Senin, 06 Juli 2015

JLLB/OWRR DAN JLLT/OERR


PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR LUAR BARAT 
DI KOTA SURABAYA YANG TERHUBUNG
DENGAN JALAN LINGKAR LUAR BARAT SIDOARJO.
OLEH: SUPRIYANTO,SE
Pemerhati Tata Ruang Kota

Abstract

                   Menurut ahli tata ruang Bapak SUPRIYANTO,SE meminta PROVINSI JAWA TIMUR   segera menyetujui dan lebih mengembangkan Pengembangan Jalur Lingkar Luar Timur (JLLT) yang memecah kemacetan di pusat kota surabaya dari pulau Madura-bangil pasuruan, dan Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB) yang memecah kemacetan di pusat kota surabaya dari arah gresik,tuban,lamongan agar tidak melewati pusat Kota Surabaya- ngoro - arteri baru porong terus dilakukan guna mempermudah dan memperlancar akses penduduk sekaligus upaya mengurai kemacetan di jalan utama tersibuk di Surabaya.

                   Pembangunan JLLB dan JLLT Surabaya diprediksi Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini akan rampung dalam dua tahun kedepan.“Kami sudah berkonsultasi ke Kementrian Pekerjaan Umum, sudah menghadap Gubernur Jatim dan Alhamdulillah telah menyepakati penetapan lokasi untuk JLLT dan JLLB di Kota Surabaya ini,” ujar Risma, panggilan akrab Tri Rismaharini menjawab pertanyaan wartawan, Senin (22/6) malam.

Ahli tata ruang SUPRIYANTO,SE bahkan menambahkan kelak Pembangunan Jalan Lingkar Luar  harus dilakukan secara bertahap dan jangka panjang.

1. JLLT Dimulai dari akses Jembatan Tol Suramadu hingga Gunung Anyar.yang nantinya akan terhubung ke bandara juanda- kekota Sidoarjo-  BANGIL(PASURUAN) Alur akses JLLT memiliki panjang ± 50 kilometer (km) dengan lebar 60 meter (m) yang membentang dari wilayah jembatan SURAMADU-Kenjeran-Bulak-Mulyorejo-Sukolilo-Rungkut-Gunung Anyar –kota BANGIL, dan JLLT menuju Bandara Juanda Baru terminal 2 dan 3.

2. JLLB akan mendukung akses jalan dari kawasan timur dan barat mulai banyuwangi-pasuruan- malang - sidoarjo  menuju Pelabuhan Teluk Lamong atau kota kota lainnya tanpa melalui wilayah tengah kota Surabaya dan ini disamping sebagai alternative mengurai kemacetan di tengah kota juga sebagai jalur yang bisa memperpendek jalur bangil dan ngoro-teluk lamong.
             Sementara itu 75 persen hingga 80 persen pembangunan JLLB dan JLLT yang masuk wilayah Surabaya  menggunakan sarana dan prasarana milik pengembang yang akan diserahkan untuk kepentingan jalan, sehingga tidak terlalu membebani Pemkot Surabaya, utamanya dengan masalah pembebasan lahan dan begitu pula untuk jalan yang ada di gresik dan sidoarjo selain menggunakan jalan dari pengembang wilayah ini memanfaatkan jalan-jalan yang sudah ada dan hanya perlu melakukan pelebaran dan pembebasan di beberapa titik.

 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 UMUM

                   Seluruh wilayah di Indonesia mengalami permasalahan lalu lintas yang sangat kompleks. Surabaya-sidoarjo-KRIAN-gresik adalah salah satu kota-kota besar di Indonesia yang mengalami perkembangan sangat pesat di bidang perekonomian, perdagangan dan perindustrian. Sebagai kota metropolitan, pertumbuhan di bidang tersebut tentu disertai dengan tingginya intensitas kegiatan dan pergerakkan manusia maupun barang. Selain itu daya tarik kegiatan ekonomi yang tinggi tersebut juga berdampak sosial secara langsung dengan tingginya angka urbanisasi. Sebagai konsekuensi logis dari besarnya jumlah penduduk dan tingginya intensitas kegiatan ekonomi tersebut adalah berkembangnya permasalahan transportasi perkotaan diatas. Permasalahan besar transportasi perkotaan yang dihadapi kota metropolitan Surabaya-gresik-sidoarjo yang sampai saat ini belum terpecahkan adalah kemacetan lalu-lintas dan buruknya pelayanan angkutan umum massal.
                   Kondisi tersebut mengharuskan Pemerintah provinsi jawa timur bersama-sama seluruh komponen masyarakat untuk secara sungguh-sungguh mencari alternatif-alternatif pemecahan masalah transportasi yang sekiranya mampu memecahkan masalah tanpa menimbulkan masalah baru yang lebih besar di kemudian hari dan ahli tata ruang SUPRIYANTO,SE mencoba memberi solusi jangka pendek dan panjangnya.

