hasil evaluasi serta menganalisa dampak
lalu-lintas pembangunan OERR dan OWRR terhadap kinerja lalu lintas pada
jalan-jalan baru tersebut, Yaitu :
1. Mengevaluasi kinerja simpang
eksisting pada simpang bersinyal pada jalan-jalan tersebut sebelum
direalilasikan Pembangunan OERR dan OWRR.
2. Menganalisa kinerja simpang
bersinyal Jl. . OERR dan OWRR yang baru tersebut sesudah direalisasikan
pembangunan OERR dan OWRR.
3. Mengevaluasi manajemen
rekayasa lalu lintas pada simpang jalan -jalan tersebut sebelum direalisasikan
pembangunan OERR dan OWRR.
4. Menganalisa manajemen
rekayasa lalu lintas pada simpang bersinyal Jl. OERR dan OWRR yang baru
tersebut sesudah direalisasikan pembangunan OERR dan OWRR.
Dengan adanya penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan yang telah diberikan selama khususnya di bidang perencanaan
prasarana transportasi lalu lintas, dalam dunia teknik sipil pada umumnya, dan
semoga dapat menjadi salah satu referensi dalam merealisasikan rekayasa lalu
lintas OERR dan OWRR.
I.5 MANFAAT
1) Penulis
dapat menganalisa dan mengevaluasi simpang bersinyal pada jalan-jalan tersebut sebelum direalilasikan
Pembangunan OERR dan OWRR,
sehingga dapat mengetahui solusi dari dampak lalu lintas yang terjadi akibat
pembukaan jalan OERR dan OWRR.
2) Dapat
digunakan sebagai tolok ukur apabila dilakukan manajemen dan rekayasa lalu
lintas pada pada jalan-jalan tersebut
sebelum direalilasikan Pembangunan OERR dan OWRR.
I.6 BATASAN
MASALAH
Batasan
masalah yang akan dibahas pada Tugas Akhir analisa dampak lalu lintas
pembangunan OERR dan OWRR terhadap kinerja simpang bersinyal pada jalan-jalan tersebut sebelum direalilasikan
Pembangunan OERR dan OWRR
ini adalah:
1. Survei
volume lalu lintas ( dengan menggunakan rekam video) dilakukan pada jam
– jam puncak (peak hour),yaitu pada puncak pagi (pukul 06:00 s/d 08:00) puncak
siang (pukul 11:00 s/d 13:00), dan pada puncak sore (pukul 16:00 s/d 18:00)
dilanjutkan dengan menghitung jumlah kendaraan dikomputer.
2. Simpang kenjeran
akan menerima arus kendaraan dari arah utara Surabaya ruas akses Jembatan
Suramadu.
3. Analisa kinerja pada
periode 5 (lima) tahun kedepan diasumsikan tidak ada data bangkitan lalu lintas
akibat rencana gedung baru.
Ruas –ruas yang sudah dibebaskan oleh Pemerintah Kota Surabaya, sidoarjo dan
gresik.
5. Pemecahan
masalah (manajemen dan rekayasa lalu lintas )
merekomendasi pelebaran jalan.
LOKASI STUDI
Pada penulisan ini lokasi studi yang diambil adalah jalan JLLT DAN JLLB kota
Surabaya, Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi studi tersebut dapat dilihat
pada Gambar dibawah ini :
Gambar 1.2 Peta Lokasi Persimpangan Yang Ditinjau
GAMBAR RENCANA JALAN DI SEKITAR RING SATU DAN RING DUA PROVINSI JAWA TIMUR
GERBANG KRITOSUSILA (GRESIK - BANGIL PASURUAN - KRIAN - MOJOKERTO - SURABAYA - SIDOARJO - LAMONGAN ) Penggantian istilah Gerbang Kertosusila menjadi Gerbang Kritosusila karena hal ini didukung pula dengan adanya rencana pemekaran pulau madura sebagai Provinsi madura yang mana kemungkinan besar Provinsi Jawa Timur akan kehilangan 4 kabupaten dan sebagai gantinya dapat memekarkan 4 kabupaten baru di Provinsi Jawa Timur salah satunya kabupaten Suroboyo di Krian (Penggabungan dari wilayah sidoarjo Barat dan Gresik Selatan dengan Ibukota Kabupaten berada di Kecamatan Krian) sebagai imbas hilangnya 4 kabupaten dari pulau madura setelah adanya pemekaran sebagai Provinsi Madura.
GERBANG KRITOSUSILA (GRESIK - BANGIL PASURUAN - KRIAN - MOJOKERTO - SURABAYA - SIDOARJO - LAMONGAN ) Penggantian istilah Gerbang Kertosusila menjadi Gerbang Kritosusila karena hal ini didukung pula dengan adanya rencana pemekaran pulau madura sebagai Provinsi madura yang mana kemungkinan besar Provinsi Jawa Timur akan kehilangan 4 kabupaten dan sebagai gantinya dapat memekarkan 4 kabupaten baru di Provinsi Jawa Timur salah satunya kabupaten Suroboyo di Krian (Penggabungan dari wilayah sidoarjo Barat dan Gresik Selatan dengan Ibukota Kabupaten berada di Kecamatan Krian) sebagai imbas hilangnya 4 kabupaten dari pulau madura setelah adanya pemekaran sebagai Provinsi Madura.