1.2 LATAR BELAKANG
                  Berbagai Upaya telah dilakukan oleh Pemerintah provinsi jawa timur, Kota Surabaya,kota gresik,kota sidoarjo dalam memperbaiki kinerja transportasi. Salah satu upaya pemecahan masalah transportasi di kota ini dengan membangun jaringan jalan baru yang melingkari kota Surabaya dengan terkoneksi dengan jaringan jalan kolektor,dan saat ini Pemerintah Kota Surabaya telah membangun sebagian jaringan jalan lingkar luar timur Kota Surabaya atau yang disebut OERR (Outer East Ring Road /JLLT ) yang menghubungkan wilayah selatan Surabaya dengan wilayah utara Surabaya dengan melalui akses kawasanSurabaya timur yang melintasi beberapa ruas dan Jalur Lingkar Luar BaratOWRR (Outer West Ring Road /JLLB) yang memecah kemacetan di pusat kota surabaya dari arah gresik,tuban,lamongan .

Gambar 1.1 Rencana OERR di Surabaya Timur dan OWRR di Surabaya barat

               Ahli tata ruang SUPRIYANTO,SE bahkan menambahkan kelak Pembangunan JLLT dan JLLB  harus dilakukan secara bertahap dan jangka panjang dengan tujuan menghubungkannya sampai wilayah pasuruan..
1. JLLT/OERR Dimulai dari akses Jembatan Tol Suramadu hingga Gunung Anyar.yang nantinya akan terhubung ke bandara juanda- kekota Sidoarjo-  BANGIL(PASURUAN) Alur akses JLLT memiliki panjang ± 50 kilometer (km) dengan lebar 60 meter (m) yang membentang dari wilayah jembatan SURAMADU-Kenjeran-Bulak-Mulyorejo-Sukolilo-Rungkut-Gunung Anyar –kota BANGIL
.
2. Sedangkan JLLB/OWRR, dengan panjang ±80 km dengan lebar 55 m untuk mengurangi kemacetan di daerah utara -Teluk Lamong - Surabaya (Lakarsantri citraland) Driyorejo -Petiken -Tenaru - Candinegoro - Pagerngumbuk - Ngoro (lihat dalam gambar).

                 JLLB akan mendukung akses jalan dari kawasan timur dan selatan mulai banyuwangi-pasuruan- malang - sidoarjo  menuju Pelabuhan Teluk Lamong atau kota kota lainnya tanpa melalui wilayah tengah kota Surabaya dan disamping sebagai alternative mengurai kemacetan di tengah kota juga sebagai jalur yang bisa memperpendek jalur bangil dan ngoro-teluk lamong

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 1.1
Gambar di bawah ini adalah rencana jalan JLLB dan JLLT pada titik-titik merah adalah jalan tol tidak berbayar/Lingkar Luar yang akan dikembangkan sedang titik kuning dari garis JLLB mulai dari wilayah Krian dan -pagerngumbuk-jalan arteri baru porong adalah tol berbayar sedang titik kuning dari garis JLLT mulai dari wilayah juanda-bangil pasuruan adalah tol berbayar





Sumber : Peta Dinas PU Cipta Karya Dan Tata Ruang Kota Surabaya

1.JALAN OERR yang mengalami perubahan dari simpang tiga menjadi simpang bersinyal empat  dengan tingkat kemacetan yang cukup tinggi adalah simpang Jl. kenjeran. Hampir setiap hari pada jam puncak simpang ini sangat padat dipenuhi kendaraan bermotor, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
                Dengan dibangunnya Jalan OERR yang beroperasi pada tahun 2018 maka hal ini akan sangat berpengaruh pada kinerja lalu lintas yang ada pada simpang bersinyal Jl. kenjeran Sumber permasalahan yang utama pada dasarnya adalah ketidakseimbangan antara prasarana dengan volume lalu lintas, kurang optimalnya kesadaran para pelaku pengguna jalan akan peraturan yang ada. Maka, diperlukan evaluasi dan analisa lebih lanjut tentang dampak dari hasil perencanaan pembangunan jalan OERR
                 Dari hasil analisa dan evaluasi tentang dampak pembangunan dari OERR yang akan ditemukan, kemudian dilakukan manajemen rekayasa lalu lintas pada titik simpang bersinyal yang berada disekitar OERR,
berikut ini Jalan Lingkar Luar Timur dan penetapan kawasan Konservasi di Pamurbaya



             Dalam site plan kawasan peruntukan permukiman Pemerintah Surabaya juga telah menetapkan koordinat baru untuk kawasan Konservasi hutan mangroev yaitu berada di titik koordinat 52-54 di wilayah Pamurbaya, Terlihat perubahan lebih banyak berada di wilayah medokan ayu tambak dan gunung anyar tambak yang sebelumnya dipaksakan berada di koordinat 50 sekarang digeser ke koordinat 52, ini semata demi rasa keadilan pemilik lahan di wilayah ini yang merasa adanya diskriminasi penetapan wilayah mangroev, karena seperti kita ketahui keberadaan pengembang property besar dapat membangun wilayahnya hingga di koordinat 53-54, tetapi terjadi sebaliknya di wilayah medokan ayu tambak dan gunung anyar tambak yang notabene masih dimiliki petani, nelayan, perorangan dan pengembang property kecil dipaksakan berada di koordinat 50.

2.JALAN OWRR yang mengalami perubahan dari simpang tiga menjadi simpang bersinyal empat  dengan tingkat kemacetan yang cukup tinggi adalah simpang Jl.Veteran,Jl.lakarsantri,Jl.Tenaru,Jl.Jatikalang,Jl.Pagerngumbuk .Hampir setiap hari pada jam puncak simpang ini sangat padat dipenuhi kendaraan bermotor, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
                  Dengan dibangunnya Jalan OWRR yang dimulai pada tahun 2015 maka hal ini akan sangat berpengaruh pada kinerja lalu lintas yang ada pada simpang bersinyal ,Sumber permasalahan yang utama pada dasarnya adalah ketidakseimbangan antara prasarana dengan volume lalu lintas, kurang optimalnya kesadaran para pelaku pengguna jalan akan peraturan yang ada. Maka, diperlukan evaluasi dan analisa lebih lanjut tentang dampak dari hasil perencanaan pembangunan jalan OERR dan OWRR
                  Dari hasil analisa dan evaluasi tentang dampak pembangunan dari OERR dan OWRR yang akan ditemukan, kemudian dilakukan manajemen rekayasa lalu lintas pada titik simpang bersinyal yang berada disekitar OERR dan OWRR,
                  Dari hasil manajemen rekayasa lalu lintas tersebut diharapkan sebagai perencanaan rekayasa lalu lintas pembangunan simpang OERR dan OWRR akan mendapatkan pertimbangan lebih baik oleh pemerintah khususnya Pemerintah pusat dan provinsi Jawa Timur dalam pengoperasian simpang OERR dan OWRR, dimana akan berpengaruh terhadap stabilitas lalu-lintas di kawasan timur Surabaya dan barat Surabaya .


I.3 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka perumusan masalah pada studi kasus simpang bersinyal yang bisa diambil adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja kondisi eksisting simpang bersinyal pada jalan-jalan tersebut sebelum direalilasikan Pembangunan OERR dan OWRR.
2. Bagaimana kinerja kondisi simpang bersinyal Jl. OERR dan OWRR yang baru tersebut sesudah direalisasikan pembangunan OERR dan OWRR.
3. Bagaimana manajemen rekayasa lalu - lintas pada simpang jalan -jalan tersebut sebelum direalisasikan pembangunan OERR dan OWRR.
4. Bagaimana manajemen rekayasa lalu- lintas pada simpang bersinyal Jl. OERR dan OWRR yang baru tersebut sesudah direalisasikan pembangunan OERR dan OWRR.

I.4 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah mendapatkan hasil evaluasi serta menganalisa dampak lalu-lintas pembangunan OERR dan OWRR terhadap kinerja lalu lintas pada jalan-jalan baru tersebut, Yaitu :

1. Mengevaluasi kinerja simpang eksisting pada simpang bersinyal pada jalan-jalan tersebut sebelum direalilasikan Pembangunan OERR dan OWRR.
2. Menganalisa kinerja simpang bersinyal Jl. . OERR dan OWRR yang baru tersebut sesudah direalisasikan pembangunan OERR dan OWRR.
3. Mengevaluasi manajemen rekayasa lalu lintas pada simpang jalan -jalan tersebut sebelum direalisasikan pembangunan OERR dan OWRR.
4. Menganalisa manajemen rekayasa lalu lintas pada simpang bersinyal Jl. OERR dan OWRR yang baru tersebut sesudah direalisasikan pembangunan OERR dan OWRR.

Dengan adanya penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang telah diberikan selama khususnya di bidang perencanaan prasarana transportasi lalu lintas, dalam dunia teknik sipil pada umumnya, dan semoga dapat menjadi salah satu referensi dalam merealisasikan rekayasa lalu lintas OERR dan OWRR.
 I.5 MANFAAT
1) Penulis dapat menganalisa dan mengevaluasi simpang bersinyal pada jalan-jalan tersebut sebelum direalilasikan Pembangunan OERR dan OWRR, sehingga dapat mengetahui solusi dari dampak lalu lintas yang terjadi akibat pembukaan jalan OERR dan OWRR.
2) Dapat digunakan sebagai tolok ukur apabila dilakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada pada jalan-jalan tersebut sebelum direalilasikan Pembangunan OERR dan OWRR.
I.6 BATASAN MASALAH
Batasan masalah yang akan dibahas pada Tugas Akhir analisa dampak lalu lintas pembangunan OERR dan OWRR terhadap kinerja simpang bersinyal pada jalan-jalan tersebut sebelum direalilasikan Pembangunan OERR dan OWRR ini adalah:
1. Survei volume lalu lintas ( dengan menggunakan rekam video) dilakukan pada jam – jam puncak (peak hour),yaitu pada puncak pagi (pukul 06:00 s/d 08:00) puncak siang (pukul 11:00 s/d 13:00), dan pada puncak sore (pukul 16:00 s/d 18:00) dilanjutkan dengan menghitung jumlah kendaraan dikomputer.
2. Simpang kenjeran akan menerima arus kendaraan dari arah utara Surabaya ruas akses Jembatan Suramadu.
3. Analisa kinerja pada periode 5 (lima) tahun kedepan diasumsikan tidak ada data bangkitan lalu lintas akibat rencana gedung baru. Ruas –ruas yang sudah dibebaskan oleh Pemerintah Kota Surabaya, sidoarjo dan gresik.
5. Pemecahan masalah (manajemen dan rekayasa lalu lintas )  merekomendasi pelebaran jalan.

LOKASI STUDI
Pada penulisan ini lokasi studi yang diambil adalah jalan JLLT DAN JLLB kota Surabaya, Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi studi tersebut dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :

Gambar 1.2  Peta Lokasi Persimpangan Yang Ditinjau

GAMBAR RENCANA JALAN DI SEKITAR RING SATU DAN RING DUA PROVINSI JAWA TIMUR
GERBANG KRITOSUSILA (GRESIK - BANGIL PASURUAN - KRIAN - MOJOKERTO - SURABAYA - SIDOARJO - LAMONGAN ) Penggantian istilah Gerbang Kertosusila menjadi Gerbang Kritosusila karena hal ini didukung pula dengan adanya rencana pemekaran pulau madura sebagai Provinsi madura yang mana kemungkinan besar Provinsi Jawa Timur akan kehilangan 4 kabupaten dan sebagai gantinya dapat memekarkan 4 kabupaten baru di Provinsi Jawa Timur salah satunya kabupaten Suroboyo di Krian (Penggabungan dari wilayah sidoarjo Barat dan Gresik Selatan dengan Ibukota Kabupaten berada di Kecamatan Krian) sebagai imbas hilangnya 4 kabupaten dari pulau madura setelah adanya pemekaran sebagai Provinsi Madura.





DAERAH OTONOMI BARU